Selain itu juga dianggap hanya membuang-buang anggaran negara, karena UN hanya mengukur kapasitas hafalan dan belum mampu menyentuh kemampuan nalar siswa. Ditambah lagi akan memberikan dampak negatif bagi siswa karena tekanan psikologis akibat tuntutan harus lulus.
Di sisi lain, peniadaan itu dinilai dapat menciptakan generasi Indonesia yang lembek. Akan membuat siswa menjadi malas lalu kehilangan semangat dan motivasi belajar.
Terlepas dari pro-kontra yang terjadi, penghapusan UN tahun ini terbilang mulus tanpa hambatan. Tidak ada demonstran memenuhi jalan. Tidak diwarnai pula dengan aksi protes yang berkepanjangan.
Bagi mereka yang selama ini sudah sangat vokal dalam mendukung penghapusan UN, agaknya ini adalah waktu yang tepat untuk berterima kasih kepada Corona.
Sebagian besar siswa mengaku senang dan lega, namun ada pula yang merasa kecewa karena telah mempersiapkan diri menghadapi ujian dari jauh-jauh hari. Bagi mereka, UN adalah ajang pembuktian diri untuk menuju ke tahap pendidikan selanjutnya.
Adik saya adalah salah satu dari mereka yang dinyatakan lulus tanpa UN, karena telah resmi ditiadakan oleh pemerintah lebih awal dari rencana 2021.
Tanpa UN, tanpa perpisahan, tanpa tangis bahagia, tanpa jabat tangan serta pelukan, dan tanpa tanpa lainnya.
Meski begitu, lulusan angkatan 2020 dirasa spesial oleh Najwa Shihab. Sampai-sampai ia memberikan apresiasi khusus dengan menyebut mereka sebagai angkatan emas Indonesia.
Mbak Nana juga memberikan pembelaan terkait tudingan netizen yang menyebut lulusan tahun ini sebagai 'Angkatan Corona'. Lantas ia memberikan alternatif sebutan lain yakni angkatan LDR, karena sudah terbiasa dengan jarak.
Barangkali hanya dua hal yang saya rasakan ketika mengetahui adik saya yang duduk di bangku SMP bisa lulus di tahun 2020, yaitu bangga dan lega.
Alasan kenapa saya bangga yaitu karena adik saya mendapatkan apresiasi dari mbak Nana. Dan yang membuat saya lega adalah karena saya tidak perlu khawatir lagi adik saya mampu lulus atau tidak.