Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mirip Backpacker, Profesi Ini Sering Keliling Indonesia

30 Mei 2020   18:01 Diperbarui: 31 Mei 2020   02:01 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai di Pecatu langsung menghadap Samudra Hindia | dokpri

"Maaf Pak, boleh minta tolong?"
"Ada keperluan apa?"
"Kami mau wawancara dengan Bapak."
"Boleh, saya turun."

Seketika itu juga beliau turun dari pohon cengkeh setinggi 15-an meter yang sedang ia panen. Dan sesampainya di bawah, ia pun langsung menjabat tangan kami dengan sangat ramah.

Diraihnya karung cengkeh, lalu dihamparkannya tepat di bawah rimbunnya pepohonan cengkeh yang sudah siap panen sebagai alas duduk kami.

Harum aroma cengkeh bahkan sudah tercium sebelum kami tiba di kebun milik beliau. Sejuknya udara pegunungan menemani kami di sepanjang perjalanan menuju perkebunan warga.

Wawancara dengan pak Angelus | dokpri
Wawancara dengan pak Angelus | dokpri
Beliau adalah Angelus, sekira 60 tahun, petani cengkeh asal Desa Mano, Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pak Angelus adalah salah satu warga Manggarai yang menggantungkan hidupnya dari kearifan lokal melalui hasil alam seperti cengkeh, kopi, coklat, kapuk, kemiri, vanili dan komoditas perkebunan unggulan lainnya.

Dari beliau lah saya belajar sedikit ilmu tentang perkebunan--komoditas cengkeh--meliputi harga, hama, masa panen serta perawatannya.

Ketika memasuki Ruteng, anggapan saya tentang Pulau Flores yang hanya terdiri dari bukit-bukit sabana gersang seketika sirna. Sepanjang sisi selatan area ini membentang hutan hujan tropis yang lebat menghiasi jajaran perbukitan Mando Sawu hingga ke arah kaki anak gunung Ranakah.

Jika kita melakukan perjalanan menjelajah Flores, pemandangan bukit-bukit gersang hanya akan kita jumpai di beberapa area ujung barat Flores atau di sekitar wilayah Labuan Bajo.

Ruteng adalah sebuah Kecamatan yang juga menjadi pusat administrasi Kabupaten Manggarai dengan ketinggian 1200 mdpl, memiliki kontur berbukit-bukit dengan sebaran vegetasi yang didominasi hutan homogen.

Dengan jarak tempuh 1 jam via pesawat terbang dari Bandara Ngurah Rai Bali, kemudian dilanjutkan dengan 4 jam perjalanan darat ke arah selatan dari Labuan Bajo menggunakan minibus travel.

Kedatangan saya ke Ruteng adalah dalam rangka penilaian guna pembebasan lahan jalur transmisi saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 70 KV Ruteng-Bajawa pada tahun 2016. Proyek prestisius yang digagas oleh PLN untuk memperkuat jaringan listrik di Pulau Flores.

Saat itu saya juga berkesempatan menikmati keindahan sawah adat Lingko Spider Web yang terletak di Desa Cancar, sekitar 17 km sebelah barat Ruteng. Sesuai namanya, bidang sawah itu berbentuk sarang laba-laba yang merupakan konsep pembagian lahan sawah adat penduduk lokal.

Danau Ranamese | indonesia.travlr.com
Danau Ranamese | indonesia.travlr.com
Danau Ranamese di lereng anak gunung Ranakah juga tak lolos dari jangkauan saya, sebuah danau tropis yang sangat indah dengan airnya yang berwarna hijau kristal dan dikelilingi rimbunnya hutan belantara. Sebuah potret betapa masyarakat Manggarai sangat menjaga kelestarian hutan beserta fauna penghuninya.

Namun sayang, saya melewatkan Desa Adat Waerebo karena keterbatasan jarak dan waktu, padahal desa adat itu yang paling populer di kalangan turis lokal maupun mancanegara.

Bagi yang ingin berkunjung ke Ruteng dan ingin mencoba gaya hidup backpacker, saya sarankan untuk memilih Hotel Rima dengan gaya arsitektur kayu sebagai persinggahan. Selain ekonomis, Hotel Rima juga menyediakan penyewaan sepeda motor serta tiket travel. Kue Kompiang khas Manggarai dan kopi Flores yang mereka sediakan merupakan kolaborasi yang paripurna untuk menu sarapan pagi.

Dalam praktiknya, appraiser dituntut menguasai beragam disiplin ilmu seperti ekonomi, teknik sipil, matematika, perkebunan, geografi, pertambangan, pertanian, peternakan, perhutanan atau ilmu tukang sekalipun jika memang dibutuhkan. Semua disiplin ilmu itu berkombinasi menjadi sebuah bidang ilmu yang disebut penilaian (appraisal).

Bahkan pimpinan saya pernah meminta untuk sering-sering bertanya ke tukang atau mendatangi depo bahan bangunan untuk mempelajari karakteristik material bangunan serta harganya di pasaran.

Wawancara saya dengan Pak Angelus adalah suatu upaya untuk belajar ilmu perkebunan langsung dari pelakunya. Prinsipnya, kita bisa belajar disiplin ilmu yang menunjang profesi appraiser dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun.

Sebab aset yang dinilai tidak hanya sebatas rumah dan tanah kosong. Mulai dari kendaraan, berbagai mesin, hasil tambang, perkebunan, peternakan dan perhutanan, serta berbagai macam keperluan bisnis juga termasuk dalam jangkauan penilaian. Karena pada dasarnya appraiser mampu menilai apa saja yang memiliki nilai ekonomis.

Appraiser atau penilai merupakan sebuah profesi yang memiliki kualifikasi dan kompetensi untuk melakukan pekerjaan penilaian, sesuai dengan keahlian dan profesionalisme yang dimiliki dengan mengacu kepada standar penilaian yang berlaku. 

Banyak orang beranggapan bahwa appraiser adalah tukang ukur atau bahkan juru foto. Anggapan itu tak sepenuhnya salah, karena memang salah satu pekerjaan kami yaitu mengukur dan mengambil foto bangunan yang dinilai.

Yang membedakan adalah proses penilaian pasca survei karena membutuhkan pengetahuan dan kompetensi tentang penilaian untuk menghasilkan laporan penilaian yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Profesi penilai di Indonesia mengacu kepada Standar Penilaian Indonesia (SPI), Kode Etik Penilaian Indonesia (KEPI), ketentuan Masyarakat Asosiai Penilai Indonesia (MAPPI) serta hal lainnya terkait dengan pekerjaan penilaian sesuai aturan yang ditetapkan oleh Kementrian Keuangan dan OJK.

Seorang appraiser terlebih dulu harus terdaftar di Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) dan memiliki sertifikasi khusus dengan mengikuti pendidikan berjenjang yang diselenggarakan oleh MAPPI agar bisa melakukan penilaian.

Penilaian sendiri adalah proses pekerjaan untuk memberikan estimasi dan pendapat atas nilai ekonomis suatu obyek penilaian pada saat tertentu sesuai dengan Standar Penilaian Indonesia (SPI).

Area kerja seorang appraiser dalam naungan KJPP mencakup seluruh wilayah Indonesia. Karena alasan itulah saya berkesempatan mengunjungi daerah-daerah yang sebelumnya belum pernah terpikirkan untuk saya kunjungi.

Selama bekerja, hampir seluruh kota atau kabupaten di Jawa Timur sudah saya jelajahi sesuai penugasan. Sebagian wilayah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, Pulau Madura, Bali dan NTT juga terhitung dalam wilayah penugasan yang pernah saya dapatkan.

Oleh karena itu, handuk kecil dan peralatan mandi adalah hal yang wajib berada di dalam tas, karena tidak selamanya seorang appraiser memperoleh fasilitas mewah dalam setiap penugasannya. Terlebih jika ditugaskan ke wilayah-wilayah yang belum terjamah modernisasi.

Belum lagi uang saku yang diberikan terkadang jauh dari ekspektasi, sehingga mengharuskan seorang appraiser untuk pandai dalam menggunakan uang selama perjalanan.

Hotel atau penginapan budget adalah pilihan yang masuk akal ketika ranah penugasannya berada di luar daerah. Tidak jarang saya menghabiskan malam untuk tidur di dalam bus dan mandi di toilet umum terminal di pagi harinya. Sebuah gaya hidup yang tidak asing bagi seorang backpacker.

Dalam tempo sehari saya bisa menempuh 12-14 jam perjalanan pulang-pergi menggunakan bis jika pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dalam sehari. Tidak terbayang begitu melelahkannya profesi satu ini.

Profesi appraiser bukannya tanpa hambatan, keterbatasan transportasi di beberapa wilayah terpencil kerap menjadi penghambat untuk menuju lokasi obyek penilaian. Mempelajari karakteristik wilayah serta moda transportasi yang tersedia sebelum menuju ke lokasi merupakan suatu keharusan untuk menimalisir hambatan tersebut.

Berbagai moda transportasi mulai dari becak, ojek pangkalan, angkot, ojek online, taksi online, mobil sewaan, bus, kapal laut hingga pesawat terbang pernah saya gunakan selama penugasan. Apapun moda transporatisnya, asalkan bisa tiba di lokasi dengan aman dan selamat.

Belum lagi jika menyangkut data penunjang yang dibutuhkan untuk mengerjakan laporan penilaian. Bilamana metode penilaian menggunakan perbandingan data pasar, maka akan dibutuhkan sekurang-kurangnya 3-4 data penunjang yang harus didapatkan di lapangan pada saat dilakukan survei.

Sedangkan di beberapa daerah terpencil data semacam itu sangat sulit untuk didapatkan. Dan sebagai alternatif terakhir adalah dengan meminta data ke aparatur daerah setempat, itupun tidak mudah tapi harus dilakukan demi berjalannya proses penilaian.

Hal yang paling menyenangkan bagi seorang appraiser adalah ketika hari penugasan berdekatan dengan weekend. Setelah menyelesaikan pekerjaan artinya kita bisa mengunjungi spot-spot menarik di daerah dimana kami ditugaskan. Istimewanya lagi, apabila daerah penugasan tersebut adalah destinasi wisata, taruhlah Bali.

Kebetulan sudah beberapa kali saya ditugaskan ke Pulau Dewata, mulai dari penilaian apartemen hingga tanah kosong. Saya tidak pernah menemukan kesulitan berarti untuk mendapatkan penginapan dan moda transportasi murah selama di Bali.

Sebuah penginapan budget di Poppies Lane bisa didapat hanya dengan tarif Rp 100 ribu per malam. Dan dengan uang Rp 60 ribu kita sudah bisa menyewa sepeda motor matik seharian.

The Haven Seminyak Bali | dokpri
The Haven Seminyak Bali | dokpri
Saat itu saya ditugaskan untuk menilai sebuah apartemen yang terletak dekat dengan Pantai Kuta, yaitu The Haven Bali Seminyak. Sebuah hotel dan apartemen berkonsep hijau dibalut dengan gaya arsitektur tropis modern bernuansa Bali yang sangat menakjubkan.

Pantai di Pecatu langsung menghadap Samudra Hindia | dokpri
Pantai di Pecatu langsung menghadap Samudra Hindia | dokpri
Pantai di Pecatu yang langsung menghadap Samudra Hindia | dokpri
Pantai di Pecatu yang langsung menghadap Samudra Hindia | dokpri
Selain itu, sebuah tanah kosong yang langsung menghadap ke Samudra Hindia dan berada di ujung selatan Pulau Bali juga termasuk dalam daftar penugasan saya. Lokasi tanah tersebut terletak di Jalan Batu Bolong, Pecatu, Kabupaten Badung. Tepat di sebelah Ocean Wedding Chapel yang biasa dipakai untuk menggelar pesta pernikahan mewah.

Pantai Kuta | dokpri
Pantai Kuta | dokpri
Pantai Pandawa | dokpri
Pantai Pandawa | dokpri
Pantai Pandawa | dokpri
Pantai Pandawa | dokpri
Pantai Pandawa | dokpri
Pantai Pandawa | dokpri
Menikmati Pantai Pandawa | dokpri
Menikmati Pantai Pandawa | dokpri
Pada kesempatan yang sama, saya pergunakan waktu luang selama weekend untuk menikmati keindahan Pantai Kuta serta Pantai Pandawa menggunakan sepeda motor matik yang saya sewa dari penginapan di Poppies Lane.

Selain karena murah, dengan ber-sepeda motor saya tidak akan melewatkan satu pun pemandangan di sepanjang jalan yang didominasi rumah-rumah adat khas Bali dan tebing kapur sebelum memasuki komplek Pantai Pandawa. 

Bisa disimpulkan bahwa, appraiser adalah sebuah profesi yang memungkinkan kita untuk mengunjungi daerah-daerah yang tidak terduga dan belum pernah kita kunjungi sebelumnya sesuai lingkup penugasan, yang mengharuskan seorang appraiser menerapkan gaya hidup ala backpacker. Kerja rasa piknik!

"Don't be a tourist, be a traveler backpacker"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun