Kedatangan saya ke Ruteng adalah dalam rangka penilaian guna pembebasan lahan jalur transmisi saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 70 KV Ruteng-Bajawa pada tahun 2016. Proyek prestisius yang digagas oleh PLN untuk memperkuat jaringan listrik di Pulau Flores.
Saat itu saya juga berkesempatan menikmati keindahan sawah adat Lingko Spider Web yang terletak di Desa Cancar, sekitar 17 km sebelah barat Ruteng. Sesuai namanya, bidang sawah itu berbentuk sarang laba-laba yang merupakan konsep pembagian lahan sawah adat penduduk lokal.
Namun sayang, saya melewatkan Desa Adat Waerebo karena keterbatasan jarak dan waktu, padahal desa adat itu yang paling populer di kalangan turis lokal maupun mancanegara.
Bagi yang ingin berkunjung ke Ruteng dan ingin mencoba gaya hidup backpacker, saya sarankan untuk memilih Hotel Rima dengan gaya arsitektur kayu sebagai persinggahan. Selain ekonomis, Hotel Rima juga menyediakan penyewaan sepeda motor serta tiket travel. Kue Kompiang khas Manggarai dan kopi Flores yang mereka sediakan merupakan kolaborasi yang paripurna untuk menu sarapan pagi.
Dalam praktiknya, appraiser dituntut menguasai beragam disiplin ilmu seperti ekonomi, teknik sipil, matematika, perkebunan, geografi, pertambangan, pertanian, peternakan, perhutanan atau ilmu tukang sekalipun jika memang dibutuhkan. Semua disiplin ilmu itu berkombinasi menjadi sebuah bidang ilmu yang disebut penilaian (appraisal).
Bahkan pimpinan saya pernah meminta untuk sering-sering bertanya ke tukang atau mendatangi depo bahan bangunan untuk mempelajari karakteristik material bangunan serta harganya di pasaran.
Wawancara saya dengan Pak Angelus adalah suatu upaya untuk belajar ilmu perkebunan langsung dari pelakunya. Prinsipnya, kita bisa belajar disiplin ilmu yang menunjang profesi appraiser dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun.
Sebab aset yang dinilai tidak hanya sebatas rumah dan tanah kosong. Mulai dari kendaraan, berbagai mesin, hasil tambang, perkebunan, peternakan dan perhutanan, serta berbagai macam keperluan bisnis juga termasuk dalam jangkauan penilaian. Karena pada dasarnya appraiser mampu menilai apa saja yang memiliki nilai ekonomis.
Appraiser atau penilai merupakan sebuah profesi yang memiliki kualifikasi dan kompetensi untuk melakukan pekerjaan penilaian, sesuai dengan keahlian dan profesionalisme yang dimiliki dengan mengacu kepada standar penilaian yang berlaku.Â
Banyak orang beranggapan bahwa appraiser adalah tukang ukur atau bahkan juru foto. Anggapan itu tak sepenuhnya salah, karena memang salah satu pekerjaan kami yaitu mengukur dan mengambil foto bangunan yang dinilai.