Sampai jingga kembali
Aku tetap kehilangan kata
Kata yang terus kusimpan
Didalam riuh dan sesak buku harianku
Aku ingin memetik sehelai daun sinur pada taman terlarang
Menjadikannya makna guratan jiwaku
Sebagai janji
Sebagai sumpah
Demi nama yang kusembunyikan
Bersama hatiku yang bisu
Tapi biarlah jingga itu kembali lagi
Pada tempat yang sesungguhnya
Sebab keindahannya
Tak bisa kupersembahkan untuk dia yang paling rahasia
Menjadi dewi di anganku
Menjadi mahligai dikelupaanku
Aku,,,, tengah mencintai ketiadaan insan
Sebab aku baru saja melangkah untuk melihat cinta yang memanggilku
Dari balik dahan dahan kepolosan......
bersambung... (dalam Buku Kitab Semilir)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H