Mohon tunggu...
Kisya WENs
Kisya WENs Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN Langensari 01

Penulis yang menyukai traveling dan kuliner serta Guru Pendamping Khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara Noda dan Cela

4 Februari 2023   18:58 Diperbarui: 4 Februari 2023   19:00 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Hiks...hiks...hiks, aku harus bagaimana pak bu ?" Sayup kudengar  ratapan tangis kembali seorang wanita yang begitu mengiris sisi hatiku paling dalam. Kutajamkan pendengaranku kali ini, siapakah gerangan yang berbicara. Kubangunkan suamiku untuk ikut mendengarkan suara isak tangis di sebelah tempat tidurku.

"Mas, bangun coba dengar suara siapa itu ?"

"Gak ada siapa-siapa dek, tidurlah kembali !"  Aku mencoba memejamkan mata kembali, namun tak bisa. Suara rintihan wanita itu kembali terdengar, aku takut untuk menyibak tirai disebelahku. Namun rasa penasaran semakin merasuki diriku untuk mengetahui siapa gerangan yang menangis ditengah malam.

Hingga pagi menjelang, rasa penasaran yang menyerangku semalam tak dapat ku bendung lagi. Dengan alasan ingin ke kamar mandi, aku minta tolong kepada suamiku untuk membawaku menuju kamar mandi di ujung kamar 302 yang aku tempati. Sengaja saat melintasi kamar yg hanya dibatasi tirai coklat aku menoleh untuk mengetahui siapa dia, betapa terkejutnya aku, ternyata semua kamar disebelahku kosong.

"Kenapa, gak percaya kalau tidak ada orang hemm " goda suamiku

"Jadi setiap malam aku berhalusinasi?" Batinku

Baca juga: Matahariku

Seakan tau tanya yang ada dalam hatiku. Selesai dari kamar mandi, suamiku pun bercerita jika sebenarnya setiap malam ada seorang gadis tidur di sebelah ku dan pagi-pagi benar gadis itu dibawa ke ruang terapi untuk menjalankan pengobatan. Karena gadis tersebut ditemukan menjadi korban bullying dan pemerkosaan di gudang sekolahnya serta gadis tersebut saat ini dinyatakan hamil oleh dokter, tragisnya lagi kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan saat akan datang ke rumah sakit melihat keadaannya. Jadi  saat ini gadis itu sebatang kara tidak mempunyai sanak saudara satupun.  Kasihan gadis itu hidup dalam noda dan cela saat ini. Sudah ternoda oleh orang yang tidak bertanggung jawab dan hidup penuh cela oleh masyarakat yang tidak tau kebenaran cerita hidupnya. 

"Kenapa mas semalam bilang tidak ada orang" sungut ku 

"Karena kamu harus istirahat, dan memulihkan kesehatan kamu sendiri. Kalau mas kasih tau, pasti kamu banyak nanya terus gak tidur-tidur." 

Baca juga: Perih

Aku pun merenung kembali, dunia saat ini benar-benar semakin jahat. Hidup antara noda dan cela ditengah masyarakat bagi seorang gadis yang sebatang kara suatu cobaan yang luar biasa. Mendekat pada Illahi Robbi adalah satu-satunya jalan agar tetap menjaga kewarasan hidup.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun