Mohon tunggu...
Kisya WENs
Kisya WENs Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN Langensari 01

Penulis yang menyukai traveling dan kuliner serta Guru Pendamping Khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai kebajikan Sebagai Pemimpin

23 Oktober 2022   21:04 Diperbarui: 23 Oktober 2022   21:07 3874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik"
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). Bob Talbert

Seorang pendidik adalah juga seorang pemimpin pembelajaran disekolah , Dari kutipan Bob Talbert di atas  mempunyai kaitan dalam proses pembelajaran saat ini . Dimana seorang pemimpin pembelajaran menghadapi dilema etika dalam mengambil keputusan dimana seorang pemimpin pembelajaran harus membuat keputusan kebenaran vs benar. disatu sisi harus mengajarkan tentang konten pembelajaran sedangkan disisi lain juga harus mendidik karakter anak. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita jika pengambilan keputusan dapat di pertanggungjawabkan dan memiliki keberpihakan pada murid serta dapat menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, aman, dan kondusif. Lalu bagaimana kita sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan ?,  Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita dapat mengambil keputusan dalam pelaksanaan atau proses pembelajaran dengan megedepankan keberpihakan pada murid, melalui pembelajaran berdiferensiasi maupun pembelajaran sosiol emosional di dalam kelas. Sejalan dengan kutipan dari Bob Talbert tadi, (Education is the art of making man ethical) Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis, kutipan yang diungkapkan oleh  Georg Wilhelm Friedrich Hegel  ini juga memberi gambaran tentang pengambilan keputusan dilema etika maupun bujukan moral bagi kita seorang pemimpin pembelajaran mengambil keputusan dengan memperhatikan nilai-nilai kebajikan sehingga pendidikan untuk memanusiakan manusia dapat tercapai. 

Seperti dalam semboyan Patrap Triloka yang berbunyi Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Filosofi Ki Hajar Dewantara ini memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin yang artinya seorang pemimpin pembelajaran di depan menjadi panutan, di tengah membangkitkan semangat, dari belakang memberikan motivasi. dimana seorang pemimpin pembelajaran saat mengambil keputusan dalam kasus dilema etika maupun bujukan moral dapat menjadi contoh atau panutan dan keputusan yang diambil dapat  membangkitkan semangat serta menjadi motivasi bagi semua orang. 

Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri kita dapat berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan salah satunya adalah nilai kebajikan tanggung jawab, suatu keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran haruslah dapat dipertanggungjawabkan. sikap tanggung jawab yang kita miliki dalam mengambil keputusan mencerminkan dari prinsip-prinsip dari pengambilan keputusan sehingga terwujud wellbeing dalam lingkungan pendidikan. 

Pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil dirasakan lebih efektif melalui kegiatan coaching, oleh karena dalam kegiatan coaching, seorang pemimpin pembelajaran dapat menggali potensi-potensi yang ada pada coachee dimana keputusan-keputusan yang diambil dalam proses pembelajaran dalam mewujudkan wellbeing dalam ekosistem pendidikan di sekolah.

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika. Oleh karena guru yang memiliki kesadaran diri yang baik akan menunjukkan karakter dan integritas dalam pengambilan suatu keputusan. seorang guru juga harus dapat mengelola emosional, pikiran, dan perilaku diri secara efektif agar dapat memahami suatu kasus dilema etika yang muncul baik dari rekan sejawat maupun murid sehingga keputusan yang di ambil dapat dipertanggungjawabkan.

Pada pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik  saat mengambil keputusan yaitu kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab, dan penghargaan untuk hidup.  setiap pengambilan keputusan masalah moral dan etika yang dapat dipertanggungjawabkan serta berpihak pada murid diharapkan seorang pemimpin pembelajaran selalu berpijak pada nilai-nilai tersebut sehingga iklim pendidikan yang nyaman dan kondusif dapat tercapai.

Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Seorang pemimpin pembelajaran sangat berperan penting dalam menciptakan lingkungan pembelajaran tersebut, dengan sistem among  suatu prinsip yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara serta pola pikir inkuiry apresiatif diharapkan seorang pemimpin pembelajaran mampu membuat keputusan yang berpihak pada anak untuk menuntun tumbuh kembang murid sesuai kodrat yang dimilikinya.

tantangan-tantangan di lingkungan yang dihadapi dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini adalah waktu, kondisi lingkungan, dan karakter/kepribadian dari subjek maupun objek yang mungkin bisa dikatakan kurang kooperatif serta belum memahami apa itu yang namanya kemufakatan dalam suatu ranah lingkungan. tantangan-tantangan ini berakitan dengan perubahan paradigma dalam mengambil keputusan dalam proses pembelajaran seperti individu vs kelompok, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran vs kesetiaan, dan jangka pendek vs jangka panjang seringkali muncul sehingga pengambilan keputusan dilema etika maupun bujukan moral harus segera dilaksanakan.

Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita dan Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda.  Dalam pengambilan keputusan dilema etika pada proses pembelajaran sudah seharusnya kita sebagai seorang pemimpin pembelajaran memperhatikan 4 paradigma yang dapat kita jadikan pijakan  agar keputusan tersebut dapat berpihak kepada murid serta menjadikan murid meraih kebebasan dalam pembelajaran dan murid berkembang sesuai kodrat alam maupun kodrat jaman yang mencerminkan profil pelajar pancasila maupun nilai-nilai kebajikan universal lainnya.

Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya oleh karena setiap keputusan dari solusi masalah dilema etika maupun bujukan moral yang diambil oleh pemimpin pembelajaran dengan mempertimbangkan paradigma jangka panjang serta jangka bagi kehidupan atau masa depan murid.

Dalam pengambilan keputusan haruslah memperhatikan  tiga unsur yaitu nilai-nilai kebajikan universal, bertanggung jawab dari segala konsekuensi, dan keperpihakan pada murid. selain itu pengambilan keputusan juga dapat berpijak pada patrap triloka dari Ki Hajar Dewantara, nilai-nilai dan peran seorang guru, mengutamakan keberpihakan pada murid melalui pembelajaran berdiferensiasi maupun pembelajaran sosial emosional dengan menggunakan pendekatan coaching.

suatu permasalahan dikatakan dilema etika  apabila kasus tersebut benar lawan benar, sedangkan bujukan moral jika terdapat kasus benar lawan salah. hal tersebut dapat diketahui melalui penerapan 4 paradigma, 3 prinsip, 9 langkah pengujian dalam pengambilan keputusan. hal-hal diluar dugaan saya ketika suatu masalah melalui uji legalitas kedapatan melanggar hukum maka  langkah-langkah pengambilan keputusan tidak perlu kagi dilanjutkan. 

Sebelum mengetahui bahwa pengambilan keputusan dalam masalah dilema etika harus melalui langkah-langkah tertentu, seringkali seorang pemimpin pembelajaran hanya sampai tahapan  penerapan 4 paradigma atau hanya menggunakan 3 prinsip dalam pengambilan keputusan. sehingga seringkali keadilan lawan kasihan sebagai tolak ukur pengambilan keputusan sering terjadi. pemahaman tentang pengambilan keputusan pada masalah dilema etika maupun bujukan moral haruslah dimiliki seorang pemimpin pembelajaran, sehingga setiap keputusan yang diambil sesuai dan tidak merugikan salah satu pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun