Larangan merokok di masjid juga mencerminkan kepedulian terhadap sesama. Asap rokok tidak hanya berdampak pada perokok itu sendiri, tetapi juga pada orang lain yang berada di sekitarnya. Perokok pasif, yaitu orang yang terpapar asap rokok tanpa merokok, berisiko mengalami gangguan kesehatan yang sama dengan perokok aktif. Oleh karena itu, menjadikan masjid bebas dari rokok adalah langkah nyata untuk melindungi jemaah, terutama anak-anak, orang tua, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Untuk menciptakan masjid yang bebas dari rokok, diperlukan kesadaran bersama dari pengelola masjid, jemaah, serta masyarakat sekitar. Pengelola masjid dapat memasang papan pengumuman yang mengingatkan agar tidak merokok di sekitar area masjid. Selain itu, edukasi tentang bahaya merokok dan pentingnya menjaga kebersihan juga harus dilakukan, baik melalui khutbah, ceramah, maupun kegiatan komunitas.
Selain itu, menyediakan area khusus untuk merokok di luar masjid juga bisa menjadi solusi agar masjid tetap bebas dari asap rokok, sementara tetap menghormati hak individu yang merokok. Dengan langkah-langkah ini, masjid akan menjadi tempat yang lebih bersih, sehat, dan nyaman bagi semua orang.
Masjid harus bebas dari rokok bukan hanya karena alasan kesehatan, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan terhadap tempat ibadah yang suci. Dengan menjaga masjid dari asap rokok, kita turut menjaga kebersihan, kenyamanan, dan keselamatan jemaah yang datang untuk beribadah. Selain itu, hal ini juga merupakan upaya untuk memberi contoh yang baik bagi generasi muda agar mereka tumbuh dengan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat. Marilah kita bersama-sama menjaga masjid sebagai tempat yang suci, bebas dari rokok, dan menjadi sumber kedamaian bagi umat Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H