Ada beberapa agroekosistem yang harus diperhatikan dalam pertanian seperti saprodi, budidaya, pengolahan hasil dan pasar, seluruh bagian dari agroekosistem ini harus ditunjang dengan penyuluhan pertanian yang professional. Sebelum penyuluh ke lapangan harus sudah ada potensi dan masalah yang dibawa dan seorang penyuluh professional wajib melakukan IPW. Hal inilah yang menjadikan IPW merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam melakukan penyuluhan pertanian. Data sekunder yang dicari dalam penyusunan IPW yaitu jumlah penduduk, penguasaan lahan, umur, jumlah kelompok penting digunakan untuk penyuluhan pertanian.
Setelah identifikasi dilakukan barulah pengambilan masalah dapat dilakukan, dalam pengambilan masalah terdapat beberapa alat yang dapat digunakan yaitu PRA, GMP dan SWOT. Analisis masalah menggunakan PRA yaitu melalui pemetaan wilayah dan melihat kondisi di kalurahan sedangkan GMP melalui analisis Gawat, Mendesak, dan Penyebaran setelah itu baru bisa dilihat mana yang paling dibutuhkan. Sedangkan jika menggunakan analisis SWOT, maka analisis yang dilakukan berdasarkan kekuatan dan kelemahan dari dalam dan luar masalah yang ingin dipecahkan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa identifikasi potensi wilayah dapat dijadikan pedoman penyuluhan pertanian yang partisipatif sesuai kearifan local, penyuluh tidak bisa memaksakan kehendak untuk melaksanakan kegiatan diluar kesepakatan bersama pelaku utama pertanian. Kebijakan maupun program pemerintah akan berhasil jika disingkronisasi dengan kearifan local, saat keduanya bersinergi, apapun program pemerintah akan berjalan dan berkelanjutan.
Penulis,
Kiswanta, A.Md,
Penyuluh Pertanian Pelaksana,
BPP Kismo Angratani Pandak
Wilbinsus Kalurahan Gilangharjo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H