Mohon tunggu...
Diajeng Bunga A
Diajeng Bunga A Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Innovations never dies

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Darurat Pendidikan"

12 April 2017   09:00 Diperbarui: 12 April 2017   16:30 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ki Hajar Dewantara

Maraknya tingkah laku agresif dan negatif akhir-akhir ini yang dilakukan pelajar (bahkan juga antar mahasiswa) merupakan sebuah kajian yang menarik untuk dibahas. Perkelahian antar pelajar yang pada umumnya masih remaja sangat merugikan dan perlu upaya untuk mencari jalan keluar dari masalah ini atau setidaknya mengurangi. Belum lagi masalah penyalahgunaan penggunaan narkoba maupun konsumsi minuman keras. Perkembangan teknologi yang terpusat pada kota-kota besar mempunyai korelasi yang erat dengan meningkatnya perilaku agresif yang dilakukan oleh remaja kota.

Betapa menyedihkannya situasi pendidikan negara kita.  Bayangkanlah bersama, seorang pelajar dengan bangga membawa clurit dan melukai orang lain hingga meninggal. Pantaskah ia disebut orang terpelajar atau berpendidikan?

FAKTOR PENYEBAB

Ada dua faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang dimaksud dengan faktor internal di sini adalah faktor yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru oleh remaja dalam menanggapi miliu di sekitarnya dan semua pengaruh dari luar. Perilaku merupakan reaksi ketidakmampuan dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar. Sedangkan faktor eksternal adalah sebagai berikut:

1. Faktor keluarga

  • baik buruknya rumah tangga atau berantakan dan tidaknya sebuah rumah tangga.
  • perlindungan lebih yang diberikan orang tua.
  • penolakan orang tua, ada pasangan suami istri yang tidak pernah bisa memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu.
  • pengaruh buruk dari orang tua, tingkah laku kriminal dan tindakan asusila.

2. Faktor lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan bisa berupa bangunan sekolah yang tidak memenuhi persyaratan, tanpa halaman bermain yang cukup luas, tanpa ruangan olah raga, minimnya fasilitas ruang belajar, jumlah murid di dalam kelas yang terlalu banyak dan padat, ventilasi dan sanitasi yang buruk dan lain sebagainya.

3. Faktor lingkungan

Lingkungan sekitar yang tidak selalu baik dan menguntungkan bagi pendidikan dan perkembangan remaja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun