Maeman Jadoel atau yang bisa dikenal sebagai jajanan pasar, mulai tergerus dengan jajanan modern atau masa kini. Anak muda lebih menggemari jajanan dari negara-negara lain, seperti takoyaki, topokki, hotdog, burger, spaghetti dan lain sebagainya. Yang menjadi faktor penghambat atau penghalang kelestarian jajan pasar di era modern saat ini, antara lain:
Pasar dikenal sebagai tempat kotor
Anak muda beranggapan bahwasannya pasar merupakan tempat yang kotor dan bau. Situasi dan keadaan didalam membuat orang enggan untuk berhimpitan akibat dari lokasi yang cukup sempit.
Rasa yang khas
Kebanyakan anak muda yang baru pertama kali mencoba, merasakan jajanan pasar terasa lebih banyak yang manis. Rasa manis tersebut berasal dari bahan baku seperti santan, ketan, dan gula merah. Sehingga tidak cocok di lidah anak muda zaman sekarang, lebih menyukai micin.
Pengeluaran project ini didukung dari iuran masing-masing anak dalam anggota kelompok. Alasan yang membuat kami menggunakan uang pribadi, karena kami memiliki rasa dan pemikiran untuk membantu UMKM jajanan pasar yang lambat laun kurang diminati oleh anak-anak muda.
Bentuk kegiatan yang kami tuju berupa branding disertai edukasi didalamnya. Diawali dengan melakukan survey ke beberapa pasar. Yang pertama di pasar jombang, pasar klojen dan pasar oror-oro dowo. Setelah kegiatan survey, dilanjutkan dengan review jajanan pasar yang telah kami beli.
Kegiatan ini menyasar pada anak muda dengan semua gender seperti pelajar dan mahasiswa. Dengan rata-rata usia 7-25, apalagi anak muda era sekarang ini sering terjun ke dalam dunia sosial media. Tujuan dan manfaat kegiatan ini untuk mendukung ekonomi lokal serta melestarikan jajanan tradisional.
Menurut Wanda dan Ara sebagai mahasiswi UM "Anak muda suka menyepelekan jajan tradional karena rasanya, seharusnya mereka tidak bersikap seperti itu sebab merupakan salah satu warisan budaya." Sedangkan, menurut Belqis dan Kezia "Anak muda bukan bermaksud menyepelekan melainkan mereka terbiasa hidup instan sehingga pergi ke pasar pun malas." Menurut  Dharma dan Laily " Setiap makanan tradisional mencerminkan warisan budaya yang unik penting untuk identitas indentitas masyarakat terutama dikalangan anak muda agar dapat terus dilestarikan dimasa mendatang''