Singkat cerita, Hulya sampai di Kampus dengan mobil Husin. Setelah berpamitan dengan kakanya itu, ia bergegas ke kelas karena 10 menit lagi mata kuliah akan dimulai. Sesampainya di kelas, Hulya disambut oleh Sofia, sahabatnya, yang telah men-tag tempat duduk untuk Hulya disampingnya. Hulya tersenyum melihat itu. Tak lama kemudian, kelas pun dimulai.Â
"Baik sampai sini dulu pertemuan kita pada hari ini, terima kasih, wassalamualaikum warahmatullah wabarakaatuh.." tutup dosen mata kuliah Hulya.
" Waalaikumussalam warahmatullah wabarakaatuh, terima kasih banyak bu.." Jawab para mahasiswa serentak.Â
Setelah dosen meninggalkan kelas, keributan mulai terjadi disana-sini. Mahasiswa berhamburan menerobos pintu kelas, beberapa hanya bercengkrama dengan rekan duduknya. Begitu pula Sofia, gadis berkacamata itu berkali-kali meminta perhatian Hulya, namun yang dipanggil hanya diam, melamun.Â
"Hul.. Hulyaaa.. Hulyaa!!!" Panggil Sofia sambil mengguncangkan bahu Hulya.
"Ah.. Iya kenapa?" Hulya yang tersadar dari lamunannya, mengerjapkan mata beberapa kali.
"Kamu kenapa Hul? Aku perhatiin kayanya selama kelas juga kamu ngga fokus deh.. Ngelamuuun terus:("
"Hmmm.. Sebenernya ada sesuatu yang ganggu pikiran aku dari sepekan lalu Sof, tapi kemarin aku bener-bener ngerasa aneh sama diri aku sendiri.. Setelah dipikir-pikir, aku juga bingung kenapa aku bisa segininya." Hulya tersenyum lemah.
"Coba sini cerita sama aku.. Dari pada dipendem sendiri." Menyadari keadaan kelas yang belum sepenuhnya sepi, Sofia menarik tangan Hulya untuk membawanya ke tempat yang lebih tenang. Sesampainya di taman kampus yang cukup sepi, Sofia segera mencari tempat duduk untuknya dan Hulya.Â
"Sini, cerita pelan-pelan." Ucap Sofia sambil menepuk bangku taman disebelahnya. Hulya terlihat ragu, namun kemudian duduk dan menghela nafas perlahan, menyiapkan diri.
"Sof, kamu pernah ngga sih punya kaka kelas yang kamu anggap kaka kandung kamu sendiri?" Sofia menggeleng.