Mohon tunggu...
Kissing Mona
Kissing Mona Mohon Tunggu... -

Life is not a fairy tale..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kota Jakarta Musuh Orang Gemuk?

19 Juli 2012   13:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:47 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa kabar warga kompasiana? Sudah lama juga tidak menyambangi salah satu situs favorit saya ini dan sekarang saya kangen.. :) Tadi sore saya tidak sengaja bertemu dengan salah satu teman SMA saya di mall di daerah Jakarta Pusat dan setelah cipika-cipiki dan say hi sebentar, kami memutuskan untuk ngopi bareng di salah satu gerai tukang kopi favorit saya. Sejujurnya saya hampir tidak mengenali dia karena sekarang dia memang jauh 'berbeda' dari yang saya kenal. Lebih tepatnya berbeda dari segi fisik. Mimi yang saya kenal dulu tidak seperti itu (bukan nama sebenarnya :D). Dulu dia termasuk anak yang berbadan biasa saja (sama dengan saya). Tapi kini seluruh tubuhnya bagaikan membesar dan berlipat-lipa sehingga saya tidak bisa lagi mengingat Mimi yang dahulu. Setelah ngobrol ngalor ngidul akhirnya Mimi curhat bahwa semenjak bekerja dia naik hampir 20 kg. Saya melongo tak percaya dengan apa yang dia ceritakan. Konon, teman-teman di kantornya yang sekarang memang doyan ngemil dan makan berat. Tiap pagi, Mimi bisa makan soto ayam, mie ayam, nasi warteg, bahkan ketoprak. Siangnya lebih berat lagi. Kadang-kadang bisa makan nasi padang 2x dalam seminggu. Wow! Kadang bahkan setelah makan siang, mereka pesan martabak mini lagi untuk cemilan sore. Malamnya, nongkrong di kafe sambil makan-makan. Wow! Mimi menjelaskan hal tersebut kepada saya dengan mimik sedih sekaligus putus asa. Katanya semenjak dia jadi gemuk, banyak teman-temannya yang mengejek dan membuat Mimi jadi bual-bualan. Katanya lagi, Jakarta jahat sama orang gemuk. Saya tanya,"Kenapa kamu bilang gitu?" Dia jawab,"Iya kalo lagi naik angkutan umum apalagi. Kalo lagi sepi sih enak. Bayangin kalo lagi rame! Kalo sempit, orang-orang pasti ngeliatinnya ke saya. Mereka pasti bilang kalo sempitnya gara-gara saya. Gara-gara orangnya gede. Gimana gue gaaa betee? Belum lagi cowok-cowok di sini udah pada kena demam cheribell. Nyarinya yang kurus-kurus kaya lidi. Gue mana laku?!" Aku menggeleng pelan dan sedikit mengiyakan dalam hati. Perkataan Mimi barusan ada benarnya juga. Sekarang banyak orang yang melihat orang lain dari penampilan. Apalagi kalau mau ngelamar kerja, yang pertama kali dilihat pasti penampilan. Iya gak? "Ah tapi kan lo orangnya asik banget buat diajak ngobrol. Masa ga ada yang nyangkut satu aja?" kataku menenangkan. "Iya Mon.. banyak sih yang deket sama gue. Tapi paling sebatas temen. Kalo gue tanya mereka mau cari cewek model kaya apa, pasti mereka jawabnya yang cantik dan kurus. Bete bu." "Trus lo udah berusaha diet?" "Udah, Mon. Tapi terakhir kali gue diet malah masuk RS. Gak kuat. Sekarang ya gue gini-gini aja. Go with the flow. Kurangin makan en sometimes olahraga." Saya mengangguk-angguk pelan mendengar cerita Mimi. "Capek, Mon jadi orang gemuk. Dimana-mana diejek. Di busway, diliatin karena gue bikin sempit. Mau beli baju, susah cari ukuran. Mau cari pacar apalagi. Apa gue musti ke luar negri ya? Di luar kan ukuran kayak gue masih dianggap wajar. Tapi disini gue udah dianggep kayak apaan." Mimi mulai curhat lagi. "Yang paling bikin males ya, sama temen-temen kantor gue dipanggil buntelan. Dijadiin bahan ketawaan setiap hari. Gue udah minum obat macem-macem tapi tetep aja gak berubah. Gila.. gue cape Mon jadi orang gemuk. Gue cape jadi bahan tertawaan setiap hari." Saya terdiam lagi dan mengaduk-ngaduk kopi saya yang mulai dingin. Terdiam dan sedikit berpikir. Memang di kota-kota besar, terkadang orang sering menilai orang lain dari penampilan. Mari jujur. Bayangkan ada sedang jalan kaki di trotoar kota dan ada 2 orang yang tiba-tiba menghentikan ada berjalan kaki untuk bertanya. Yang satu laki-laki gemuk yang membawa selampe karena wajahnya bercucuran keringat dan yang satunya lagi laki-laki bertubuh pas dan wajah yang lumayan. Mana yang duluan akan anda jawab pertanyaannya? Saya jadi berpikir, kota Jakarta, apakah kamu musuh orang gemuk?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun