Bahasa Arab merupakan bahasa resmi keenam di dunia yang telah ditetapkan oleh UNESCO (United National Educational, Scientific and Culture Organization). Informasi tersebut mungkin telah diketahui oleh publik, namun kapan kehadiran bahasa tersebut diterima secara resmi hingga akhirnya tanggal 18 Desember ditetapkan sebagai world Arabic language day belum banyak diketahui. Bahkan tidak semua pendidik bahasa Arab di jenjang pendidikan mengerti kapan dan apa latar belakang dari penetapan hari tersebut.
42 Tahun Bahasa Arab berkiprah di kancah internasional, sejak diditetapkan oleh UNESCO 18 Desember 1973 (kompasiana.com). Dan inisiatornya adalah Maroko dan Saudi Arabi, dua negara anggota UNESCO dari Timur Tengah.
Dua negara tersebut menggagas pentinganya bahasa Arab untuk dijadikan bahasa internasional dengan beberapa alasan yang harus kita ketahui bersama. Pertama, peran besar bahasa Arab dalam membentuk kemajuan peradaban di masa silam, dibuktikan dengan banyaknya literatur-literatur produk gagasan ilmuan muslim yang dituliskan dengan menggunakan bahasa Arab. kita tentu mengenal Ibnu Sina atau avicena sapaan akrab beliau dengan karyanya yang sangat monumental dalam bidang kedokteran Qonun fi at-Thib dan Asy-Syifa’, kita juga pasti mengenal Al-Kindi seorang filusuf muslim yang sangat juga Al-FArabi, kita juga pasti mengenal Al-Khawarizmi dengan temuannya Al-jabar, dan ilmuan-ilmuan lain.
Kedua, bahasa Arab telah digunakan oleh penutur lebih dari 422 juta jiwa dalam percakapan mereka, 1,5 miliar umat Islam membutuhkan bahasa Arab, serta keberadaanya telah menjadi bahasa resmi negara-negara kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.
Kita sebagai umat muslim patut berbangga hati dengan diterimanya bahasa Arab dalam dunia internasioanal, khususnya para pelajar yang menekuni bahasa Arab. memperjuangkan bahasa Arab untuk lebih dapat diterima dalam dunia internasioanl adalah tugas yang harus kita emban.
Tinjauan Historis Bahasa Arab
Mari kita melakukan tinjauan historis terhadap perkembangan bahasa Arab. Bahasa Arab merupakan salah satu rumpun bahasa semit yang tersebar di jazirah Arab. Perkembangan bahasa Arab mulai meluas, saat telah ditetapkannya bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an bagi pemeluk Islam (Q.S Zukhruf: 3).
Jadi persebaran bahasa Arab bersamaan dengan islam disebarkan di luar Jazirah Arab. Langkah selanjutnya, diteruskan oleh Khalifah Umar bin Khattab. Beliau telah menetapkan bahasa Arab sebagai bahasa resmi kekhalifahannya. Sehingga semua wilayah yang telah ditaklukkan juga turut menggunakan bahasa Arab, namun dengan lahjat Qurais sebagaimana ketentuan khalifah Umar. Lahjat Qurais dipilih karena memiliki penutur yang sangat banyak, serta memiliki wilayah persebaran yang srategis, sebab keberadaaanya berada dipusat peribadatan umat islam, yakni makkah. Bahasa Arab semakin berkembang di era kekhalifahan dengan ekspansi-ekspansi yang telah dilakukan (Sholih, 1976).
Bahasa Arab terus mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan agama Islam di dunia. Karena keberadaan bahasa Arab tidak dapat dipisahkan dengan umat islam, walaupun tidak semua penutur Arab itu itu islam namun bisa dipastikan setiap umat islam menggunakan bahasa Arab, minimal dalam kegiatan ritual keagamaannya.
Dalam sejarah bani Abasiyah, Islam dan Bahasa Arab telah berhasil membangun sebauh peradaban besar yang dikatakan dengan masa rennaisance Islam sebelum adanya rennaisance di Barat. Seperti yang saya ulas di atas, banyak sekali kemajuan-kemajuan keilmuan yang dipelopori oleh intelektual muslim di segala bidang. Karya-karya mereka yang sangat menumental, menjadi rujukan dunia dalam pengembangan pengetahuan, walaupun sebagian besar ilmuan barat menolak pendapat tersebut, namun nyatanya masa rennaisance barat jatuh setelah masa rennaisance Islam runtuh dengan perang salib.
Diakui atau tidak memang itulah realitas yang ada. Benar sekali, alasan yang digunakan oleh Pemerintahan Maroko dan Saudi Arabia untuk mengajukan bahasa Arab secara resmi dalam kancah internasional.
Namun sesederhana itukan posisi bahasa Arab di dunia? Tanpa harus dilegitimasi menjadi bahasa dunia pun bahasa Arab sudah dapat dipastikan bahasa dunia, namun terkadang dalam kepentingan perpolitikan sering terpojokkan lantaran tidak ada legalitas.
Sikap Pelajar Bahasa dan Sastra Arab Indonesia
Sebagai pelajar bahasa dan sastra Arab, sepatutnya kita menyambut baik adanya informasi ini. Diterimanya bahasa Arab di kancah internasioanl, berarti memberi banyak ruang para pelajar bahasa Arab untuk berkarya lebih luas. Tidak ada alasan bagi pelajar bahasa Arab untuk diam saja, sementara ruang karya terbuka lebar.
Menurut saya, pelajar bahasa dan sastra Arab memikul tanggung jawab besar untuk bagaimana mengembangkan bahasa Arab semakin luas, baik di lingkup nasional bahkan internasioanl. Tanggung jawab tersebut tidak sebetas pengajaran bahasa, namun sebuah pengenalan budaya. Bagaimana sebuah bahasa diajarkan sekaligus dengan budayanya. Dengan demikian Islam akan semakin dikenal dengan budayanya melalui persebaran bahasa Arab yang kian meluas.
Tugas yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai penghubung jendela keilmuan antara Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab. Penerjemahan menjadi kunci utamanya. Dengan demikian, semakian memudahkan orang indonesia khususnya umat islam dalam mengkaji dan memperdalam keislamannya. Di sisi lain para penerjemah mampu memperkenalkan khazah budaya ke-Indonesiaan baik bercorak kearifan lokal maupun keagamaan pada negara-negara di Timur Tengah khususnya penutur bahasa Arab.
Â
Selamat Hari Bahasa Arab Dunia se-Dunia
18 Desember
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H