Mohon tunggu...
Septiyan Budi Santoso
Septiyan Budi Santoso Mohon Tunggu... -

Seorang Mudarris & Muhandis.\r\nArcMoslem Study & Studio.\r\nMantan FKIP Sebelas Maret University\r\nPenyuka dunia anak, & berkumpul dengan para orangtua karena itulah yang membuatku jadi kelihatan tua.:)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Walaupun Bukan yang Pertama tapi Pertama dalam Segalanya

27 Maret 2016   18:48 Diperbarui: 12 April 2016   15:38 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

22 Maret 2015, hari dimana hari untuk keempat kalinya saya mencoba dan memberanikan diri. Mengulang apa yang telah menjadi kegagalan, mencoba apa yang pernah dilakukan. Ya, berawal dari perkenalan teman sewaktu sekolah dasar yang memperkenalkan. Berharap yang ketiga merupakan yang terakhir, namun الله memberikan jawaban dan keputusan lain. Memang Dialah sebaik-baik skenario dan sebaik-baik perencana, meskipun rencana kita yang susun rapi dan bagus bisa kandas ditepi jalan jikalau sang pencipta tidak menghendakinya.

Hari itu bertepatan dengan hari ahad malam pukul 19.30 WIB, dengan terlebih dahulu meminta ijin dan memberitahu sang bidadari dunia yang sblmnya berbagi acara bersama. Akhirnya diperbolehkanlah saya untuk yang keempat kalinya bertemu orangtuanya meminta ijin berta'aruf dengannya. Air yang jernih, awan yang putih, bak rembulan bersinar terang benderang. Kudatangi rumahnya, tampak dua orang berada didalam menyambut kedatangan saya. Salam sapa  kuhaturkan untuknya, seraya mengayunkan kedua pipi kanan kiri saya. 

Obrolan kecil untuk pemanasan saya kumulai kata demi kata, sampai pada akhirnya titik point untuk berkata, "kedatangan saya disini meminta ijin bapak ibu untuk bertaaruf dengan putri bapak ibu, sekiranya diijinkan saya meminta restu sekalian agar diridloi sampai akhir titik temu kita yaitu menuju pernikahan."

Seperti yang sudah dan sebelumnya ku alami, jawaban yang sama seperti orang tuanya sebelumnya. Dan akhirnya mereka merestui apa yang menjadi tawaran saya. Senyum bahagia mulai terasa, satu langkah sudah terpenuhi. Satu bulan terjalani, dua bulan terlewati, tiga bulan akhirnya menanti. Menanti jawaban dari sang bidadari. Lika liku perjalanan, banyak cerita kualami, rintangan saling menghadang.

Sampai bulan sembilan pun tiba, kini dengan status baru yang akhirnya kumenemukanmu. Tanggal 05 maret 2016 hari dimana bahagiamu yang berujung di tanggal 09 maret 2016. Banyak kisah yang sebenarnya saya akan tulis namun apa boleh buat penyimpanan terkadang terbatas. Ada awal ada akhir, ada pertemuan pasti ada perpisahan, kapan-kapan saya lanjut kisah perjalanan. To be continued..:-)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun