Hallo guys balik lagi dengan Anggota KIR Sma Sejahtera Prigen.Bagaimana di part 2? Banyak banget Plot twist yang terjadi kan.Kalau tadi kita udah dapat banyak banget edukasi dari Candi Tikus dan Candi Bajang Ratu,kali ini perjalanan kami berlanjut menuju Museum yang ada di Trowulan nih. Letak Museumnya juga tidak jauh dari lokasi Candi Bajang Ratu nih.Selama di perjalanan kami beristirahat sebentar di dalam mobil sambil menikmati hawa asri dan sejuk Kota Mojokerto.
Tida terasa,akhirnya kami sampai di lokasi Museum Trowulan. Akhirnya penantian kami mengunjungi museum ini terwujud.Kami telah berekspetasi tinggi karena konon katanya,Museum Trowulan ini memiliki banyak peninggalan purbakala yang menarik untuk dikupas sejarah dan asal usulnya.Saat kami tiba di Museum ini kami takjub dengan bangunan Museum ini karena bangunannya yang unik dan indah.Saat di perjalanan tadi kami menyiapkan pertanyaan yang hendak kita tanyakan kepada edukator Museum untuk menjelaskan terkait benda bersejarah apa saja yang tersimpan di dalamnya karena kami sangat penasaran dengan artefak di dalamnya.Namun kami kecewa karena tidak dapat bertanya-tanya kepada edukator Museum di karenakan saat kami tiba di Museum ini bertepatan dengan acara Gelar Budaya yang di laksanakan di Museum. Setelah berbincang bincang dengan edukator Museum karena beliau tidak dapat mendampingi kami dan tidak dapat menjelaskan tentang sejarah detail benda yang tersimpan,kami pun memutuskan untuk berkeliling dan melakukan observasi terhadap benda yang kami lihat.
Saat kami berkeliling kami menemukan benda yang terpampang jelas di depan kami yaitu "SAMUDERAMANTHANA" - pengadukan Lautan Susu yang merupakan kisah Mitologi Hindu yang termuat dalam kitab Adiparwa,yang merupakan bagian dari kisah Mahabharata. Berasal dari India, Samudramanthana telah dikenal luas di daerah-daerah yang dipengaruhi budaya India, termasuk di Kamboja, Thailand, dan india. Kisah ini telah dikenal oleh masyarakat Jawa, dan telah diadaptasi ke dalam bahasa Jawa Kuno sejak jaman Dharmawangsa Teguh, Raja Mataram Hindu yang memerintah sekitar tahun 991-1016 Masehi.
Selain "SAMUDERAMANTHANA" kami juga menemukan sebuah artefak patung "HARIHARA" nih.
Berdasarkan penjelasan yang tertera di Patung Hariharatersebut.Harihara tersebut merupakan perwujudan Kemahakuasaan Tuhan dalam aspeknya sebagai Dewa Wisnu dan Dewa Siwa. Yaitu sebagai pelindung kenaikan dan kebenaran Sthiti serta sebagai penghancur keburukan  ketidakbenaran Pralina.Pengembaranya Wisnu menempati sebelah kiri  yang memiliki bentuk wanita dan Siwa yang menempati sebelah kanan dalam bentuk pria.Pemujaan Harihara dikaitkan dengan konsep Dewa Raja artinya  sinkretisme aliran varisnawa dan saiwa.
Setelah mengamati kedua artefak tersebut kini  kami melanjutkan perjalanan kami mengelilingi Museum ini.Saat kami berkeliling lagi-lagi kami di buat takjub dengan pemandangan di Museum ini.Sungguh nyaman dan tenang rasanya hingga ingin rasanya kami berlama lama di Museum ini.
Selepas menikmati pemandangan tersebut kami pun lanjut berkeliling untuk melihat koleksi-koleksi yang ada di Museum ini.Koleksi-Koleksi tersebut sangat di jaga dan di rawat oleh Konservator Trowulan ini. Sehingga Benda-Benda Koleksi tersebut nampak kinclong dan tidak ada sedikit pun debu yang menempel.