Hallo guys balik lagi dengan anggota KIR Sma Sejahtera Prigen.Kalau di part 1 kita udah dapat banyak edukasi menarik dari Candi Tikus,nah kali ini di part 2 ini perjalanan kami berlanjut menuju Candi Bajang Ratu.Selama perjalanan kami penasaran dengan monumen Candi Bajang Ratu ,karena banyak historis yang berbeda beda menurut para ahli.Oleh karena itu kami akan mengungkapkan langsung plot twist apa yang akan kami dapatkan,saat sampai disana.Perjalanan ini di mulai dengan perjalanan yang cukup singkat karena letaknya yang tak jauh dari tempat destinasi pertama yaitu Candi Tikus,selama perjalanan kami di suguhi dengan pemandangan Kota Mojokerto yang ramai akan penduduk dan Kota yang udaranya asri dan sejuk.
Tak butuh waktu lama kami pun tiba di monumen Candi Bajang Ratu,awal masuk kami sangat takjub dengan pemandangan di Candi Bajang Ratu ini,udara yang asri,pemandangan pepohonan dan dedaunan serta rerumputan yang hijau membuat kami ingin terus memandang tanpa mengalihkan pandangan kami selain itu juga kami di suguhi dengan pemandangan kolam kecil yang indah yang di penuhi dengan bunga teratai.Saat kami melihat dan mengamati Candi Bajang Ratu ini kami penasaran karena di tengah candi ada sebuah lubang tanpa pintu yang bisa tembus dan  bisa di gunakan untuk keluar dan masuk,selain itu kami juga melihat ada relief  dan sayap gapura.kami sangat penasaran sekali dengan hasil yang kita observasi tadi.selain itu kami juga penasaran dengan istilah kata " Bajang Ratu" karena candi ini di sebut dengan sebutan tersebut.Banyak sekali hal menarik dari Monumen Candi ini.
Untuk menjawab semua rasa penasaran kami,kami memutuskan untuk melakukan wawancara dengan  bertanya ke Narasumber yaitu Bapak Abdul sebagai penjaga  yang bertugas merawat monumen Candi Bajang Ratu ini.  Dan meminta Bapak Abdul menjawab dan menjelaskan filosofi dan alasan monumen ini disebut dengan istilah Bajang Ratu,dan struktur bangunan candi bajang ratu serta menjelaskan relief yang ada pada candi Bajang Ratu.Dan fungsi dari terbentuknya lubang di tengah candi.
Sebelum Bapak Abdul memberi kami penjelasan beliau meminta maaf apabila nantinya tidak bisa menjelaskan secara detail karena beliau masih terbilang baru saja menjadi penjaga monumen Candi Bajang Ratu ini.Dan beliau masih harus banyak belajar sama seperti kita hehehe.Berdasarkan penjelasan dari Bapak Abdul ini,istilah kata  "Bajang Ratu" ini adalah Bajang yang berarti kecil dan Ratu adalah sebuah Raja.dan Relief yang ada di Candi Bajang Ratu itu adalah Relief "Sri Tanjung".Saat kami meminta penjelasan lebih detail ternyata beliau belum bisa menjelaskan karena beliau masih harus banyak belajar tentang sejarah monumen Candi Bajang Ratu ini.Bapak Abdul meminta kita untuk menemui Bapak Fajar untuk meminta Bapak Fajar menjelaskan dan memberi tau kami. karena beliau adalah seorang juru pelihara dari monumen Candi Bajang Ratu yang sudah mengerti sejarah monumen Candi Bajang Ratu.
Berdasarkan penjelasan Dari Bapak Fajar,Pada awalnya monumen candi ini di bangun oleh Raja sebagai hadiah untuk menyambut kelahiran putranya nanti.Namun tidak sesuai ekspetasi Raja bahwa istrinya kabur ke hutan dalam keadaan mengandung Putra Raja.Istri Raja kabur kehutan karena beliau tidak mau membuat Raja malu bahwa istrinya ini adalah keturunan Raksasa. Berbulan bulan sang istri kabur hingga tiba saatnya ia melahirkan,Saat melahirkan nasibnya sangat buruk dan menyedihkan karena ia harus kehilangan Putra yang baru saja ia lahirkan.Berita kematian Putra raja sampai ke telinga Raja dan seluruh penjuru istanah.Hal tersebut membuat Raja sangat hancur sehingga ia menghentikan pembangunan Candi Bajang Ratu tersebut sehingga timbul lubang yang tanpa pintu yang dapat di gunakan keluar dan masuk.
Namun kata Bapak Fajar, adaa banyak historis/ cerita lain dari istilah nama monumen Candi Bajang Ratu ini seperti yang di ceritakan Bapak Fajar "Bajang Ratu" dalam bahasa Jawa berarti "Raja/Bangsawan yang kecil/kerdil".Dari arti nama tersebut,monumen Candi ini dikaitkan penduduk setempat dengan Raja Jayanegara(Raja Kedua Majapahit).Disebutkan bahwa ketika beliau dinobatkan menjadi Raja ,usia Jayanegara masih sangat (Bajang/Bujang) sehingga diduga gapura ini kemudia di sebut dengan sebutan "Bajang Ratu".namun,jika berdasarkan cerita masyaratakat setempat,dipercaya bahwa ketika kecil Raja Jayanegara terjatuh di monumen ini dan menyebabkan cacat pada tubuhnya.
Secara fisik keseluruhan Candi ini terbuat dari batu bata merah,kecuali lantai tangga serta ambang pintu bawah dan atas dibuat dari batu andesit.Monumen ini mempunyai semacam sayap dan pagar tembok di kedua sisi.Pada sudut kiri depan ada Relief "Sri Tanjung"cerita "Sri Tanjung" adalah seorang istri dari Raden Sidapaksa yang setia kepada suaminya meskipun dilanda fitnah.Di bagian tubuh di atas ambang pintu ada Relief "Kala" dengan Relief hiasan rumit ,berupa kepala "Kala" diapit singa,Relief Matahari,Naga berkaki,Kepala Garuda,dan relief bermata satu.Fungsi Relief tersebut dalam kepercayaan Budaya Majapahit adalah sebagai pelindung dan penolak mara bahaya.Pada sayap kanan ada relief ceria Ramayanan dan pahatan Binatang Bertelinga Panjang.