Menurut saya sebagai guru dan sekaligus mendapat peran sebagai orang tua di lingkungan sekolah seharusnya menjaga sikap dan lisan mengajari sopan santun kepada muridnya, serta mengedepankan pendidikan akhlak.Â
Didiklah murid-murid mu dengan ikhlas dan kasih sayang, seorang guru tugasnya ialah mengayomi dan membimbing dengan contoh yang baik serta memberikan arahan yang baik bagi murid-muridnya.Â
Dan sebaiknya, guru itu bisa memahami karakter dan latar belakang si anak serta jikalau ada yang salah dibenarkan dengan diberikan peneguran dan solusi dengan kata-kata yang baik atau tutur kata yang lembut dan tidak menyakiti hati murid, sehingga anak bisa mengerti apa yang disampaikan oleh gurunya.
Berfikirlah apa yang akan terjadi pada korban jika oknum melakukan penghinaan terus menerus dalam jangka waktu panjang.Â
Tentu akan ditindak lanjuti Dinas Pendidikan kota Medan dan oleh si korban, untuk menjaga harga dirinya sebagai anak yatim yang memang tidak punya.Â
Kejadian-kejadian seperti itu bisa menyebabkan psikologi atau mental anak turun atau tergganggu bukan hanya psikis oknum yang tergganggu karena banyaknya hujatan dari netizen. Netizen-netizen Indonesia berhak memberikan pembelaan terhadap si korban.Â
Apalagi korban adalah seorang yatim, kasihan sampai dihina dan dicaci. Menyesal itu dibelakang maka, bijaklah dalam berucap, berfikir dahulu sebelum berbicara.Â
Karena, mungkin banyaknya dari teman-teman semua tidak ingin mendapati kejadian seperti ini terulang kembali. Pesan moral yang dapat kita pelajari dari kejadian ini jangan pernah sekali-kalinya kita merendahkan atau meremehkan orang lain, kita tidak tahu nasib seseorang nanti bagaimana.
Semoga ini bisa menjadi pelajaran di dunia pendidikan untuk tidak berbuat semena-mena terhadap anak didiknya. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H