Baru kali ini saya merasa sangat kecewa dengan pelayanan yang diberikan oleh sebuah klinik kesehatan. Â Saya baru pindah ke suatu daerah dan ingin memeriksakan diri di sebuah klinik kesehatan terdekat dari tempat tinggal. Pertama kali masuk, saya bingung mencari resepsionis yang tidak sedang berada di tempat. Kemudian saya masuk ke bagian ruang inap dan bertemu salah satu keluarga pasien yang berada di luar kamar.
Saya pun bertanya di mana resepsionis atau perawat-perawatnya berada, kemudian beliau mengantarkan ke ruangan obat dekat meja resepsionis. Salah seorang resepsionis kemudian bangun dari tidurnya, saat itu sekitar pukul 14.00, saya rasa itu bukan jam istirahat lagi, tapi saya bisa memaklumi, mungkin mereka kelelahan.Â
Saat itu saya ingin bertemu dengan bidan untuk periksa kandungan, ini kehamilan pertama saya. Kemudian saya di antar satu perawat lagi menuju ke kamar. Perawat itu bertanya mengenai identitas saya, kemudian menanyakan tanggal terakhir saya menstruasi, tapi saya tidak ingat, saya hanya jawab bulannya saja. Perawat itu terus menanyakan tanggalnya dengan nada yang semakin tinggi, akhirnya saya jawab kira-kira saja tanggalnya. Saya heran mengapa pelayanan perawat seperti itu, saya rasa itu jauh dari nilai kesopanan.
Dia juga tidak ramah, tidak sabaran, dan caranya bertanya nyaris membentak. Kemudian bu bidan masuk ke ruangan, beliau menyuruh perawat mengukur tinggi, berat badan, dan lingkar lengan saya. Sama sekali tidak ada ketulusan hati melayani pasien, yang lebih menyakitkan lagi saat perawat mengukur lengan saya, Â dia tesenyum miring dan raut mukanya sangat meremehkan. Saya memang berbadan kurus, tapi saya rasa tidak ada alasan bagi seorang perawat untuk menilai kekurangan seorang pasien.
Setelah pemeriksaan selesai saya diberi oleh perawat sekantong vitamin. Saya pulang ke rumah dengan raut muka sedih, sulit sekali menghilangkan rasa sakit hati ini. Kekecewaan saya belum berakhir, setelah saya konsumsi vitamin yang diberikan selama tiga hari, barulah saya sadar bahwa tanggal kadaluarsa pada vitamin tersebut sudah sangat dekat. Padahal, ada 30 butir vitamin yang setiap harinya harus saya konsumsi sejumlah 1 butir. 20 hari ke depan vitamin ini sudah lewat masa kadaluarsa, sayapun menghubungi nomor klinik tersebut dan bertanya kenapa vitamin yang diberikan sangat dekat dengan masa kadaluarsanya.
Bukannya menanggapi dengan baik komplain dari pasien, perawat malah menjawab sambil tertawa bersama perawat lain ketika saya belum selesai bicara. Sungguh sangat tidak sopan dan terkesan meremehkan. Mereka malah tidak percaya, mereka berkata bahwa  vitamin masih baru dengan masa kadaluarsa setahun lagi. Mereka mengira bahwa saya salah baca tanggal kadaluarsa, lalu mereka menawarkan untuk menukar vitaminnya. Sungguh ini pelayanan terburuk yang pernah saya dapatkan.
Saat ini saya sedang ikut suami di tempat kerja, butuh waktu 3 jam untuk pulang ke rumah. Tentu saja saya tidak bisa menukarkan vitamin di klinik tersebut. Saya pergi ke apotek untuk membeli vitamin yang sama dengan masa kadaluarsa yang masih panjang. Saya juga menunjukkan vitamin tersebut kepada apoteker, dia juga heran membaca masa kadaluarsa vitamin yang sudah sangat dekat.Â
Menjadi pelayan masyarakat haruslah dilakukan dengan tulus ikhlas, terlebih menyangkut kesehatan banyak orang. Sopan santun dan etika yang baik juga harus tetap dijaga, tidak hanya menjalankan tugas semata. Semoga pembaca tidak mengalami apa yang saya rasakan. Semoga pelayanan kesehatan di Indonesia semakin baik dan profesional.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H