Pada tahun 1820-an terjadi sebuah perang di Nguni Land yang menimbulkan dampak kepada Afrika Selatan saat itu. Salah satu dampak dari peperangan ini ialah terbentuknya berbagai negara baru seperti negara Bashoto yang didirikan oleh seorang Raja bernaman Moshoeshoe dan negara Swazi yang didirikan oleh Sobhuza. Selain peperangan, kesulitan masyarakat seperti kemiskinan dan kelaparan membuat masyarakat Bshoto pergi bermigrasi ke daerah pegunungan. Beberapa kelompok masyarakat mulai mencari siapa yang terkuat dan tertangguh untuk mulai membuat suatu komunitas yang dapat menghadapi beberapa kelompok. Maka terpilihlah seorang pemimpin yang menjadi Raja Moshoeshoe I.
Raja Moshoeshoe I membentuk sebuah kerajaan yang dinamakan kerajaan Bashoto Land. Kerajaan tersebut berkembang pesat menjadi kerajaan yang cukup besar. Di tengah perjalanan kerajaan tersebut mendapatkan sebuah cobaan berua invasi dari orang-orang berkulit putih. Invasi ini berubah menjadi sebuah peperangan antara masyarakat Bshoto Land dengan orang-orang berkulit putih. Peperangan ini di latar belakangi perebutan wilayah. Wilayah Bashoto Land semakin menyempit sehingga dilakukannya peperangan. Peperangan dimulai pada tahun 1858, peperangan ini sangat menguras tenaga Raja Mashoeshoe. Kerajaan Bashotoe Land banyak kehilangan di wilayah di bagiaan sebelah Barat.
Perang yang semakin melelahkan dan mengkhawatirkan bagi berlangsungnya Kerajaan Bshoeto Land, membuat Raja Moshoeshoe berinisiatif meminta bantuan kepada Ratu Inggris. Pada tahun 1867 Â Raja Mashoeshoe I mengajukan banding kepada Ratu Inggris yaitu Ratu Victoria I, agar perang segera diakhiri dan Kerajaan Bshoeto Land bersedia menjadi bagian dari Kerajaan Inggris. Kemudian Ratu Victoria I mengabulkan banding yang diajukan oleh Raja Moshoeshoe I. Dengan keputusan ini, maka diakhirinya perang Inggri dengan Bshoeto Land.
Kabar kurang baik menimpa kembali Kerajan Bashoeto Land. Pada tahun 1870 Raja Moshoeshoe I yang sangat berpengaruh di kerajaan Bashoeto Land menghembuskan nafas terakhirnya. Keaadaan ini sangat berpengaruh ke Kerajaan Bashoeto Land yang sudah menjadi bagian dari Kerajaan Inggris. Masyarakat Bashoeto Land yang telah ditinggali Raja-nya mendapat perlakuan kurang baik. Mereka mendapat perlakuan tidak adil seperti negara jajahan Inggris lainnya. Seolah Kerajaan Bashoeto Land merupakan kerajaan yang direbut paksa, padahal kenyataanya tidak seperti itu.
Angin segar menghampiri kerajaan Bashoeto Land pada tahun 1881-1984 dikembalikannya status Kerajaan Bashoeto Land sebagai daerah yang di kontrol oleh Inggris. Walaupun Kerajaan Bashoeto Land merupakan kerajaan di bawah pengawasan Kerajaan Inggris, namun kerajaan ini di berikan kewenangan untuk mengurus wilayahnya sendiri. Setelah itu Kerajaan Bshoeto Land mengharapkan kemerdekaan seutuhnya untuk menjadi sebuah negara yang berbentuk monarki. Lalu pada akhirnya di tahun 1966 Bashoto Land mendapatkan kemerdekaan dari Inggris. Setelah menjadi negara yang merdeka Kerajaan Bashoeto Land berubah nama menjadi Leshoto.
A. Â Â Sistem Pemerintahan Leshoto
Kerajaan Bashoeto Land yang telah diberikan kemertdekaan oleh Inggris pada tahun 1966 berubah menjadi sebuah negara yang berdaulat, dan berganti nama menjadi Leshoto. Negara Leshoto sebagai negara yang berdaulat tentunya memiliki pemerintahan dengan sistem pemerintahan yang jelas. Leshoto menjadi sebuah negara berbentuk Monarki Konstitusional. Raja sebagai kepala negara berhak memilih langsung Perdana Mentri- nya. Perdana Mentrinya bertugas sebagai kepala pemerintah dan bertanggung jawab atas urusan pemerintahan.
Pada saat ini Leshoto dipimpin oleh Raja Letsie III yang telah menjabat dari Februari 1996. Perdana Mentri yaitu Dr. Motsoahae Thomas yang ditunjuk langsung oleh Raja Letsie III sejakjuni 2017. Leshotho memiliki Mentri Luar Negeri yaitu Hon. Lesego Makgothi yang sudah menjabat sejak tahun 2017. Leshotho juga memilikihubungan diplomatik Bersama Indonesia sejak 4 November 1993. Hubungan diplomatik ini terwujud dengan dikirimkannya Duta Besar RI Salman Al Farisi sejak Mei 2018.
B. Â Â Geografis dan Sumber Pendapatan Leshotho
Leshotho merupakan negara kecil yang terletak di ujung Afrika Selatan. Negara ini memiliki luas 30.355 km persegi. Leshotho merupakan salah satu negara terkecil di Benua Afrika yang memiliki tanah yang subur. Terletak antara 28 dan 31 dan antara 27 dan 30 Timur. Letak geografis ini menempatkan Leshotho tepat di di Afrika Selatan, dimana berbatasan dengan tiga provinsi di Afrika Selatan yaitu Kwazulu-natal, Free State, dan Eastern Cape. Â
Leshotho merupakan satu-satunya negara merdeka yang wilayahnya berada diketinggian rata-rata sekitar 1000 mdpl. Leshoto memiliki dataran rendah tertinggi yang mencapai 1400 mdpl. Puncak tertinggi Afrika Selatan ada di Leshotho yaitu Thabana Ntleyana yang tingginya mencapai 3.482 meter. Karena negara ini ada dipegunungan, mereka dianugrahi tanah yang subur. Leshotho juga memiliki salju. Â Menurut sensus yang dilakukan pada tahun 1996 diperkirakan Leshotho memiliki populasisebanyak 1.835.867 jiwa. Bahasa remi yang digunakan di negara ini adalah Bahasa Inggris dan Bahasa Sesotho, namun di kalangan pemerintahan dan Pendidikan Bahasa Prancis juga digunakan.