Mohon tunggu...
Kirana Aurellia Pramudya
Kirana Aurellia Pramudya Mohon Tunggu... Lainnya - Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga

Halo! saya Kirana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Stress UTBK, Media Sosial & Harapan: Siapa yang Salah?

29 November 2024   13:00 Diperbarui: 29 November 2024   13:00 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Fomo. Sumber: Pinterest.com

Buat anak kelas 12, masa - masa menuju pendaftaran Perguruan Negeri Tinggi (PTN) ibarat roller coaster -- seru, tapi juga bikin pusing tujuh keliling. Selain harus belajar mati - matian, mereka juga dihantui tekanan dari segala arah, salah satunya dari media sosial. Di era digital seperti sekarang, kelas 12 tidak hanya berkompetisi sama teman sekelas, tapi juga sama "rival" yang mereka lihat di dunia maya. Alhasil, tidak sedikit dari mereka merasa stress, minder bahkan capek mental.

Tekanan ini bukan hanya datang dari lingkungan sekitar, tetapi juga dari dunia maya yang sering membuat perasaan cemas semakin memburuk. Media sosial yang terlihat sebagai platform hiburan, justru memperburuk rasa insecure para siswa dengan menampilkan standar yang tidak realistis. Fenomena ini sering disebut dengan "insekuritas digital" salah satu hal yang menjadi pemicu utama stress di kalangan siswa kelas 12.

Media Sosial dan Insekuritas Digital

Ilustrasi Insekuritas DIgital. Sumber: Pinterest.com
Ilustrasi Insekuritas DIgital. Sumber: Pinterest.com
  • Postingan Media Sosial vs Real Life

Media sosial sering kali hanya menampilkan sisi terbaik dari kehidupan seseorang. Misalnya, setelah pengumuman lolos PTN jalur nasional keluar, feeds instagram dan Tiktok dipenuhi dengan postingan mereka yang berhasil diterima di Universitas Favorit.

Adakalanya tanpa disadari ketika kita setiap hari melihat orang lain sukses, otak kita mulai membandingkan diri kita dengan orang lain. Akibatnya perasaan minder dan overthinking pun muncul. Hal yang perlu kita ingat saat berada di posisi ini adalah segala postingan yang ada di media sosial hanya memperlihatkan "best moment" seseorang tanpa menunjukkan proses panjang dan perjuangan orang tersebut. 

Kompetisi Tak Terlihat dan Fenomena FOMO

Ilustrasi Fomo. Sumber: Pinterest.com
Ilustrasi Fomo. Sumber: Pinterest.com

Selain perbandingan yang terjadi di media sosial, kompetisi tak terlihat yang semakin berkembang juga memberikan tekanan yang luar biasa. Banyak siswa yang merasa bahwa setiap tindakan mereka harus diperlihatkan dan dibandingkan dengan orang lain. Di dunia maya, seolah - olah semua orang adalah pesaing. Tidak hanya teman - teman sekolah, tetapi juga ribuan siswa lainnya yang memamerkan hasil progress tryout bulanan di medsos.

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun