Mohon tunggu...
Kirana Nurmala
Kirana Nurmala Mohon Tunggu... Makeup Artist - Mahasiwa

Hobi makeup art

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bimbingan dan konseling pola asuh pola asuh orang tua dalam penanaman karakter pada anak

15 Juni 2024   05:04 Diperbarui: 15 Juni 2024   05:22 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

pola asuh yang diterapkan keluarga/orang tua adalah harapan dan keinginan orang tua agar menjadikan anaknya berkarakter, hal ini dapat dilihat nilai-nilai karakter yang ditanamkan keluarga/orang tua kepada anaknya meliputi (1) kejujuran; (2) religius; (3) demokratis; (4) komunikatif; (5) disiplin; (6) kerja keras; (7) tanggung jawab; (8) rendah hati; (9) kemandirian; (10) empati. 

Nilai-nilai karakter tersebut ditanamkan kepada anak melalui pola asuh yang diberikan dalam bentuk layanan preventif yaitu mendidik anak dengan cara membimbing, dan layanan kuratif yaitu mendidik anak dengan cara membantu anak dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi (konseling).

pola asuh orang tua di sebagai  bimbingan dan konseling keluarga. Hal ini dapat dilihat dari pola asuh yang diterapkan keluarga/orang kesemua itu mengarahkan pada upaya orang tua membina dan mengrahkan anak-anaknya agar memiliki karakter yang baik (akhlak terpuji), kesemua itu dilakukan dengan tujuan agar anak-anaknya dapat berkembang secara optimal, serta mampu mengatasi permasalah-permasalahan hidup yang dihadapi. 

Pola asuh orang tua dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada anaknya secara praktiknya telah mencerminkan layanan bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan yang menekankan pada tindakan preventif (pencegahan) dan layanan konseling yang menekankan pada tindakan kuratif (penyelesaian) seperti hambatan-hambatan yang di alami oleh anak. Tegasnya, pola asuh orang tua dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada anaknya sepenuhnya telah mencerminankan layanan bimbingan dan konseling berbasis keluarga.

Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak

Orang tua  dalam mendidik anaknya menggunakan pola asuh demokratis, hal ini dapat dilihat dalam membimbingng anak dimana orang tua selalu bersikap terbuka antara orang tua dengan anaknya. Mereka membuat aturan- aturan yang disetujui bersama. Anak diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat, perasaan, dan keinginannya dan belajar untuk dapat menanggapi pendapat orang lain. Pada penerapannya, pola asuh yang digunakan orang tua di  dalam membimbing anaknya antara lain 

(1) meluangkan waktu bersama anak;

 (2) memberikan kebebasan kepada anak:

 (3) membangun hubungan yang baik;

 (4) mengikuti keinginan anak dan tidak memaksa anak;

 (5) menjadi model atau contoh bagi anak; 

(6) memahami perasaan, kemauan dan kompetensi anak; 

(7) memberi ganjaran atas keberhasilan. anak; (8) memberi nasehat positif

Pola asuh tersebut memberikan kesempatan luas bagi anak berkembang secara normal dan mampu berhubungan secara harmonis dengan orang tuanya. Tegasnya, anak dapat bersifat terbuka dan dapat menjalin komunikasi dengan baik dengan orang tua. Serta orang tua dapat bersikap obyektif, perhatian, dan memberikan dorongan positif kepada anaknya. Pola asuh demokratis dapat mendorong anak menjadi mandiri, mampu mengatasi masalahnya, tidak tertekan, berperilaku baik terhadap lingkungan 

Pada praktik implementasinya, pengasuhan yang digunakan orang tua dalam mendidik anaknya mempunyai fungsi yaitu fungsi biologis, pendidikan, religius, perlindungan, sosialisasi, kasih sayang, ekonomis, dan fungsi rekreasi yang akan berperan penting dalam proses pengasuhan anak. Orang tua juga mempunyai peran dalam pengasuhan anak yaitu mengetahui tahap-tahap perkembangan anak untuk mengasuhnya sesuai dengan bakat dan keinginan anak. Namun, pola pengasuhan ayah dan ibu mempunyai perbedaan dan hal initidak membuat orang tua menjadi sulit dalam mengasuh anak, melainkan menjadi suatu hal untuk mengelangkapi kekurangan masing-masing dalam mengasuh anak menjadi lebih fleksibel dan efektif . 

Sebagai keutamaan peran dan fungsinya, orang tua dalam membimbing anaknya. memiliki pengaruhnya besar terhadap proses perkembangan anak, baik itu perkembangan pribadi, belajar, sosial dan karir. Karenanya, orang tua harus memahami dan mengetahui jenis pola asuh yang tepat diberikan kepada anak. Begitupun kepribadian orang tua baik itu sikap ayahterhadap ibu dan sebaliknya, sangat berpengaruh dalam pendidikan di keluarga, karena hal ini akan dapat mempengaruhi karakteristik atau perilaku anak. Keberhasilan seorang anak, sangat ditentukan oleh keluarga, karena di situlah anak pertama mendapat pendidikan . Tegasnya, pola asuh orang tua sebagai upaya mengarahkan anak-anak menjadi diri mereka sendiri dan membantu anak tumbuh dengan berbagai tantangan yang ada. Jika orangtua dapat menaggapi secara rileks dan penuh kepercayaan, anak akan mempunyai kesempatan besar untuk percaya kepada diri sendiri, kepada orang tua, dan masa depan 

Berdasarkan hasil temuan dan telaah teoretik sebagaiman telah diungkap di atas, dapat dimaknai bahwa pola asuh orang tua dalam mendidik anaknya baik itu ayah dan ibu pada dasarnya mereka memiliki peran yang sama dalam pengasuhan anak-anaknya. Namun, ada sedikit perbedaan dalam sentuhan dari apa yang ditampilkan oleh ayah dan ibu . Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab orang tua untuk memberi pengasuhan yang baik kepada anak agar dapat tumbug dan berkembang optimal. Keterlibatan ayah dan ibu dalam mengasuh dan membesarkan anak sejak masih bayi dapat membawa pengaruh terhadap perkembangan anak dimasa yang akan datang. Perbedaan cara mengasuh orang tua satu dengan lainnya tidak menjadi penghalang dalam mendidik anak, tetapi akan menjadikan ciri khas dan karakteristik dalam menjalankan perannya sebagai orang tua.

Strategi Orang Tua dalam Menciptakan Keluarga Berkarakter

Upaya menciptakan keluarga yang berkarakter, strategi bimbingan yang digunakan orang tua dalam upaya menciptakan keluarga yang berkarakter antara lain (1) menyayangi dan mencintai anak dengan sepenuh hati; (2) menjaga ketenangan dan keharmonisan hubungan keluarga: (3) saling menhormati antara kedua orang tua dan anak-anak; (4) mematuhi peraturan yang dibuat dalam berkeluarga; (5) mematuhi dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam berkeluarga; (6) adil dan tidak membeda-bedakan anggota keluarga. Keenam strategi tersebut diterapkan orang tua dalam upaya membentuk keluarga yang berkarakter

keluarga sebagai basis pendidikan bagi anaknya, basis pendidikan yang ditekankan disini adalah upaya membimbing anak dalam hal (1) anak dapat membentuk karakter mandiri; (2) anak dapat mengenali diri dan potensi diri;

(3) anak dapat mengembangkan budaya literasi. Pada perannya, keluarga memiliki peran

penting dalam pembentukan tingkah laku ,Keluarga akan membentuk karakter seseorang anak dan akan berpengaruh terhadap lingkungannya ,

orang tua memiliki peran penting dalam mengembangkan karakter anak. Segala bentuk bimbingan orang tua kepada anaknya merupakan segala bentuk dan proses interaksi antara orang tua dan anak yang dapat memberi pengaruh terhadap perkembangan karakter anak. Karena itu, orang tua harus bisa menghadapi sikap anak agar mampu memberikan yang terbaik dan dibutuhkan anak Urgensi orang tua dalam tugas pokok dan fungsinya yaitu menciptakan suasana dalam keluarga sebagai sarana proses pendidikan kontinu (continues progress) untuk melahirkan generasi penerus (keturunan) yang cerdas dan (berbudi pekerti luhur),

dapat dimaknai bahwa strategi orang tua dalam menciptakan keluarga berkarakter pada intinya menekankan peran orang tua harus mampu membimbing anak agar nantinya anak menemukan jati diri yang baik, mampu mencapai tugas perkembangnnya, serta mampu melakukan hal-hal yang positif dan konstruktif dalam hidupnya. Sebagaimana dalam kodratnya, anak lahir dengan potensi pembelajar yang kreatif dan inovatif dan penuh potensi. Tugas orang tua adalah membantu anak untuk bertumbuh menjadi pembelajar kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Tegasnya, urgensi keluarga sebagai basis utama kehidupan anak perlu hadir untuk membangun atau membentuk kepribadiaan anak secara baik dan benar

implementasinya, strategi langkah-langkah yang dilakukan orang tua dalam menciptakan budaya berkarakter meliputi (1) memberikan keteladanan kepada anak; (4) menjadikan rumah sebagai taman belajar anak; (3) menjadikan rumah sebagai tempat ibadah; (4) menjadikan rumah sebagai sumber kerativitas. Kesemua itu dilakukan dengan tujuan agar setiap anggota keluarga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. memberikan bimbingan kepada anak merupakan salah satu langkah awal untuk meng-antarkan pada jalan yang benar. Peran dan bantuan orang tua sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan seorang anak, peran dan bantuan orang tua tercermin dalam cara orang tua mengasuh anak 

Karakter merupakan kualitas moral dan mental seseorang yang pembentukkannya dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan Kontribusi pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak jelas sangat menentukan dan memberikan pengaruh pada karakter anak. Orang tua di samping berperan sebagai peletak dasar fondasi karakter anak melalui transfer budaya dan tradisi keluarga yang positif juga dapat berperan sebagai aktivitas pendidikan berbasis keluarga. Tradisi-tradisi dan budaya keluarga yang diterima oleh anak di lingkungan keluarga dapat mempengaruhi sikap dan perilakunya anak di lingkungan, misalnya budaya disiplin dan rasa tanggung jawab yang diletakkan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Sebagai keutamaan inti, upaya orang tua menciptakan budaya berkarakter adalah dengan maksud agar anak dapat nemahami dan mempelajari dasar-dasar sikap dan perilaku bagi kehidupan dewasa nanti. lingkungan rumah dan keluarga memiliki tangungjawab yang sangat besar dalam pembentukan perilaku anak. pembentukan karakter anak secara luasnya mencakup tiga komponen 

(1) membimbing

 (2) mendidik (mengajarkan ilmu pengetahuan); 

(3) mengevaluasi. Ketiga indikator tersebut sebagai bentuk tugas dan peran yang harus diberikan kepada anak selama hidup bersama dalam berkeluarga. 

 Keberadaan orang tua merupakan pendidik yang paling utama.

dan pertama yang sangat dibutuhkan anak.

Strategi Orang Tua dalam Mengatasi Masalah Karakter Anak

Upaya mengatasi masalah katakter pada anak, strategi bimbingan yang digunakan. orang tua antara lain 

(1) membimbing anak untuk selalu bersikap dan berperilaku jujur;

 (2) membimbing anak untuk selalu patuh pada ajaran gama (religius); 

(3) membimbing anak untuk ikut keterlinbatan dalam mengambil keputusan (demokratis); 

(4) membangun hubungan komunikatif dengan anak;

 (5) membimbing anak untuk selalu bersikap dan berperilaku disiplin

(6) membimbing anak untuk selalu selalu bersikap dan berperilaku kerja keras dan ulet

(7) membimbing anak untuk selalu selalu bersikap dan berperilaku adil dan tanggung jawab

(8) membimbing anak untuk selalu selalu bersikap dan berperilaku rendah hati

(9) membimbing anak untuk selalu selalu bersikap dan berperilaku mandiri

 (10) membimbing anak untuk selalu selalu bersikap dan berperilaku empati dan gemar menolong. Kesepuluh strategi tersebut dijadikan basis orang tua didalam membentuk pondasi karakter pada anak, hal tersebut dilakukan untuk mencegah krisis karakter pada anak.

mengatasi permasalahan karakter pada anak, orang tua selalu menekankan pada pola asuh demokratis. Melalui pola asuh ini orang tua dapat terlibat langsung (sebagai kontrol) terhadap perkembangan anak, serta orang tua dapat mengetahui hambatan- hambatan permasalah karakter yang dihadapi anak. Tegasnya, orang tua dapat menjadi pendengar dan komunikator yang baik, mampu menjadi teladan, menciptakan lingkungan belajar dirumah, tidak mengembangkan pemikiran yang sempit dan dangkal pada anak, serta dapat menanamkan kejujuran. Oleh karena itu disini yang utama adalah kualitas interaksi antara anggota keluarga. 

hambatan dan permasalahan karakter pada anak, krisis karakter pada anak tidak lain adalah krisis identitas, krisis ini ditandai dengan sikap dan perilaku dalam melakukan sesuatu sesuka hatinya tanpa mempedulikan benar-salah, norma-aturan, adat- sitiadat, etika dan tanpa mempedulikan akibatnya. Penyebab krisis karakter pada dasarnya adalah salah pergaulan, yaitu pergaulan siswa yang tidak mencerminkan norma kesopanan, etika, estetika. faktor-faktor penyebab terjadinya krisis karakter disebabkan oleh oleh beberapa faktor meliputi 

(1) lingkungan keluarga, yaitu peran keluarga tidak berjalan dengan baik seperti ketidakpedulian oran tua terhadap kebutuhan anak, tidak terjalinnya kasih sayang, komunikasi dan pola asuh yang tidak tepat dalam keluarga

(2) lingkungan masyarakat, yaitu kurang tanggapnya komponen atau unsur-unsur masyarakat tidak mendukung/tidak berlakunya norma masyarakat

(3) penyimpangan agama,, yaitu rendahnya pemahaman anak tentang nilai-nilai agama menyebabkan siswa mudah terjerumus pada perilaku-perilaku tercela (dosa)

(4) budaya luar (asing), yaitu berkembangnya era globalisasi telah memberikan dampak pada gaya hidup anak yang mengarah pergaulan bebas

(5) penyimpangan teknologi, yaitu anak menyalahgunakan teknologi informasi untuk mencari kesenangan dan kepuasan diri tanpa

memikirkan akibat yang telah dilakukan

keluarga merupakan komponen penting dalam membentuk karakter anak. Mengingat bahwa anak-anak sekarang ini masih jauh dari insan berkarakter dimana masih banyak dijumpai perilaku-perilaku menyimpang pada anak. Masalah krisis karakter pada anak sudah bersifat struktural, untuk itu penyelenggaraan pendidikan karakter harus dilakukan secara holistik dan kontekstual. Karena itu, peran orang tua adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan karakter anak. upaya membangun dan menumbuh kembangkan karakter anak, peran keluarga merupakan faktor kunci utama selain sekolah dan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun