Tumbuh di lingkungan yang berbeda dan kondisi yang berbeda, membuat kita lebih paham mengenai persoalan yang dialami terhadap diri sendiri dan juga lingkungan kecil kita.
Berfokus pada tanggung jawabmu sebagai posisi dalam kehidupan sosial hanya akan berdampak memberi pemikiran bahwa orang lain tidak mengerjakan tanggung jawab sesuai perannya.
Bahwa orang lain menghalangi kewajiban kita sebagai pemeran ini dan itu, dan dunia ini selamanya tidak akan berjalan baik jika semua orang menghalangi tanggung jawabmu.
Yah.. Kembali lagi, barangkali semua itu adalah kenyataan, fakta yang harus ditelan bahwa dunia tidak berputar sesuai ketentuan kita dan banyak manusia yang tidak memegang tanggung jawabnya.Â
Tapi satu alasan lagi yang bisa dikatakan bahwa, berfokus pada tanggung jawabmu sebagai posisi akan memberi dampak pemvalidasian adalah kamu berhak menyentuh garis batasan manusia lain karena posisi dalam kehidupan sosialmu lebih tinggi dan penting. Dan ini yang menyangkut dengan pernyataan yang kedua.
"Sekali lagi, kamu tetaplah manusia."
Terlepas dari siapa kamu didunia ini, apa yang telah kamu capai, apa yang kamu miliki saat ini, berapa banyak manusia yang berada disisimu, mendukungmu, sekali lagi, kamu tetaplah manusia.
Kita seringkali terjebak dalam ilusi bahwa nilai personal kita terletak dari segala hal yang terlihat kepada manusia lain tapi melupakan bahwa kita masih membawa karakter dan nilai dasar yang secara umum dimiliki oleh manusia.
Perasaan superioritas merupakan hal yang lumrah, kecemasan dan ketakutan juga sangat umum dimiliki. Namun jika itu memvalidasi hak kita untuk memerangi manusia lain lah yang salah.
Banyak dari kita yang sering kali mencoba menang-kalahkan suatu permasalahan daripada solusi dan negosiasi.Â
Mengatasnamakan posisi untuk mengambil tindakan atas dasar ego sampai memungkinkan untuk mengeksploitasi, memanipulasi manusia lain hingga akhirnya kita mengurangi salah satu nilai yang seharusnya dimiliki semua mahluk hidup. Kualitas hubungan dan keselarasan diri dengan alam sekitar.