The Greatest Showman merupakan suatu film bergenre drama musikal yang dirilis pada tahun 2017 di bioskop seluruh dunia. Film yang disutradarai oleh Michael Gracey ini mengisahkan tentang sosok pemeran utama bernama P. T. Â Barnum yang mempunyai seorang kekasih bernama Charity dan sedang dilanda mempunyai harapan harapan besar untuk dirinya di masa depan.Â
Mereka berdua berhubungan melalui surat pada saat kecil sampai bertemu akhirnya di masa dewasa. Mereka menikah dan mempounyai dua orang anak. Hidup mereka penuh dengan kebahagiaan dengan kesederhanaannya, akan tetapi karena Barnum menginginkan hal lebih dari dirinya dan selalu merasa kurang hingga akhirnya dia berambisi untuk mewujudkan mimpinya itu.
Pada awal mulanya Barnum dipecat dari perusahaan lama karena bangkrut, ia yang meminjam uang untuk membeli sebuah museum. Sayangnya penjualan tiket tersebut tidak sesuai denga napa yang diinginkan Barnum.Â
Lalu ia memiliki ide untuk membuat sebuah pertunjukkan sirkus, ia mencari kesana kemari para pemain yang berbakat dan unik. Hingga ada saat dimana konflik dengan sang istri muncul. Setelah lama berusaha untuk mencari cara agar pertunjukannya berhasil, pada akhirnya pertunjukkan tersebut dikenal di seluruh dunia.
1. Kreativitas dan bakat yang terkandung dalam film
Dalam film The Greatest Showman, kitab isa melihat bagaimana sang sutradara ingin menampilkan sisi terbaik yang tidak dirasakan atau diketahui orang-orang. Contohnya dalam scene dimana mereka yang sangat keterbatasan, entah itu karena fisik, mental, ataupun materil, tetapi mereka punya sisi lain dari bakat itu sendiri.Â
Saya rasa sang sutradara ingin menunjukkan bahwa kuasa Tuhan itu sangat Ajaib dan indah. Kita tidak boleh asal men-judge orang atas dasar apa yang hanya kita lihat.Â
Seperti halnya mereka yang memainkan sirkus. Pada awalnya mereka dicaci maki oleh penonton karena fisik yang tidak sempurna. Akan tetapi kita lihat pada akhirnya mereka berhasil membuat semua penonton merasa menikmati pertunjukkan tersebut hingga memberikan apresiasi yang luar biasa.
2. Semiotika yang terpampang
Pada salah satu scene dimana tokoh protagonis mengucapkan salah satu kalimat kepada Barnum yaitu " cepat atau lambat ia akan muak dnegan hidupmu yang miskin".Â
Pada scene ini diinterpretasikan d=sebagai kata-kata yang menyakiti hati tetapi juga sebagai penyemangat hidup bahwa Barnum bisa membuktikan dirinya pantas untuk anaknya yaitu Charity.Â
Lalu pada scene dimana para penduduk setempat melakukan protes kepada barnum karena melakukan pertunjukkan yang seisinya merupakan pemain berpenampilan buruk. interpretasi dalam scene ini juga tentu sebagai penyemangat kembali, dimana bis akita artikan jangan pernah menilai seseorang hanya dari penampilannya saja dan jangan memandang sebelah mata. Karena pada akhirnya bisa dibuktikan dengan pertunjukkan mereka yang sukses.
3.Dukungan dari sekitar yang membuat Barnum sukses
Di tengah-tengah adegan, Barnum hampir menyerah karena ternyata membuat pertunjukkan tidaklah semudah itu, ditambah ia bertengkar soal hal ini dengan istrinya. Itu membuatnya semakin berfikir bagaimana hidupnya setelah kegagalan tersebut.Â
Tetapi para pemain yang dibawa oleh Barnum tetap meyakinkannya untuk terus berusaha. Adakalanya juga para pemain yang down dan diyakinkan oleh Barnum.Â
Mereka saling menguatkan satu sama lain untuk terus berproses dan jangan menyerah. Hingga pada akhirnya mereka sendiri lah yang membuat pertunjukkan tersebut sukses dikenal di seluruh dunia dengan gaya khas dan keunikan nya sendiri.
Pesan moral yang terkandung dalam film ini pertama jangan merendahkan orang lain, kedua kita harus terus percaya akan proses, jangan gampang menyerah, ketiga kita harus percaya juga orang orang yang ada di sekitar kita, dan yang terakhir harus terus berprogres apapun yang terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H