Tantangan lain adalah kurangnya partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan. Banyak program CSR yang gagal karena tidak relevan dengan kebutuhan lokal. Misalnya, program pelatihan yang tidak disesuaikan dengan konteks budaya atau keterampilan masyarakat setempat.
Selain itu, keterbatasan anggaran dan sumber daya juga menjadi hambatan bagi perusahaan, terutama usaha kecil dan menengah (UKM), untuk menjalankan CSR secara efektif. Dalam konteks ini, kolaborasi dengan stakeholder dapat menjadi solusi untuk mengatasi tantangan tersebut.
Â
Peluang untuk Masa Depan CSR Â
Meskipun menghadapi tantangan, CSR memiliki peluang besar untuk mendorong pembangunan berkelanjutan di masa depan. Dengan inovasi teknologi, perusahaan dapat menciptakan program CSR yang lebih relevan dan berdampak.
Sebagai contoh, penggunaan teknologi digital dapat memperluas jangkauan program CSR. PT Telkom telah menunjukkan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan akses pendidikan di daerah terpencil. Dengan memanfaatkan teknologi, perusahaan dapat menciptakan solusi yang lebih efisien dan terukur.
Selain itu, kolaborasi lintas sektor juga menjadi peluang besar untuk meningkatkan dampak CSR. Perusahaan, pemerintah, dan organisasi non-profit dapat bekerja sama untuk mengatasi tantangan global, seperti perubahan iklim, kesenjangan sosial, dan akses terhadap pendidikan.
Â
KESIMPULAN
CSR bukan lagi sekadar aktivitas filantropi tetapi telah menjadi strategi bisnis yang berkelanjutan. Dengan komunikasi organisasi yang efektif, hubungan erat dengan stakeholder, dan fokus pada community development, CSR dapat menciptakan dampak nyata bagi masyarakat dan lingkungan.
Ke depan, perusahaan perlu terus berinovasi dalam merancang program CSR yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Dengan cara ini, CSR dapat menjadi jembatan antara bisnis dan masyarakat, menciptakan harmoni yang saling menguntungkan dan mendukung pembangunan berkelanjutan.