Proses komunikasi organisasi melibatkan dua arah: pertama, perusahaan mendengarkan aspirasi masyarakat, dan kedua, perusahaan menjelaskan manfaat dan tujuan program mereka. Proses ini menciptakan transparansi, membangun kepercayaan, dan memastikan keberhasilan program.
Sebagai contoh, PT Telkom melalui program "Indonesia Digital Learning" melibatkan komunikasi langsung dengan para guru dan siswa di daerah terpencil. Dialog ini membantu Telkom memahami kebutuhan spesifik komunitas, seperti pelatihan teknologi dan penyediaan perangkat pendukung.
Selain itu, komunikasi organisasi juga membantu perusahaan merespons kritik yang muncul terhadap program CSR. Ketika perusahaan terbuka terhadap masukan masyarakat, mereka dapat meningkatkan efektivitas program dan menciptakan hubungan yang lebih harmonis dengan komunitas lokal.
Â
Community Development: Pilar Utama CSR Berkelanjutan
Community Development adalah pendekatan yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat untuk mencapai kemandirian. Pendekatan ini menempatkan masyarakat sebagai subjek utama pembangunan, bukan sekadar penerima manfaat pasif.
Sebagai contoh, PT Freeport Indonesia menjalankan program pelatihan keterampilan di Papua, seperti pertanian, peternakan, dan kerajinan tangan. Program ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas masyarakat lokal sehingga mereka dapat menciptakan peluang ekonomi baru.
Keberhasilan community development bergantung pada pendekatan partisipatif. Perusahaan harus melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program. Dengan cara ini, program yang dirancang dapat lebih relevan dengan kebutuhan lokal dan memiliki dampak yang lebih besar.
Â
Hubungan dengan Stakeholder dan Community Relations
Hubungan yang erat dengan stakeholder adalah elemen penting dalam implementasi CSR. Stakeholder mencakup berbagai pihak, seperti masyarakat lokal, pemerintah, organisasi non-profit, dan media. Setiap stakeholder memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan program CSR.