Mohon tunggu...
Kirana Armida
Kirana Armida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Halo, saya Kirana dan saya memiliki hobi writing

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Opini: Kebijakan Moneter, Inflasi dan Harga Pangan

26 Mei 2024   19:37 Diperbarui: 26 Mei 2024   20:11 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bank Indonesia (BI) menggunakan kebijakan moneter sebagai alat utama untuk mengatur perekonomian Indonesia. Kebijakan moneter sangat penting untuk menjaga stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas keuangan secara keseluruhan, meskipun ada banyak perubahan dan tantangan yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri. 

Upaya untuk menjaga inflasi pada tingkat yang rendah dan stabil merupakan komponen penting dari kebijakan moneter Indonesia. BI selalu berkomitmen untuk mencapai target inflasi dalam jangka waktu tertentu. Namun, mengendalikan inflasi tetap menjadi prioritas utama, terutama di tengah-tengah perubahan harga komoditas global dan faktor domestik lainnya. Ekonomi sangat berhubungan dengan inflasi dan harga pangan, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. 

Inflasi, yang didefinisikan sebagai kenaikan umum harga barang dan jasa dalam suatu periode waktu tertentu, dapat memberikan tekanan tambahan pada harga pangan karena pangan merupakan kebutuhan pokok bagi semua orang, dan kenaikan harga pangan dapat berdampak langsung pada daya beli dan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah. Akibatnya, konsumen mungkin harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli kebutuhan sehari-hari mereka.

Masyarakat yang rentan dapat merasakan dampak dari kenaikan harga pangan akibat inflasi. Karena kenaikan harga makanan, mereka mungkin terpaksa mengurangi konsumsi makanan berkualitas atau bahkan mengalami kekurangan gizi. Di sisi lain, produsen makanan dapat mendapatkan keuntungan tambahan dari kenaikan harga, tetapi ini tidak selalu menguntungkan petani kecil atau subsisten yang seringkali tidak memiliki daya tawar dalam harga jual mereka.

Pemerintah dapat mengambil berbagai tindakan untuk mengurangi dampak negatif inflasi terhadap harga pangan, seperti pengawasan ketat terhadap pasar pangan, subsidi untuk bahan pangan pokok, insentif untuk petani, pembangunan infrastruktur pertanian, dan kebijakan moneter dan fiskal yang bijaksana untuk mengontrol inflasi secara keseluruhan.

Untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketidakpastian harga pangan dalam jangka panjang, pemerintah harus mengambil tindakan pencegahan, seperti diversifikasi sumber pangan, investasi dalam infrastruktur pertanian, mendorong praktik pertanian berkelanjutan,dan meningkatkan akses pasar bagi petani kecil. 

Oleh karena itu, mempertahankan pengendalian inflasi sambil mempertimbangkan efeknya terhadap harga pangan merupakan tantangan yang rumit, tetapi sangat penting untuk kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Untuk memastikan akses pangan yang cukup dan terjangkau bagi semua orang, pemerintah, lembaga internasional, sektor swasta, dan masyarakat sipil harus bekerja sama untuk membuat kebijakan yang efektif untuk mengatasi masalah ini.

Artikel ini dibuat oleh Alvina Choirunnisa, Zahwa Nur Alya, dan Kirana Armida Hudawi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun