Marlina datang dari keluarga yang sangat tidak mampu. Untuk menguburkan jasad 'Topan' yang diyakini sebagai bayi Marlina yang tidak sempat lahir, ia harus berhutang untuk biaya penguburan nya. Ia bahkan tidak memiliki uang untuk mengubur suaminya yang sudah terbujur kaku di pojok ruang tengah pada rumahnya yang terbuat dari anyaman itu. Rumah dari anyaman, hiasan di dinding dan kompor yang masih menggunakan api dan kayu. Tidak lupa mayat suaminya yang duduk di pojok ruangan. Keindahan ini membuat kita berempati kepada Marlina dan merasakan kengeriang di saat yang bersamaan.
Sekian pembahasan saya pada artikel kali ini. Semoga bacaan ini bermanfaat bagi pembuat dan pembacanya. Terima kasih untuk pengertian dan perhatiannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H