Mohon tunggu...
nadya auriel
nadya auriel Mohon Tunggu... -

lumayan tahu banyak tentang musik...senang membaca dan memperhatikan isu2 sosial..dan tidak menyukai orang2 yg suka menghina atau merendahkan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Merindukan Penegakan Hukum

11 Januari 2012   12:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:01 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan saya tergeli-geli dan terheran2 membaca kasus-kasus hukum yg terjadi di negara ini. Kasus cek pelawat dimana yg menerima suap di hukum padahal yg memberi suap belum jelas ada atau tidak. Kasus sandal jepit dimana tersangka dinyatakan bersalah walaupun barang bukti yg ada bukan sandal yg disangkakan dicuri oleh terdakwa..belum lagi kasus2 salah tangkap sebelumnya. Ini membuat saya bertanya-tanya " dimana para aparat kita belajar hukum?? berbedakah proses penyelidikan di negara ini dgn di negara lain?? "

Saya sangat suka menonton serial Crime Scene Investigation ataupun Law and Order serta beberapa serial yg berhubungan dgn kinerja penegak2 hukum. Di film itu saya menyaksikan bagaimana cara kerja mereka di Tempat Kejadian Perkara. Bila terjadi suatu pembunuhan atau kecelakaan, begitu tiba di TKP bagian investigasi langsung bekerja memberi garis polisi dan hanya aparat saja yg boleh ada di sekitar TKP dan semuanya mengenakan sarung tangan. Kemudian mereka mengambil sampel dr sekitar kejadian, benda apapun bila dianggap berhubungan dgn kasus tsb mereka ambil dan dimasukkan kedalam kantung2 yg sdh di sediakan.  Mereka melakukannya dgn langkah hati2 bahkan terkadang melangkah setapak demi setapak. Dari pemeriksaan benda2 tsb mereka akan mendapatkan tersangka..tetapi mereka tdk bisa dgn semena2 menuduh bahwa si tersangka adlh pelaku yg sebenarnya. Para aparat harus mampu membuktikan dgn cara menggali latar belakang dan hubungan tersangka dgn korban...bila tersangka memiliki alibi, aparat hrs mampu mematahkan alibi si tersangka..bila tdk dpt dibuktikan bhw tersangka adalah pelaku yg sebenarnya, si aparat akan melepaskannya. Dan mereka akan mencari tersangka yg lain berdasarkan barang bukti yg tadinya ditemukan disekitar korban. Proses itu akan berulang sampai mereka menemukan pelaku yg sebenarnya. Begitu jg dgn kasus pencurian..tdk hanya tersangka yg di interogasi..tetapi si korban juga, krn tdk sedikit kasus si korban ternyata berbohong. Dan bila barang bukti tdk dapat dihadirkan maka dengan sendirinya kasus tsb gugur.

Di saat menonton film tsb saya berangan-angan " kapankah aparat di negaraku berlaku seprofesional mereka?? " Mengharapkan sepenuhnya spt penegak hukum di negara lain mungkin butuh waktu lama...krn peralatan di labkrim yg mereka miliki sangat canggih, dan tentunya harganya sangat mahal. Setidaknya saya berharap aparat kita profesional dlm mengolah TKP...sering sy lihat di TV aparat tdk mengenakan sarung tangan dan ceroboh mengobrak-abrik TKP. Masyarakat yg menontonpun dibiarkan.

Mudah-mudahan kedepannya aparat kita dapat bertindak lebih profesional lagi, sehingga tdk terjadi lagi kasus2 penangkapan yg menggelikan dan menjadi bahan perbincangan yg negatif.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun