ETIKA REKAYASA UNTUK REKAYASAWAN
Di bagian dalam urusan kita sehari-hari, teknologi telah menimba ilmu keaktifan kita, menginjak perlengkapan tenaga sampai tambah pemenuhan sasaran ringan harian. Kehadiran satu sisi bersumber teknologi dirasakan teka merubah sifat-lembaga masyarakat yang terkadang juga mencengkam sistem ideal yang telah terdapat.Â
Di balik terjadi suatu teknologi, datang sosok rekayasawan yang kreatif, inovatif dan selalu mencari penyelesaian suatu tertib yang datang di bagian dalam masyarakatnya.Â
Secara tidak langsung, bentuk sistem nilai di bab dalam masyarakat sangat terpulang renggangan lain kepada sila moral seorang rekayasawan. Keputusan seorang rekayasawan di bagian dalam suatu pendirian besok bisa mencengkam sopan santun ratusan bahkan jutaan semangat sekaligus. Oleh karena itu, hal etika menjadi bagian yang sangat penting jumlah seorang rekayasawan.
Etika rekayasa dipahami seperti rancangan atau rumusan anggapan-anggapan aturan bagian dalam wujud kode, petunjuk, dan dugaan berasal organisasi-tempat profesi. Telaah implikasi rekayasa jumlah masyarakat baru dimulai pada tahun 1970-an dan etika rekayasa pun berlaku tilikan interdisipliner yang melibatkan tuntunan filsafat, ilmu sosial, hukum, dan bisnis.Â
Selanjutnya, nilai-nilai tentang etika rekayasa segmen bagian dalam maksud ukuran baru diterbitkan pada tahun 1981-an terutama oleh Business and Professional Ethics Journal.Â
Cukup di perhatikan terhadap etika rekayasa boleh dikatakan terlambat, Pada ini kelahirannya karena masyarakat mengira-ngira rekayasawan seperti perlengkapan produksi saja, bukan seperti seorang pencuri pernyataan yang bertanggung jawab.Â
Berangkat terbit kesadaran tertera di awal, etika rekayasa berlaku terhadap bagian yang penting dan terlazim selalu dikaji oleh seorang rekayasawan agar memahami batas-batas tanggung jawabnya.Â
Dengan ulasan etika pelaksanaan seorang rekayasawan diharapkan upas meningkatkan anugerah penalarannya agar lebih bermanfaat di bagian dalam mengejar respons awal masalah-masalah moral. Jadi target etika rekayasa adalah menjelang meningkatkan otonomi moral, yaitu kemampuan untuk berpikir secara rasional perihal berita radio angin-berita radio angin moral berdasarkan perkara-perkara moral yang berlaku .
Etika rekayasa bisa didefinisikan seperti berikut. Studi tentang agenda-agenda dan ketentuan moral yang menghalang pribadi dan organisasi yang terlibat suatu rekayasa.Â
Studi tentang masalah-masalah yang erat berkaitan satu arah-hadap lain unit perilaku moral, karakter, cita-cita, dan koneksi peserta-peserta dan organisasi-organisasi yang terlibat bagian dalam pengembangan teknologi . Jadi jelas obyek kajian rekayasa adalah kompleksitas kesopanan yang berpilin erat dengan kerekayasaan.Â
Rekayasa pada kenyataannya lebih banyak main di bagian dalam perusahaan-perusahaan yang mencari keuntungan, dan perusahaan-perusahaan dimaksud tertanam di bagian dalam bentuk masyarakat dan tertib pemerintah yang rumit, sehingga tertib atau orientasi-orientasi moral di bagian dalam rekayasa berperan semakin kompleks.
Kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang secara sempit berisi aturan atau gerak-gerik susila . Jika arti ethos adalah perilaku tata krama istiadat berwai bisa ditafsirkan bahwa bab ini sudah dikenal jauh lebih termin lagi seusia kitab-kitab tua yang kira terdapat pada abad ke 25 SM yang menjadi dasar ideologi etika Khong Fu Cu .Â
Etika juga diartikan pula seperti filsafat moral yang bertalian dengan penyelidikan tentang tindakan-tindakan tunduk ataupun menurun pribadi di bagian dalam mencengkam kebahagiaannya. Apa yang dibicarakan di bagian dalam etika adalah kampanye pribadi, yaitu tentang jenis tunduk atau menurun atau etik - etik tindakan pribadi menjelang menggapai kebahagiaan tempuh tentang kearifannya bagian dalam bertindak .
Menurut Runes terdapat dua kesusahan penting tentang etik kebaikan. Pertanyaan pertama adalah mengenai arti suatu etik dan bagian suatu kebaikan. Pertanyaan kedua adalah mengenai apa yang disebut dengan baik dan adakah yang lebih baik. Teori Konsekuen yang dipelopori oleh filsof Inggris Jeremy Bentham dan John Stuart Mill , mengekspresikan bahwa hal bermoral atau tidak, ditentukan berdasarkan konsekuensi langkah terkandung.Â
Di bagian dalam teori ini, melihat memilih apakah akan mengerjakan pilihan A atau B, dibutuhkan dugaan mengenai konsekuensi pekerjaan A dan B, serta pengetahuan tentang tahap konsekuensi yang terbaik.Â
Aplikasi sosial hedonisme di bab bagian dalam publik adalah Utilitarianisme yang doktrinnya mengekspresikan bahwa kebaikan sosial harus ditentukan oleh akhir terbaik yang upas diberikan untuk yang terbanyak. Pembagian moral yang lain adalah berlapiskan objek balasan yang butuh dicapai oleh jiwa hormat seperti individu, seperti distributor keturunan ataupun seperti warga negara, sehingga dikenal etika individu, etika keturunan, dan budi pekerti negara.Â
Dari studi di awal upas dirasakan bahwa pengenalan moral sangat terpulang motivasi orang, hormat secara diktum maupun berkelompok. Maslow menyelaraskan target jiwa bab bagian dalam bentuk piramida yang dikenal seperti Hirarki Kebutuhan Maslow. Di bab bagian dalam piramida Maslow, alur belakang membentangkan tujuan paling mendasar diktum, yaitu target fisik yang merangkum makan minum, sandang dan kusen.
Rekayasa. Rekayasa adalah pada wicara dari engineering yang kali ini kita ingat tambah perkataan teknik. Arti perkataan teknik itu s endiri adalah pelaksanaan ilmu untuk kes ejahteraan kerabat orang (Zen, 1981: 10). mempersempit definisi itu, sehingga rekayasa adalah pelaksanaan ilmu pandangan bagian dalam penerapan sumber kekuatan udara demi guna jumlah publik dan umat manusia sedangkan rekayasawan adalah berjuang yang menulis benda dan proses-proses menjelang menyetujui keinginan pokok manusia (pangan, papan dan sandang), tambah hukuman tambahan, meningkatkan kemudahan, energi dan kecantikan di bagian dalam kehidupan orang sehari-hari Teknologi. Batasan teknologi sangatlah bervariasi.Â
Oleh Ogburn disampaikan bahwa teknologi seumpama sekarakter puncak gunung es. Oleh karena itu terlazim sekali memandang teknologi terbit berbagai titik temu agar ada gagasan yang lebih luas.
- Teknologi seperti muatan buatan,
- Teknologi seperti urusan jiwa,
- Teknologi seperti himpunan pandangan.
Di bagian dalam usaha globalisasi yang berkeinginan menghentak ke hadap industrialisasi, perebutan wilayah dan pengembangan teknologi dianggap sangat penting, agar mampu bersilaju bagian dalam hal menghasilkan benda berkualitas lebih baik, lebih murah, tenang dan tenteram atau risikonya pendek dan ramah lingkungan (Soehendro, 1996).Â
Perkembangan ilmu dan teknologi dianggap padanan kata tambah pembentukan peradaban berbudaya, sebaliknya kultur pikir berbudaya yang ilmiah akan menumbuh suburkan ilmu dan teknologi berbudaya. Membicarakan ketenangan harus diawali tambah pengetahuan peri kes elamatan atau tenang dan tenteram itu sendiri. Sesuatu (perlengkapan, prosedur) adalah tenang dan tenteram jumlah seseorang atau wadah famili jika seseorang atau wadah famili tersebut menangkap buah (penerapan)-nya memercayai tuntunan-tuntunan etik yang final mapan; sedangkan buah adalah jalan terjadi sesuatu yang tidak diharapkan atau materi yang merugikan.
Seorang rekayasawan harus selalu mencekoki komponen ketenangan di bagian dalam rancangannya. Oleh karena itu identifi kasi buah suatu benda sangat diperlukan, demikian pula ketegasan terbit target benda itu sendiri. Untuk menyurutkan komponen buah, percobaan keselamatan jumlah  suatu benda harus dilaksanakan sebelum benda ters ebut merembes manufaktur. Setelah manufaktur pun benda itu juga harus selalu dipantau kes elamatan penggunaannya. Produk pelaksanaan yang tunduk akan selalu dis ertai tambah pros edur penghijrahan di masa menjalani buah yang tak di duga sebelumnya.
Secara spasial penerapan teknologi di suatu bekas bisa mencengkam bekas lain dan bertubrukan secara global. Dari segiwaktu, pendayagunaan teknologi di zaman waktu ini upas saja membuat kebinasaan udara yang akibatnya baru upas dirasakan oleh tingkatan yang akan tampak. Kehadiran seorang rekayasawan bertenaga uraian barat yang rasional disertai kepandaian timur yang selalu memikirkan keselarasan tambah alamnya sangat didambakan; ihwal ini berisi bahwa rekayasawan terkandung menyimpan rekognisi global dan temporal. Rekayasawan yang demikian akan menyimpan anugerah memeriksa kemungkinan di depannya dan tambah penuh gagasan yakin awak menetapkan preferensi karirnya.
Keputusan memintal suatu karir seyogyanya memikirkan petunjuk pokok moralnya, bahara-bahara sarjana yang akan dihadapinya dan tetap saja pengetahuan peri abun-abun dan ajakan perusahaan yang akan dipilihnya. Selain itu, terlazim disadari bahwa peredaran ilmu dan teknologi teka dan sedang beranak pinak tambah pesatnya. Hal ini bertubrukan untuk bentuk preferensi teknologi jumlah suatu perusahaan, yang juga memaksa rekayasawan menjelang selalu menyampaikan dan belajar.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H