Aksara terkoyak mati ditikam acuh
Aku, sang pembunuh kita yang di bakar bersama tembakau tadi sore
Telah mati atas nama kita!!
Kita menjadi partikel asing dalam kubu kubu khidmat selepas badai
Adalah aku dan kamu yang tak lagi merindu pada ruang gerak bersama
Api semangat hanya mengebul sesaat di atas cangkir kopi
Kemudian jatuh menjadi pahit di setiap bibir bibir ingatanÂ
Hiduplah aku habislah kitaÂ
Jadilah saya disusul kamuÂ
Debu pada lembar halaman, pada lembar alas tikar duduk kita, pada printer yang tak lagi mengeluarkan tinta
Adalah bentuk kesakitan literasi kitaÂ
Daun-daun berguguran membungai pemakaman nisan beratasnamakan 'kita'
Tak ada jasad disana
Saya dan kamu adalah yang menguburkan kitaÂ
Dulu kita sepakat bersama
Saling melamar di bawah pohon untuk saling bersaudara
Tapi kini...
Aku dan kamu adalah yang saling mengabaikan
Malam ini akan kucari cenayang!!
kupinta menghidupkan 'kita' meramaikan ruang kataÂ
Akan kubayar cenayang dengan puisi tiap purnamaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H