Mohon tunggu...
Taufik Rachmat
Taufik Rachmat Mohon Tunggu... -

seorang manusia biasa yang ingin hidupnya menjadi luar biasa, dengan ketidak sempurnaan manusia menjadi sempurna...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tak Sesederhana Nama dan Wujudnya

7 Desember 2010   02:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:57 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tubuh manusia memang 75% terdiri atas air. Otak 74,5% air. Darah 82% air. Tulang yang keras pun mengandung 22% air.

Air adalah zat yang diciptakan dan dirancang secara khusus sebagai sumber kehidupan. Setiap sifat fisika dan kimia air telah diciptakan secara khusus bagi kehidupan. Air memang memiliki segala sifat yang benar-benar pas dan sesuai bagi kelangsungan hidup semua makhluk.

Di antara yang menarik dari air adalah proses pembekuannya. Zat-zat cair pada umumnya membeku mulai dari lapisan paling bawah lalu ke lapisan di atasnya. Tapi air membeku dari arah sebaliknya. Ini adalah sifat air yang ‘aneh’, akan tetapi sangatlah penting bagi keberadaan air di permukaan bumi. Jika air tidak membeku dari atas, dengan kata lain jika es tidak mengapung, maka banyak air di wilayah dingin di permukaan bumi yang akan menjadi es. Bila ini yang terjadi, maka takkan ada lagi kehidupan di lautan, danau, kolam dan sungai yang membeku.

"Marilah kita kaji lebih teliti untuk mengetahui mengapa demikian. Terdapat banyak tempat di bumi yang memiliki suhu di bawah (0 °C) di musim dingin, bahkan jauh lebih dingin lagi. Cuaca dingin seperti ini tentunya berpengaruh pada air di laut, danau, dan lain sebagainya. Air ini semakin lama akan semakin dingin, dan sebagian darinya mulai membeku. Jika es tidak memiliki sifat sebagaimana biasanya (dengan kata lain jika es tidak mengapung), maka es ini akan tenggelam ke bagian dasar. Kemudian bagian air yang suhunya lebih hangat akan naik ke permukaan dan bersentuhan dengan udara di atasnya. Akan tetapi, suhu udara di atas permukaan air masih berada di bawah titik beku air, sehingga air yang berada permukaan ini akan membeku juga dan lantas tenggelam ke bagian dasar. Proses ini akan berlangsung terus hingga keseluruhan air telah membeku."

Namun peristiwa di atas tersebut tidaklah terjadi. Sebaliknya yang terjadi adalah: ketika suhu udara menjadi dingin, masa jenis atau kerapatan air menjadi semakin besar hingga suhunya mencapai 4°C. Namun setelah mencapai titik ini, segala sesuatunya berubah tiba-tiba. Di bawah suhu ini, air mulai memuai dan kerapatannya menjadi semakin kecil. Akibatnya, air bersuhu 4°C akan tetap berada di bagian paling bawah, air bersuhu 3°C di atasnya, air bersuhu 2°C di atasnya lagi, dan begitu seterusnya. Hanya di bagian paling permukaan sajalah suhu air mencapai (0 °C). Dan lapisan teratas inilah yang membeku. Tapi hanya bagian permukaan saja yang membeku, lapisan air bersuhu 4°C di bawah lapisan es ini tetap berwujud cair, dan ini sudah cukup bagi hewan dan tumbuhan dalam air untuk tetap hidup.

Apa yang terjadi apabila air tidak memiliki sifat yang demikian ini dan berperilaku sebagaimana zat cair lain? Anggaplah air semakin mejadi lebih padat seiring dengan suhunya yang semakin menurun, sebagaimana zat cair lain. Maka lapisan es yang terbentuk kemudian tenggelam ke bagian dasar. Apa yang akan terjadi?

Pada keadaan ini, proses pembekuan di samudra dan lautan akan dimulai dari bagian dasar dan terus berlanjut hingga ke bagian paling permukaan. Hal ini terjadi karena tidak terdapat lapisan es di permukaan yang menutupi lapisan air di bawahnya, sehingga mencegah hilangnya panas dari air tersebut. Dengan kata lain, sebagian besar danau, lautan dan samudra di bumi ini akan menjadi es padat yang di atasnya mungkin terdapat lapisan air berkedalaman hanya beberapa meter saja. Bahkan jika suhu udara ditingkatkan, es di bagian bawah tidak pernah mencair semuanya. Dalam keadaan demikian, kehidupan dalam air tidak dapat berlangsung, begitu pula dengan kehidupan di daratan. Dengan kata lain, jika air tidak ‘berperilaku aneh’ seperti ini, maka planet kita akan menjadi bumi yang mati.

"Untuk volume yang sama, air memiliki berat tertinggi pada suhu +4°C. Ini sungguh penting bagi kelangsungan hidup flora dan fauna di muka bumi. Di lautan, air yang bersuhu +4°C tenggelam ke dasar lautan karena memiliki berat terbesar. Karenanya, dasar lautan yang permukaannya tertutupi bongkahan es, selalu dalam keadaan cair (tidak beku), dan memiliki suhu +4°C yang masih memungkinkan berlangsungnya kehidupan. Hal yang sama berlaku pula di sungai dan di danau."

Mengapa air berperilaku tidak sebagaimana zat cair lainnya? Mengapa air tiba-tiba saja memuai di bawah suhu 4°C, padahal di atas suhu ini ia menyusut? Ini adalah pertanyaan yang tak seorang pun mampu menjawabnya. Tapi satu hal yang pasti adalah: ‘keanehan’ inilah yang menjadikan kehidupan di bumi tetap berlangsung. Hal ini memunculkan satu pertanyaan lagi: mungkinkah ini semua dikarenakan air itu sendirilah yang menghendaki perilaku ‘anehnya’ tersebut. Namun air adalah benda mati. Air hanyalah senyawa yang terdiri dari atom hidrogen dan oksigen yang tidak memiliki akal pikiran. Sebaliknya, ini bukan pula kehendak seluruh makhluk hidup yang telah memprogram air agar memiliki sifat yang mendukung kelangsungan hidup mereka. Jika demikian, tentunya ada kehendak dan kecerdasan lain yang menciptakan perilaku air agar sesuai dengan kebutuhan makhluk hidup. Dan pencipta air ini tentu pula pencipta makhluk hidup tersebut, termasuk manusia. Pencipta ini tiada lain adalah Allah, Tuhan Yang Maha Sempurna.

“Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. An Nahl, 16:10-11)

itu sebagian kecil tentang air....

mari kita lanjutkan ke beberapa proses lagi....

mungkin ini baru bagi kalian, atau sudah ada yang mengetahuinya.... sebut saja bahan bakar dari air, hah??? jangan gila donx,,, mana mungkin bahan bakar dari air??? ah yang nulis gila neh... hehehe... sabar dulu bro n sis...dari pada penasaran kita telusuri tentang air lagi.... mari.... dari tadi ngomong mulu, pembaca udah ga sabar neh, masa ada bahan bakar dari air,,, okeh...okeh... yuuu mariiii cekidot.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun