Mohon tunggu...
Kintani Ayu Farhadina
Kintani Ayu Farhadina Mohon Tunggu... Lainnya - KKN DR KELOMPOK 75 UIN SUMATERA UTARA

Mahasiswa UIN Sumatera Utara, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Biologi

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental di Masa Krisis Pandemi

14 Agustus 2020   14:08 Diperbarui: 14 Agustus 2020   14:31 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dampak yang di timbulkan karena masalah pandemi terus bertambah, semua orang harus pandai memutar otak dan haluan untuk  terus bisa menemukan cara bagaimana menyeimbangkan kehidupan yang bisa di katakan berubah secara drastis ini.

Semua kegiatan yang dilakukan tidak luput dari peran manusia itu sediri. Dimana, dengan dampak pandemi yang di rasakan semakin parah dari segi pendidikan, ekonomi, sosial, kesehatan dan politik, mengharuskan manusia teebiasa untuk bisa beraktivitas dengan jangkauan jarak agar pandemi dapat mereda. Setiap harinya korban yang terus terjangkit, meninggal dan sembuh terus bertambah di laporkan di berbagai media berita resmi baik itu televisi, radio, koran, artikel dan lainnya.

Di samping itu semua, dengan telah berlangsung kebijakan pemerintah yang memberlakukan Sosial Distancing yang telah di lakukan selama kurang lebih 5 bulan terhitung dari bulan Mei tahun 2020 di Indonesia. Tidak dipungkiri juga beberapa orang mengalami menurunnya kesehatan mental karena dampak pandemi ini baik itu berupa stres, panik yang berlebihan, sulit berkonsentrasi dan timbulnya ketakutan yang tidak wajar karena krisis pandemi.

Menurut WHO, 2019. Stres yang muncul selama masa pandemi dapat berupa :

1. Timbulnya Kepanikan dan Kecemasan Terhadap Kesahatan Diri Sendiri dan Kesehatan Orang Lain yang Di Sayangi.

2. Terjadinya Perubahan Pola Hidup Sehat Menjadi Susah Tidur, Sulit Makan, dan Juga Terganggunya Konsentrasi.

3. Memperparah Kondisi Fisik Dan Mental Seseorang yang Memang Memiliki Riwayat Penyakit Kronis dan Gangguan Mental.

4. Dapat juga menimbulkan Panik Sehingga Menggunakan Obat-Obatan Terlarang (drugs).

Dengan semua dampak negatif yang telah di jelaskan tersebut, lalu apa saja yang dapat kita lakukan agar kesehatan mental kita tetap terjaga di masa pandemi.

1. Melakukan Self Healing atau penyembuhan diri dengan cara mengerjakan hal-hal positif yang di sukai di dalam rumah seperti memasak, olah raga rutin, berenang, menonton, bercengkrama dengan keluarga atau lainnya agar mengurangi setres

2. Melakukan pendekatan Spiritulisme. Pahami bahwa setiap kejadian terlepas dari yang dapat kita kendalikan maupun tidak, semua tidak luput dari peran Sang Pencipta.

3. Membiasakan diri untuk hidup bersih dan mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi.

4. Cerdas dalam menyaring informasi atau berita tentang pendemi.

5. Membiasakan diri untuk berfikir positif, olaraga teratur dan hidup saling support satu sama lain.

Selain adanya dampak negatif yang di timbulkan, pahami juga bahwa ada juga dampak positif yang dapat di rasakan dari pandemi ini yaitu waktu berkumpul dengan keluarga semakin sering, waktu untuk beribadah juga semakin banyak. Polusi udara di bumi semakin berkurang karena menurunnya pemakaian kendaraan bermotor. Dan masih banyak lagi hal-hal postif yang lainnya.

Ingat juga semakin hari korban yang sembuh juga semakin banyak karena pemerintah dan tim medis juga masyarakat dapat saling bekerjasama dalam menghadapi pandemi. Kesehatan Mental ini sangat perlu di perhatikan mengingat kerentanan stres yang dapat semakin meningkat, agar bukan cuma fisik yang sehat tetapi mental juga sehat. Dengan begitu kita semangat dan terus produktif beraktivitas dan cerdas dalam menggunakan waktu kita selama menghadapi dan menemukan solusi dari dampak negatif pandemi ini.

Jadi tidak ada alasan lagi bagi kita untuk cemas dan khawatir karena banyak hal postif yang dapat di lakukan selama pandemi. Tinggal bagaimana lagi cara kita dengan cerdas menjalani aktivitas dengan cara baru yang sistemnya telah di jelaskan pemerintah. Yaitu dengan Sosial Distancing.

Penulis : Kintani Ayu Farhadina

Editor : Kintani Ayu Farhadina

Sumber : 

WHO (2019). Mental Health During Covid-19 Pandemic. Di Akses Pada Tanggal 28 April 2020.

Schwartz (2003), C., Psychosomatic Medicine, October 2003; Vol 65. News release, Health Behavior News Service.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun