Tahun 2020 menjadi tahun yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, terutama pada saat Natal. Kemeriahan Natal lengkap dengan segala pernak-pernik yang biasanya nampak jelas dan bisa ditemukan dimana saja, tahun ini terasa hilang. Acara tukar kado dengan teman-teman hanya bisa dengan cara mengirimkan lewat paket tanpa berkumpul seperti biasanya. Bahkan ibadah pun harus dilakukan secara online di rumah masing-masing.
Hari itu tanggal 24 Desember merupakan malam Natal, dimana biasanya umat Katolik ramai-ramai berangkat ke Gereja bersama keluarga dan teman untuk menjalani misa malam Natal.Â
Teringat pada malam Natal biasanya satu jam sebelum misa, kursi di dalam Gereja sudah penuh ditempati sehingga bagi umat yang tidak kebagian bisa mengikuti misa dengan menempati kursi tambahan yang berada di halaman Gereja ataupun aula Gereja. Namun tidak pada tahun ini. Tahun ini umat menjalani misa dari rumah masing-masing lewat handphone ataupun melalui televisi.
Beruntung tahun ini saya berkesempatan untuk melayani mengiringi paduan suara misa online di Gereja sehingga saya bisa sekalian misa di Gereja. Keadaan Gereja saat itu sepi. Hanya ada petugas liturgi serta team Komsos yang bersiap di dalam Gereja. Misa pun berjalan tanpa umat.
Misa malam itu dimulai diiringi dengan lagu pembuka, Malam Kudus. Malam Kudus, Sunyi Senyap. Lirik tersebut seperti memang menggambarkan situasi Gereja saat itu. Alunan lagu khas Natal terdengar manis dinyanyikan di dalam Gereja. Puji Tuhan Misa malam Natal tahun ini dapat berjalan dengan lancar meskipun dengan situasi seperti ini.
Biasanya selesai misa malam Natal, umat akan bersalaman dengan umat lain, mengucapkan selamat Natal, berbincang dengan teman yang tidak sengaja bertemu saat itu.Â
Namun tahun ini lagi-lagi hal itu tidak bisa dilakukan. Tidak bisa bersalaman, hanya mengucapkan Selamat Natal saja dan langsung pulang ke rumah masing-masing.
Jumat 25 Desember, Hari Raya Natal. Diawali dengan misa pagi yang disiarkan oleh salah satu stasiun televisi di Indonesia. Salah satu hal yang menarik dari Natal tahun ini ialah jatuh di hari Jumat, dimana ketika seluruh umat Kristiani sedang merayakan Natal, saudara-saudari kita yang beragama Muslim pun sedang menjalankan Sholat Jumat. Hari yang baik bagi seluruh orang.
Natal tahun ini meskipun jauh dari kata ramai dan meriah selalu bisa meninggalkan kesannya sendiri. Buat saya, Natal tahun ini menjadi gambaran bahwa Natal bukan hanya sekadar perayaan meriah. Â Dari Natal yang sederhana ini, kita masih bisa menemukan banyak hal yang patut disyukuri. Saya bersyukur masih diberi kesehatan, saya bersyukur bisa dipercaya untuk melayani secara langsung di Gereja saat malam Natal, dan saya bersyukur meskipun maraknya virus, teman-teman saya juga masih diberi kesehatan meskipun tahun ini harus menahan diri untuk bertemu secara langsung.
Kita memang tidak tahu kapan situasi dapat kembali normal. Mungkin situasi sepanjang tahun ini membuat kita terus mengeluh dan kurang mensyukuri hal-hal lain yang masih bisa kita dapatkan dan nikmati. Semoga dari Natal tahun ini kita bisa lebih menghargai  hal-hal baik itu kecil maupun besar yang ada di sekitar kita, serta menjadi pengingat kembali untuk selalu mensyukuri segala hal yang terjadi dalam hidup kita. Kita yakin bahwa apapun yang terjadi Tuhan pasti memiliki rencana terbaik untuk hidup kita.
Selamat Natal 2020, semoga damai Natal dapat selalu ada di dalam hidup kita. Tuhan memberkati kita selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H