Salah satu tradisi lebaran yang masih berjalan hingga saat ini adalah mudik ke kampung halaman. Mudik ini identik dengan momen kumpul bersama keluarga besar dan silaturahmi. Dibalik keceriaan dan kebersamaan, tak jarang muncul pertanyaan-pertanyaan menjengkelkan yang bisa bikin momen lebaran jadi kurang nyaman, akibat bingung menjawabnya/
      Sebetulnya wajar apabila jarang bertemu dengan anggota keluarga besar itu saling bertanya kabar masing-masing. Namun kenyataannya, baik sengaja atau tidak terkadang muncul pertanyaan agak sensitif, yang bikin jengkel untuk menjawabnya.
      Beberapa macam pertanyaan yang sering terdengar saat kumpul bareng keluarga besar, seperti : "Kapan lulus kuliah?", "Kerja dimana sekarang?", "Gaji berapa?", "Kapan nikah?", hingga "Kok belum punya anak?" dan masih banyak lagi pertanyaan sejenis.
      Agar momen lebaran tetap terasa bahagia dan ceria, alangkah baiknya untuk menyikapi sederet pertanyyan santai, kepala dingin dan tidak panik. Bahkan apabila perlu, dijawab dengan kalimat yang lucu, sehingga menjadi hiburan bersama secara gratis, tanpa menyinggung si penanya.
      Berikut ini contoh jawaban lucu dari pertanyaan diatas :
Saat ada pertayaan "Kapan lulus kuliah?" .
Meskipun kita sudah punya program kapan skripsi, kapan KKN dan lainnya, itu tidak perlu disampaikan. Jawab saja : "Menunggu dosenku terbuka hatinya untuk timbul rasa kasihan padauku".
Apabila ada pertanyaan : "Kerja dimana sekarang?".
Jaman serba online seperti saat ini, orang bekerja tidak harus pergi pagi pulang sore atau malam dengan pakaian seragam necis bersepatu mengkilap. Banyak kaum rebahan yang hasilnya berlimpah hanya dengan bekerja dari rumah. Jadi jawabnya : "Kerjaku di kamar saja"
      Saat ada pertanyaan yang menohok : "Gaji berapa?"
Jenis pertanyaan seperti ini yang paling menjengkelkan. Bukankah gaji atau penghasilan seseorang itu sangat pribadi dan rahasia? Â Namun kita tidak perlu emosi dan marah. Cukup dijawab dengan elegan : "Aku gak punya gaji tetapi punya penghasilam. Tidak pernah saya hitung, karena capek harus setiap hari menghitungnya". Â Maklum bukan pegawai atau karyawan kantoran, jadi tidak ada gaji rutin setiap bulan. Bukankah bagi pengusaha online itu setiap hari bekerja, dan saat itu juga mendapat hasil?.
      Ada lagi pertanyaan : "Kapan nikah?"
Terlepas dari kita sidah punya calon atau belum, dijawab enteng saja : "Bulan depan". Terpaksanya lebaran tahun depan ketemu lagi dan kita masih jomblo, toh masih ada bulan depan lagi.
      Sedangkan bila terdengar pertanyaan : "Kok belum punya anak?"
Sebenarnya semua orang tahu tentang takdir Allloh SWT. Jodoh, rezeki, pati dan anak/keturunan adalah ketentuan Sang Maha Kuasa. Namun apabila terpaksa mendapat pertanyaan seperti diatas, dijawab saja : "Maaf, masalah anak, itu bukan ranah saya. Kewajiban saya hanya mencetak he he he".
      Masih banyak pertanyaan sejenis lainnya yang apabila didengar itu sangat. Menjengkelkan. Semua perrtanyaan kita jawab dengan kepala dingin tanpa emosi. Harapannya, tetap bisa menikmati keceriaan lebaran bersama dengan keluarga besar, tanpa perasaaan hati yang terluka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H