Mohon tunggu...
Sukino Kinoi
Sukino Kinoi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemilik Lembaga Pendidikan di Jogja, Ketua Takmir Masjid

Saya Sukino tinggal di Jogja. Sejak usia sekolah saya hobi baca dan nulis. Berulang kali hasil tulisan saya tampil di koran local Jogja. Topik favorit selama ini, saya suka parenting dan motivasi.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Saat Ramadan, Lebih Irit atau Boros? Ini Strategi Finansial Sehat di Bulan Suci

19 Maret 2024   17:44 Diperbarui: 19 Maret 2024   17:56 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Untuk finansial sehat, perlu disiapkan alat tulis dan alat hitung/Dok Pribadi

Bulan Ramadan tiba, semua muslim di seluruh dunia termasuk Indonesia bisa dipastikan menjalankan ibadah puasa. Secara kasat mata, durasi waktu diperbolehkan makan akan menjadi lebih pendek. Dengan durasi waktu makan lebih pendek ini, dari sudut pandang finansial, akan menjadi lebih irit atau malahan lebih boros?

Sebelum menjawab pertanyaan ini, perlu dihitung lebih detail dan terperinci alokasi waktunya. Kita ambil contoh jadwal imsakiyah di Kabupaten Bantul D I Yogyakarta, pada 8 Ramadhan 1445 H (19 Maret 2024). Jadwal Imsak jatuh pada jam  04:18 sedangkan  Maghrib (buka puasa) pada jam  17:53. 

Dari rentang waktu Maghrib sampai Imsak terdapat 10 jam 25 menit. Tampak bahwa waktu diperbolehkan untuk makan lebih pendek. Apabila dalam satu hari dan satu malam  ada 24 jam, maka durasi waktu siang hari yang notabene tidak diperbolehkan makan  ada 13 jam 35 menit.

Berdasarkan hitungan diatas, tampak di bulan Ramadan lebih pendek durasi waktunya untuk kesempatan bisa makan. Secara matematika, seharusnya pengeluaran keluarga akan lebih sedikit. Namun kenyataannya, pengeluaran harian selama bulan Ramadan lebih banyak.  

Kenapa bisa terhadi demikian?

Hal ini sangatlah beralasan, karena pada saat seseorang menahan lapar dan haus dalam jangka waktu lama, mereka ingin balas dendam dengan mencari  makanan yang enak dan banyak. Mulai dari beragam menu takjil yang menggoda dan berbagai jenis minuman menjadi incarannya.

Pada saat berbelanja makanan untuk berbuka, keinginan untuk mencoba berbagai jenis makanan seringkali muncul. Namun, pada saat berbuka, seringkali tidak mampu untuk menghabiskan semua makanan tersebut. Akibatnya, makanan sering tersisa.

Memang hal demikian ini tidak dilarang didalam Al-Quran maupun Al-hadits, tetapi apabila sering dilakukan setiap hari akan menjadikan lebih boros. Agar terhindar dari jeratan yang membuat lebih boros, berikut ini ada strategi finansial sehat saat bulan Ramadan yang bisa diterapkan. Harapannya, puasa berjalan lancar dan pengeluaran keluarga tetap aman.

 

Menyusun Rencana Keuangan Harian dan Bulanan

Perlu dipisahkan antara pengeluaran yang rutin setiap bulan, seperti pembayaran tagihan listrik, air, internet, asuransi, dan sebagainya dengan pengeluaran harian. Selanjutnya, dibuat rencana anggaran khusus untuk keperluan makan harian selama berpuasa. Tentukan berapa jumlah yang diperlukan untuk sahur dan berbuka.

Anggaran ini bisa disesuaikan dengan kondisi, karena seringkali harga bahan-bahan makanan naik menjelang Idul Fitri. Namun, minimal dengan merencanakan finansial dengan baik, pengeluaran akan lebih terkendali.

Belanja Kebutuhan Pokok dalam Jumlah Besar

Berbelanja untuk periode sebulan dapat lebih menguntungkan dibandingkan dengan belanja harian, mengingat harga bahan pokok cenderung naik secara tiba-tiba selama bulan Ramadan.

Perlu dibuat daftar belanjaan untuk kebutuhan sebulan dan pastikan semua sudah tersedia. Hal ini dapat membantu mengantisipasi kenaikan harga yang tidak terduga. Dengan persiapan ini dapat membantu menjaga stabilitas finansial selama menjalani ibadah di bulan Ramadan.

Menulis Setiap Pengeluaran

Tertib administrasi tidak hanya dibutuhkan di kantor instansi atau perusahaan, tetapi di dalam rumah tangga juga perlu dilakukan. Menulis setiap pengeluaran baik harian maupun bulanan merupakan metode untuk mengetahui apakah dana yang dihabiskan sudah melampaui anggaran atau tidak.

Melalui  cara ini, diharapkan pengelolaan finansial selama bulan Ramadan bisa terpantau, sekaligus mengontrol rencana finansial yang telah disusun sebelumnya.

Menyusun Daftar Menu Makanan

Sebenarnya hal ini berkaitan dengan penulisan pengeluaran diatas. Apabila  daftar rencana menu untuk sahur dan berbuka sudah disusun, akan sangat membantu dalam mencari bahan-bahan memasak, yang disesuaikan dengan anggaran yang telah direncanakan.

Apabila hari ini terjadi pembengkaan pengeluaran saat belanja bahan memasak, maka kuota belanja untuk esok hari harus diturunkan.

Langkah-langkah diatas bisa diterapkan bagi setiap rumah tangga, dalam rangka mengatur finansial saat bulan Ramadan bisa lebih terpantau dan terkontrol. Yang tidak kalah pentingnya, agar dibedakan pengeluaran untuk kebutuhan harian Ramadan dan kebutuhan Idul Fitri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun