Mohon tunggu...
Muhammad Alimuddin
Muhammad Alimuddin Mohon Tunggu... Freelancer - saya adalah seorang pemerhati sejarah dan budaya yang konsens pada sejarah dan budaya masyarakat SEulawesiTenggara

Lahir di Raha deari seorang ayah dan ibu adalah petani miskin

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sumpah Pelantikan Raja Wuna

11 Juli 2019   22:42 Diperbarui: 11 Juli 2019   22:47 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada masa kerajaan,   Jabatan di Kerajaan Muna dianggap sebagai beban dan tanggung yang harus dipertanggung jawabkan yang harus dipikul dengan penuh tanggung jawab termasuk jabatan Raja. Ketika seseorang menerima suatu jabatan, maka segala urusan, masyarakat secara keseluruhan menjadi tanggung jawabnya. Bila pejabat itu lalai dari apa yang di bebankan padanya, maka yang menerima konsekuensi akibat ketidak mampuannya itu bukan saja di bebankan padanya tapi juga kepada seluruh keluarga dan anak cucunya sampai lapis ke tujuh kepada. Berikut ini kami sampaikan sumpah seseorang yang diangkat menjadi raja. Berikut kata-kata yang di sumpahkan pada seorang raja yang akan dilantik. Sumpah ini di pandu oleh Kamokulano ( pemimpin kampung ) Tongkuno  :

KABHATATALAHAONO OMPUTO

( Sumpah Raja Muna )

1 .  Aitu fetingke...... ( Menyebut nama raja yang dilantik ). Abhatatalahaangkomo ini.

  ( " Dengarkanlah padaku hai......(menyebut nama raja yang dilantik ). Kini kutukan akan kuucapkan bagimu" ).

2.  Foleho! Noposalo aporo, noposalo gelura.

( " Pada  awalnya! Mendung bercampur kabut pekat" ).

3.  Aitu nolentemo nebhalaghoondo taghindo Sara.

 ( "  Sekarang telah lahir yang dikandung oleh Syarat" ).

4. Aitu bhaindo noleleumo kamba, notiwosemo ne hintu ..... ( menyebut nama raja yang dilantik )

 ( " Kini pada diri orang lain kembang telah layu, pada dikaulah ....... (menyebut nama raja yang dilantik ) dia mekar" ).

5. Nolewamo  fato walae wutomu.

( "Menghiasi keempat penjuru tubuhmu" ).

6.  Omooliemo bhe paise , ihintumo ....... (menyebut nama raja yang dilantik ) so kumokopono wite ainia.

( "Kini apakah dikau mampu atau tidak, tetapi di tanganmulah ....... (menyebut nama raja yang dilantik ) , nasib negeri in tergenggam).

7. Fekatangkae bhasarapumua, mengkoraghoo ne dempa, pasandeghoo ne bhamba.

( " Perkuatlah imanmu, duduklah di atas batu bumi (yang tidak goyah), sandarkan pada dinding gua (yang kokoh)" ).

 8. Namoni wite so korondomu, nasumampu lani so dhao-dhaongamu.

 ( " Bila kesulitan datang, anggaplah sebagai gelang di kaki (jangan putus asa); bila keberhasilan tercapai, anggaplah sebagai kalung hiasan dada (jangan sombong)" )

 9.  Kosanagauane wite ini, Koana ghowaane.

( " Jangan mengkhianati tanah ini, jangan mengutamakan anak buahmu' ).

10. Ane naodaiane rabumu witemu inia, ondumaelesae.

( " Bila engkau bertindak merusak terhadap negerimu ini, engkau terlantarkan' ).

11. Omefofoniane matano oe, opokabhela-bhelaane bhe daga witemu inia,

( "Janganlah engkau menyalah gunakan jabatanmu (untuk diri, keluarga dan golongan). Janganlah" ). engkau menjual negerimu ini kepada orang asing.

 12. bhahita noferaambaliane matamu , bhahita noferaambaliane pongkemu wite inia,

 ( " Janganlah engkau memandang (sesuatu) dengan mata yang mendua (pilih bulu). Janganlah engkau mendengar (sesuatu) dengan telinga yang mendua  (memihak)" ).

 13. Natumuntu umurumu, nalumaintobhe sodamu, natumuntu sodamu, nalumaintobhe umurumu.

 ( "Maka bila umurmu panjang, akan terkutuklah (binasalah) jabatanmu. Apabila jabatanmu panjang, akan terkutuklah (binasalah) umurmu" ).

 14. Sudumpae laintobhe.

( "Terkutuklah (binasalah) engkau" ).

15. Omorepu, omosoka, omeghabu-ghabu, omeghefi-ghefi.

( "Engkau akan mampus dan mati mengerikan, laksana tebaran debu dan kapur" ).

16. Koe tuntua, koe lagia, dadimu pa naosoo  ne kanduluamu.

( " Tidak akan hidup sempurna dan berkembang (keturunanmu), hidupmu tidak n akan terbenam di bantal ketiduranmu" ).

Setelah Kamokulano Tongkuno mengambil sumapah Raja Muna, maka tampilah kedepan dua orang Kapitalau ( Kapten Laut )  Timur dan Barat

seraya berteriak lantang , menegaskan pada seluruh rakyat  untuk tunduk dan patuh pada raja yang baru saja dilantik. Kata-kata yang diucapkan kedua Kapitalau tersebut adalah: .

 "Aitu katingke-tingkeemu hintuumu raeati!

( "Dengarkanlah olehmu wahai sekalian rakyat" )!

 Gholeo gholeitu nolentemo anando sara...(neano omputo)

 ( " Pada hari ini telah lahir anak syarat .... ( Menyebut nama  raja yang di lantik)"

. O laodhe mo, o walakamo, poino kontu lakono sau,

( "Golongan bangsawan atas, golongan bangsawan bawah, kalangan rakyat biasa" ),

 Laha-lahae so mogilino wampani tawa so gumuano,

( "barangsiapa yang tidak setuju dan hendak berontak" )

 koemo mokimbumu  naewine tawa naefua, mokimbumo aitu

( "Jangan sampai besok-lusa  kalian menolak  maka bicaralah sekarang juga, tidak usah menunggu esok atau lusa" ).

........  (neano omputo), o kaowa Wuna.

( "..........(name raja), pemimpin Muna" ).

Turu!..... Turu!....... Turu!

( "Taatlah kamu!...... Taatlah kamu!..... Taatlah kamu!" )

Catatan :  Waktu kedua Kapitalau (kapten laut )  menaklukkan rakyat, mereka berdiri berbelakangan sambil mencabut pedang untuk menakut-natuki orang banyak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun