manusia lainpun sepertiku.
Sekelas sepakat aliran darahnya terbirit-birit, berharap buru-buru selesai.
karena kelelahan khawatir, kelopak mata semakin sayu.
aku tak mau tidur, situasi sedang bahaya!
kau kirimkan pertanyaan juga, aku takut!
hidup dan mati serasa berseberangan.
tak lupa aku terus berdoa, suasana kelewat kejam.
aku dijejali pertanyaan sulit, sukar, dan menjengkelkan.
dia berucap, coba hitung ini, itu, semuanya mas.
beberapa kali kata-kata satire melemahkanku.
aku bingung, bingung benar-benar bingung!