Mohon tunggu...
Kingkin BPrasetijo
Kingkin BPrasetijo Mohon Tunggu... Guru - Guru yang suka menulis

Suka ngebolang atau bersepeda menikmati keindahan alam karya ciptaan Tuhan. Pencinta semburat jingga di langit pagi dan senja hari. Suka nonton film dan membaca dalam rangka menikmati kesendirian.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Biar Hati Bicara (Part 13)

21 November 2024   20:58 Diperbarui: 21 November 2024   21:11 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

     "Maaf Sena, saya tidak tahu kalian ada acara. Saya hanya berniat memberi Andara kejutan, dengan menjemputnya. Maaf, kalau saya mengganggu," sapa Devandra begitu sampai di depan Sena.
Sena tidak menjawab, hanya mengangguk singkat. Mata tajamnya fokus pada tangan Devandra yang terparkir manis di atas bahu Andara. Gadis itu terlihat ceria, senyum mengembang di wajahnya. Sangat berbeda dengan waktu bertemu dengannya di sekolah tadi. Sena merasa, Andara tidak menyukai pertemuan mereka, apalagi pergi dengannya. Sikap yang menurutnya aneh, selama ini mereka baik-baik saja. Bahkan, ketika ada Abimanyu yang super hits di sekolah. Cowok yang membuat banyak gadis mengejarnya, tidak mengubah Andara. Gadis mungil itu tetap memilih menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya.

        Sena yang membuka jalan lebar-lebar, supaya Abimanyu bisa masuk dalam kehidupan Andara. Dia pikir, kehadiran Abimanyu akan membuatnya sedikit lebih bebas. Andara tidak akan bergantung padanya lagi. Sebenarnya bukan bergantung yang bagaimana, yang merugikan seperti hubungan beberapa temannya dengan gadis-gadis manja mereka. Bukan seperti itu, Andara gadis mandiri, dia hanya akan meminta bantuan kalau sudah kepepet, itu juga sangat jarang. Seringnya, malah dirinya yang mencari kesempatan menemani gadis itu. Apakah sebenarnya dia sudah menyukai Andara sejak dulu, tetapi tidak sadar?  

      Kemarin, ketika Andara mengajak Abimanyu merayakan ulang tahunya, Sena sudah tidak suka. Kehadiran Abimanyu belakangan ini mulai mengganggunya. Terlebih di momen bahagianya, Sena hanya ingin merayakan berdua bersama gadis itu. Sial, Andara mengundang cowok itu, seperti biasa Sena tidak bisa menolak keinginan Andara. Lebih sial lagi, laki-laki dewasa itu tiba-tiba muncul, dan merusak momen indah yang sudah terlanjur rusak. Sena muak dengan apa yang dilihatnya, Andara mengabaikannya.

     Seperti kemarin, Andara lebih asyik mengobrol dengan Devandra. Sena merasa tertekan, dia seperti anak kecil yang kehilangan mainannya. Dia ingin berteriak, memaki laki-laki yang sudah dua kali merusak hari bahagianya dengan Andara. Laki-laki yang membuatnya tidak berharga di mata gadis dari masa kecilnya.

     Sebahagia itukah Andara, hingga tidak sedetik pun melihat ke arahnya? Sena tiba-tiba merasa insecure, sebaliknya Andara sangat bahagia. Sena tidak mampu lagi menyelami perasaan gadis yang empat tahun terakhir sangat dekat dengannya. Sena tidak menangkap kegelisahan yang disimpan gadis itu, sinyal yang dikirimkan sejak pertemuan di depan kelas itu pun, tidak membuatnya menyadari perubahan sikap Andara. Sena menilai dari apa yang terlihat.

      Andara tertawa renyah, rambut ekor kudanya bergoyang-goyang. Sesekali, laki-laki dewasa itu mengacak rambut gadis di depannya. Sungguh, Sena merasa menjadi pengganggu di pestanya sendiri. Ya, di pestanya sendiri. Seharusnya, ini akan menjadi momen indah bersama Andara, tanpa siapa pun termasuk Abimanyu.

     Setelah tahu, rival yang baru disadarinya tidak datang ke sekolah hari ini, Sena merancang sebuah kejutan. Mencoba mengambil kembali hati Andara yang mulai terisi sosok lain. Sena mempersiapkan acara perayaan ulang tahunnya yang tertunda, sederhana saja, hanya makan berdua. Perayaan yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya. Sengaja seharian ini dia tidak menemui Andara. Tidak juga mengirim pesan, meski hatinya ingin melakukan hal itu. Sena sibuk menyelesaikan tugas, dan memesan tempat dan menu spesial. Semua itu untuk Andara. Sena sangat berharap Andara tersentuh, dan melihatnya lagi. Tidak disangka, semua berantakan.

      Sena lupa memperhitungkan kehadiran laki-laki yang sedang menginap di rumah Andara. Sena tidak berpikir laki-laki itu akan menyempatkan diri menjemput Andara. Sena pikir, Devandra sudah pulang atau setidaknya lebih suka istirahat saja di rumah, daripada menjemput Andra di wilayah yang dia tidak kenal. Sebagai sesama laki-laki, Sena mengakui sikap Devandra sangat berbahaya bagi rivalnya, tetapi memukau lawan jenisnya.

     Suara salah satu gawai yang tergeletak di meja membuyarkan lamunan Sena. Semua mata memandang arah sumber suara, Andara mengambil benda pipih berwarna putih miliknya. Menggeser gambar pesawat telepon, lalu berbisik sambil tertawa kecil kepada Devandra. Laki-laki itu ikut tertawa, lalu mengangguk tanda setuju. Seperti waktu menerima telepon dari Devandra, Andara berjalan cepat keluar kafe.

      Andara menerima telepon dengan terus tertawa. Semua yang dilakukan gadis itu terekam jelas oleh netranya. Tanpa sadar, Sena menghela napas panjang. Devandra menoleh, laki-laki Bali itu kaget melihat perubahan wajah Sena. Sebagai laki-laki dewasa, Devandra tahu Sena tidak menyukai kehadirannya. Di antara kedua cowok yang menemani Andara kemarin, Abimanyu terlihat lebih santai. Abimanyu menerimanya dengan baik, mengobrol dengan santai. Sampai pemuda itu menerima telepon, dan dia kehilangan keceriaannya. Devandra yakin, Abimanyu mempunyai masalah yang belum bisa dibagi dengan Andara.

      Fokus Devandra beralih kepada Sena, satu-satunya makhluk hidup yang ada di meja mereka. Dari cerita Andara ketika mereka pulang kemarin, Sena hanya seorang sahabat. Sayangnya, dia tidak yakin. Apa yang terlihat memantapkan dugaannya, tatapan mata Sena kepada adik angkatnya, bukan tatapan seorang sahabat. Devandra menangkap kilat cemburu di mata remaja yang ada di depannya itu.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun