Begitu ketua kelas bilang "amin" Abimanyu langsung kabur, meninggalkan pak Hasyim yang masih membereskan buku-bukunya. Secepat kilat, cowok itu mengambil motornya langsung tancap gas ke warung Bakso Super Mantep tidak jauh dari sekolah. Abimanyu memarkir motornya asal, setengah berlari dia masuk mencari dua orang yang sedang menunggunya. Langkahnya berhenti tidak jauh dari kedua orang yang duduk membelakanginya. Abimanyu melihat mereka makan bakso sambil mengobrol, sesekali Andara tertawa. Mungkin kurang hati-hati, gadis itu tersedak.
   "Pelan-pelan, ini diminum!" Sena menyodorkan minuman sambil menepuk punggung Andara lembut. Andara langsung menenggak minuman yang disodorkan Sena dengan rakus. Gelas berisi es jeruk favorit nya langsung tandas tak bersisa.
   "Aduh, gila pedasnya sampai di hidung!" Andara terkekeh, menertawakan dirinya sendiri setelah rasa pedas menghilang dari hidungnya.. Â
   "Makanya pelan-pelan, enggak ada yang mengejar juga." Nasihat Sena lembut.
    Abimanyu terpaku melihat pemandangan didepannya. Peringatan kedua sahabatnya kembali terngiang kembali, menambah beban yang menggelayut. Langkahnya terasa berat. Â
    "Permisi, Mas!" Seseorang menginterupsi lamunan Abimanyu.
    "Eh, maaf!" Abimanyu minggir, bersamaan dengan Sena dan Andara menoleh ke arahnya. Sena melambaikan tangan, memintanya mendekat. Abimanyu berusaha tersenyum, sebelum menghampiri keduanya.
   "Maaf, aku terlambat! Pak Hasyim keluarnya molor!" katanya memberi alasan.
   "Tumben, biasanya beliau paling on time keluar kelas. Yo wis, duduk, Bi!" Sena mempersilakannya duduk  Andara hanya tersenyum kecil. Abimanyu membalas, lalu menghempaskan tubuhnya di hadapan Sena dan Andara. Cowok itu pura-pura sibuk dengan isi ranselnya. Entah kenapa, interaksi kedua temannya itu membuatnya tidak nyaman.
    "Sori, kami makan dulu. Dara kelaparan, jam istirahat kedua dia tidak sempat makan." Kata Sena meminta maaf.
    "Enggak apa-apa, santai saja," jawabnya dengan senyum terpaksa di wajahnya. Abimanyu melambaikan tangan memanggil pelayan restoran. Seorang gadis berseragam mendekat, Abimanyu menyebutkan pesanannya, gadis itu menulis pesanan dengan sigap. Setelah memastikan sekali lagi, gadis itu meninggalkan Abimanyu yang sudah kehilangan semangatnya.
Â