Mohon tunggu...
King AbdulAziz
King AbdulAziz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KKN TIM II Undip

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mahasiswa Undip Inisiasi Pertanian Berkelanjutan di Desa Sendangdalem

6 Agustus 2021   08:25 Diperbarui: 6 Agustus 2021   09:03 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebumen (20/07/2021) Menilik pada konsep Suistanable Development Goals (SDGs), masyarakat tanpa kemiskinan dan kelaparan menjadi poin penting di antaranya yang menjadi komitmen global dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai tujuan SDGs, langkah mula yang dapat diambil adalah dengan menciptakan ketahanan pangan yang tentunya memiliki korelasi dengan tujuan terkait.

Desa Sendangdalem terletak di Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen dilihat sebagai desa yang memiliki potensi dalam mencipatakan ketahanan pangan bagi masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari potensi lahan desa yang cocok untuk pertanian. Selain memiliki lahan yang luas, suburnya tanah desa membuat tanaman dapat dengan mudah untuk tumbuh serta akan menghasilkan produk yang maksimal.

Permasalahan pertanian pada desa tersebut terletak pada konsep pertanian dari masyarakat setempat yang masih mengolah lahan secara konvensional. Masyarakat sudah terbiasa memanfaatkan pupuk kimia dalam bertani yang akan berdampak pada tingkat kesuburan tanah. Padahal, Desa Sendangdalem tidak terlepas dari sebagian masyarakat yang bermata pencaharian sebagai peternak manakala potensi tersebut akan lebih baik dimanfaatkan untuk mewujudkan kerja sama di antara mereka. Para petani akan memanfaatkan pupuk organik yang merupakan salah satu produk dari peternak. Ini adalah jalan dari upaya mewujudkan tanaman yang sehat dan pupuk organik yang akan tetap menjaga kesuburan tanah.

Selain permasalahan di atas, nyatanya modal merupakan salah satu di antara permasalahan yang menyebabkan masyarakat enggan untuk memanfaatkan lahan mereka. Beberapa masyarakat menyatakan bahwa modal yang digunakan tidak sepadan dengan hasil yang diperoleh ketika panen. Alhasil, masyarakat lebih memilih untuk menjadi buruh tani dibandingkan memanfaatkan lahan yang dimilikinya.

Bersamaan dengan itu, mahasiswa KKN TIM II Undip bekerjasama dengan Pemerintah Desa Sendangdalem serta empat masyarakat setempat dalam menggarap lahan sebagai langkah mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan yang dimiliki. Tajuk program Bedol Lahan Desa ditujukan dalam rangka membuka lahan yang terbengkalai untuk ditanam-tanami sayuran. Lebih lanjut, program ini mengutamakan konsep pertanian tradisional dengan memanfaatkan pupuk organik berupa pupuk kandang dan obat organik yang berasal dari daun jeruk, kulit jeruk, tembakau, bawang putih, dan beberapa jenis lainnya dengan memperhatikan jenis hama yang menyerang tanaman.

Jenis tanaman dari program Bedol Lahan Desa adalah tanaman yang sesuai dengan keadaan tanah, iklim, dan sayuran yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Adapun, tanam-tanaman tersebut di antaranya meliputi pare, timun, kacang panjang, buncis, tomat, bayam, dan kangkung. Pertimbangan lain dalam memilih jenis tanaman dalam program terkait adalah usia panen yang cukup singkat -- kuramg lebih dapat terlihat dalam kurun waktu dua bulan.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Mitra dari Tim KKN Undip, yakni empat petani desa menyatakan bersedia untuk melanjutkan sistem pertanian organik. Pertimbangan tersebut dibuat karena terpacu pada keperluan modal dari pupuk kimia yang tidak sedikit dibandingkan pupuk organik. 

Modal yang dibutuhkan untuk pertanian organik memang tidak sedikit, ketika dilihat dari jumlah pupuk kandang yang digunakan untuk menggemburkan tanah. Tetapi, tujuan dari pemberian pupuk kandang yang banyak, sebagai investasi masa depan.

 Keadaan tanah yang gembur, dalam beberapa waktu kedepan mampu menghasilkan pertanian yang berkualitas. Waluapun, ketika proses awal membutuhkan modal yang tidak sedikit. 

Berbeda dengan pupuk kimia yang mampu menghasilkan melimpah, tetapi akan berdampak pada tingkat kesuburan tanah. Tanah yang subur, semakin lama menurun produktifitasnya dan akan membutuhkan jumlah pupuk kimia semakin banyak. Oleh sebab itu, maka pupuk organik harus terus digunakan sebagai bentuk investasi pada masa depan.

TIM KKN Undip telah berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menjadikan hasil pertanian tersebut sebagai salah satu produk dari BUMDes. Harapannya, petani dapat lebih fokus dalam produktivitas dan pemerintah desa dalam ranah pemasaran. Hubungan yang baik antara pemerintah desa dan masyarakat perlu diciptakan untuk menciptakan kerja sama yang baik. 

Oleh karena itu, mahasiswa KKN Undip berharap program Bedol Lahan Desa ini dapat menjadi cikal pertanian tradisional desa untuk mewujudkan ketahanan pangan yang  akan berujung pada kesejahteraan masyarakat setempat

King Abdul Aziz

TIM II KKN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun