Mohon tunggu...
Izzuddin Muhammad
Izzuddin Muhammad Mohon Tunggu... Freelancer - hamba Allah

penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mengintip Peluang TGB Sebagai Cawapres Alternatif Ganjar Pranowo

22 Juni 2023   07:30 Diperbarui: 22 Juni 2023   11:51 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganjar-TGB (okezone.com)

Hingga artikel ini ditulis, bacapres PDI-Perjuangan, Ganjar Pranowo, masih menjadi kandidat dengan elektabilitas tertinggi dibanding dua kandidat lain. Tak pelak hal ini membuat banyak pihak berebut atensi agar terpilih sebagai pendamping Gubernur Jawa Tengah itu pada kontestasi pilpres 2024 mendatang. 

Ketua DPP PDI-P, Puan Maharani, beberapa waktu lalu menuturkan pihaknya sedang menggodok 10 nama cawapres. Nama-nama populer yang kerap masuk radar survei tak luput dari pantauan PDI-P, seperti Sandiaga Uno, Erick Thohir, Mahfud MD, Ridwan Kamil, hingga Ketum Partai Demokrat, AHY.

Teranyar, pasca kekuatan PDI-P bertambah setelah Partai Perindo menyatakan bergabung dengan koalisi pengusung Ganjar Pranowo, nama Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo, TGB. HM. Zainul Majdi mencuat sebagai salah satu kandidat alternatif cawapres pendamping Ganjar. 

Setidaknya hal itu sudah disuarakan langsung oleh Ketum Partai Perindo, Harry Tanoesoedibjo (HT) dan diamini oleh Sekjen PDI-P, Hasto Kristianto.

Lantas bagaimana peluang mantan Gubernur NTB 2 periode itu dalam persaingan menjadi cawapres Ganjar Pranowo?

Bersaing dengan Sandiaga Uno

Kemunculan nama TGB beberapa waktu terakhir belum mampu menandingi popularitas dan elektabilitas Sandiaga Uno. Tentu ini tak terlepas dari posisi Sandi yang sedang menjadi menteri aktif. Sandi memiliki panggung politik yang bisa memperkuat elektabilitasnya. 

Apalagi Sandi kini resmi berseragam PPP, salah satu partai yang juga mendukung Ganjar Pranowo. Tentu petinggi PPP akan memaksimalkan lobi mereka agar kader anyarnya itu dapat diusung sebagai cawapres. Oleh karenanya, praktis Sandi menjadi pesaing terkuat TGB sebagai cawapres Ganjar Pranowo.

TGB harus meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya. Apalagi jika ditinjau dari segi elektoral TGB berpotensi menutupi kekurangan Ganjar Pranowo. TGB memiliki basis massa Islam di sejumlah daerah, seperti Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Jawa Barat, dan tentunya NTB. Terlebih saat ini TGB adalah ketua Ikatan Alumni Al-Azhar Indonesia yang memiliki jejaring yang tersebar di seluruh Indonesia. 

Jika potensi ini bisa dioptimalkan dengan kerja politik dan ditambah dengan dukungan masif seluruh media yang dimiliki oleh HT, bukan mustahil menjelang detik-detik penentuan TGB dapat meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya sebagai cawapres Ganjar.

Belajar dari pengalaman

Penentuan cawapres Jokowi pada pilpres 2019 lalu dapat menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi para kandidat cawapres hari ini. Bagaimana tidak, Mahfud MD yang hampir dipastikan menjadi cawapres mendadak batal pada detik-detik akhir. KH. Ma'ruf Amien, yang namanya tak pernah masuk radar survei, justru dipilih mendampingi Jokowi dan akhirnya berhasil memenangkan kontestasi.

Berkaca dari pengalaman ini tentu faktor elektoral bukan jadi satu-satunya pertimbangan dalam menentukan cawapres. Ada banyak aspek lain yang akan menentukan. 

Utamanya penerimaan sosok cawapres di antara partai pengusung. Namun, saat ini PDI-P memiliki posisi yang cukup menguntungkan karena sudah punya golden ticket menuju medan pertempuran. Otomatis, PDI-P juga akan mengambil peran yang cukup strategis dalam penentuan cawapres Ganjar. Maka, adu kuat lobi antara petinggi partai pengusung akan menentukan siapa yang mendapat restu dari Ketum PDI-P, Megawati Soekarno Putri.

Melihat sambutan hangat yang diberikan Megawati dan PDI-P saat Partai Perindo bertandang ke kantor mereka bisa jadi adalah sinyal baik untuk kemungkinan duet Ganjar-TGB. Terlebih posisi duduk Ganjar ketika itu persis berada di samping TGB. 

Apalagi Megawati, menurut sejumlah pengamat, sangat menginginkan kombinasi nasionalis-religius. Ganjar sudah mewakili warna nasionalis dan TGB adalah wajah religius yang moderat. Saya rasa dalam aspek ini TGB paling unggul dibanding kandidat cawapres yang lain.

TGB dan Ganjar sahabat lama

Statement ini berulang kali disampaikan Ganjar, baik pada awak media maupun melalui media sosialnya. TGB dan Ganjar sudah bersahabat sejak 2004, ketika keduanya menjadi anggota DPR RI. 

Persahabatan itu berlanjut ketika keduanya menjadi gubernur, TGB di NTB dan Ganjar Pranowo di Jawa Tengah. Keduanya juga memiliki hobi yang sama, yaitu bersepeda. Kedekatan ini tentu sangat subjektif sifatnya, tapi bukan mustahil menjadi faktor penentu yang dipertimbangkan oleh PDI-P.

Megawati tentu ingin cawapres yang bisa bersinergi dengan Ganjar Pranowo sekaligus pandai memposisikan diri. Jika cawapres Ganjar nanti memiliki ambisi politik jangka panjang bukan mustahil berpotensi menjadi matahari kembar dalam pemerintahan. 

Sandiaga Uno, dalam hal ini, terlihat lumayan ambisius. Ia sampai rela mundur dari Gerindra dan masuk ke PPP, partai yang jauh lebih kecil dan surveinya belum aman dari parliamentary threshold. Motifnya tentu untuk maju sebagai kontestan pada pilpres 2024 nanti. TGB adalah alternatif cawapres yang jauh lebih aman untuk stabilitas pemerintahan ke depan. Setidaknya hal itu bisa terlihat dari manuver TGB yang jauh dari kesan ambisius.

Akankah hitung-hitungan di atas bisa membawa TGB menjemput garis tangannya sebagai cawapres Ganjar pada pilpres 2024 mendatang? Menarik untuk menantikan dinamika politik nasional selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun