Saya tidak mengenal secara pribadi dua tokoh di atas. Hanya saja nama beliau sering muncul di koran-koran daerah. Saya pun percaya Mamiq Gita Ariadi bisa menjalankan tugas dengan baik sebagai sekda. Pun jua memberikan apresiasi kepada dua calon sekda lain yang telah mengikuti mekanisme seleksi.
Tidak mengherankan sebenarnya mengapa posisi tawar Gubernur NTB bisa kalah sakti oleh rekomendasi PBNU yang notabene bukan organisasi Islam terbesar di NTB sendiri. Jokowi-Amin kalah telak di NTB. Padahal TGB dan NW pun sudah turun gunung tapi tak kuasa juga menaklukan kampung sendiri. Sedangkan Iswandi, calon sekda yang mendapat nilai tertinggi, adalah kader NW. Belum lagi Pak Gubernur memang kader partai yang jadi oposan Jokowi sejak dahulu. Sangat-sangat bisa dimaklumi mengapa hal ini bisa terjadi.
Oh iya, by the way, dirgahayu NTB yang ke-61. Semoga semakin sejahtera, maju, dan keren! Semangat menuju NTB Gemilang!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H