Setiap masa selalu diisi dengan istilah-istilah baru. Beberapa tahun silam kita mungkin populer dengan istilah lebay, alay, dsb. Dan akhir-akhir ini ada satu istilah yang mencuat ke permukaan dan sering digunakan oleh orang-orang, bucin: budak cinta.
Tidak ada definisi pasti dari bucin ini. Akan tetapi, menurut hemat saya, istilah bucin merujuk pada orang-orang yang mencintai dengan tulus atau mungkin berlebihan.Â
Ketulusan seseorang tentu tidak bisa diukur. Hanya ia dan Tuhan yang tahu apakah ia mencintai dengan tulus atau sekedar modus. Pun juga dengan "berlebihan", tidak ada indikator pasti kapan seseorang dianggap berlebihan.Â
Yang ada hanyalah penilaian orang lain yang kerap mengklaim bahwa sesuatu atau seseorang itu berlebihan. Padahal bisa jadi ia bukan sedang berlebihan melainkan bentuk sebuah ketulusan, tidak ada yang tahu pasti.
Kemuculan istilah bucin ini membuat kebanyakan orang abai dengan arti ketulusan. Tak heran ia kerap dikonotasikan negatif. Ketika seseorang berbuat sesuatu untuk kekasihnya, kerap kali mereka dianggap bucin. Padahal tak selamanya bucin itu negatif. Berikut 3 hal yang wajib diperhatikan agar bucinmu bisa lebih positif.
1. Tidak Merugikan Diri Sendiri
Sebagai kekasih, kamu tentu ingin berguna bagi kekasihmu. Kamu ingin punya kontribusi pada kehidupan kekasihmu. Tentu hal ini sah-sah saja selama kamunya tulus dan tanpa pamrih. Akan tetapi, jangan sampai keinginan untuk berkontribusi pada kehidupan kekasihmu justru merugikan dirimu sendiri.
Boleh saja kamu memberikan sesuatu sebagai bentuk rasa sayang, tapi jangan sampai ngutang, lho ya! Apalagi bela-belain pinjem duit ke rentenir! Silahkan jadi bermanfaat untuk orang lain, tapi jangan rugikan dirimu sendiri!
2. Akal Sehat Jangan Hilang
Tak hanya mabuk politik yang membuat seseorang bisa kehilangan akal sehat dalam bertindak, mabuk cinta pun bisa. Oleh sebab itu, kamu patut waspada jika sedang berkutat dengan perasaan yang namanya cinta itu! Ketika kamu bertindak tanpa menggunakan akal sehatmu, fix bucinmu sudah menjurus negatif! So, tetap jaga akal sehat dalam segala tindakan dan ucapan, ya!
3. Bucin adalah proses belajar
Apapun yang menyatukanmu dengan kekasihmu, kalian pasti punya perbedaan dalam banyak hal. Perbedaan itu harus menjadi warna dalam hubungan, bukan jadi bibit permasalahan. Bucin pada hakikatnya adalah proses belajar memahami karakter pasanganmu. Apa yang ia mau. Apa yang ia sukai. Dan bagaimana ia selayaknya diperlakukan.
Bucin juga merupakan wadahmu untuk mengenal dirimu sendiri lebih dalam. Karena itu, jangan pernah menganggap bahwa bucin yang kamu lakukan adalah sebuah prestasi. Apalagi sampai mengklaim bucinmu itu merupakan perjuangan heroik. Kamu hanya sedang belajar! Namanya belajar ya pasti ada suka dan dukanya. Semoga kuat ya, belajarnya, para buciners!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H