Mohon tunggu...
Kine Risty
Kine Risty Mohon Tunggu... lainnya -

Aku mencintai senja karena semburatnya memberikan kehangatan penuh dengan kerinduan dan sekarang terdampar di Thailand

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Berbelanja Murah di Sham Shui Po

18 Januari 2011   17:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:26 3326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sham Shui Po dikenal dengan sebutan Golden Komputer Arcade dan Golden Shopping Centre, karena  memiliki mall komputer bersejarah panjang di Hong Kong .

Siang itu aku dan sahabatku Vita, mampir ke Sham Shui Po dengan tujuan ingin membeli monopod . Dari MTR Sham Shui Po kita memilih Exit A2 untuk menuju Apliu Street  dimana banyak penjual baterai, peralatan radio, ponsel, jam tangan, camera, Hi- fi dan masih banyak lagi. Jalan alternatif lain bisa juga melalui Exit C2. [caption id="attachment_84065" align="aligncenter" width="721" caption="vita didekat tripod"][/caption] Sejenak kita celingukan mencari-cari penjual peralatan Camera. Tapi langkah kami terhenti, mata kami tertuju pada sosok ibu dan anaknya yang masih kecil  sedang mengemis. Ternyata di Hongkong masih ada beberapa pengemis yang berkeliaran. Kebanyakan para pengemis itu, memiliki tubuh yang cacat dan menurut Mama * Ibu bosku* mereka datang dari daratan china yang dulu semasa kecil di culik dan di buat cacat anggota tubuhnya. Ngeri kalau mendengar Mama bercerita tentang anak-anak yang diculik dan kemudian dibuat cacat seperti itu. Tapi pengemis ini tidak cacat dan masih kelihatan sehat. [caption id="attachment_84069" align="aligncenter" width="588" caption="HI yang menunggu recehan jatuh"]

1295368001418039480
1295368001418039480
[/caption] Kemudian kami melanjutkan melihat-lihat toko disepanjang  jalan Apliu. Sejenak temanku asik memilih-milih monopot tapi kemudian dia mengajak aku berlalu dengan alasan melihat ketempat lain siapa tahu ada yang harganya lebih murah. Di tempat seperti ini memang kita harus jeli memilih,  setidaknya tahu toko yang menjual dengan harga miring dari yang lain . Kalau tidak pasti akan kena tipu pedagang. [caption id="attachment_84071" align="aligncenter" width="490" caption="Ternyata ada panci juga selain peralatan elektronik ;))"]
1295368503567311403
1295368503567311403
[/caption] [caption id="attachment_84077" align="aligncenter" width="653" caption="lampu hias"]
12953687621631712355
12953687621631712355
[/caption] Sejenak mataku tertuju pada sebuah toko yang menjual barang-barang bekas. Saat aku mengarahkan kamera kearah toko tersebut, penjualnya tidak memperbolehkanku memotretnya. Aku tak kurang akal, aku masih nekat memotretnya dengan tempat agak tersembunyi dari pandangan penjual itu. Hehehe.. semakin dilarang semakin penasaran nich ! [caption id="attachment_84072" align="aligncenter" width="490" caption="barang-barang bekas"]
12953686651808246958
12953686651808246958
[/caption] [caption id="attachment_84073" align="aligncenter" width="653" caption="Diobral2..hihi.."]
1295368466518137671
1295368466518137671
[/caption] [caption id="attachment_84085" align="aligncenter" width="490" caption="pada asik memilih tas buat camera"]
12953696061321679204
12953696061321679204
[/caption] Kaki kami masih asik menyusuri toko demi toko yang ada di Sham Shui Po.  Disini harga laptop maupun Hape agak miring , di bandingkan beli di Fortress ataupun di Broadway. Temanku akhirnya menemukan monopod dengan harga yang lebih murah dari pada ditempat lain. Harganya selisih sekitar 35 dollar dari toko yang telah kita singgahi. Setelah selesai membayar kekasir , kami pun meneruskan liburanku menuju kampung Indonesia dimana si Jiji Nove telah menunggu. Ayoo siapa yang mau jalanjalan ke Sham Shui Po tak anterin mumpung masih di Hong Kong . [caption id="attachment_84089" align="aligncenter" width="653" caption="selalu banyak pembeli yang memburu barangbarang elektronik "]
12953698241388325460
12953698241388325460
[/caption] Salam Kine Risty

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun