Mohon tunggu...
Kine Risty
Kine Risty Mohon Tunggu... lainnya -

Aku mencintai senja karena semburatnya memberikan kehangatan penuh dengan kerinduan dan sekarang terdampar di Thailand

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Permintaan Terakhir

3 Agustus 2010   08:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:21 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

FF By: Nathalia “Ayah, besok aku ikut piknik sekolah, Ayah harus mengantarku sampai bisnya berangkat ya? “Tidak bisa sayang, besok Ayah ada rapat, sama bunda saja ya?” “Bunda, besok Bunda yang mengantar aku ke sekolah ya?” “Bunda juga tidak bisa sayang, Bunda kan harus berangkat kerja pagi-pagi, kalau telat? Bunda bisa dimarahin Boss, lagipula besok ada laporan yang harus segera Bunda selesaikan. Minta di antar Bi Nah saja ya?” “Sekali-sekali, aku ingin Ayah dan Bunda yang mengantar ku sekolah”suara hatiku yang hanya kupendam dalam-dalam. Pintu kamar pun tertutup jauh lebih pelan.Ku mencoba pejamkan mata tapi entah mengapa, aku sangat rindu pelukan bunda, kecupan ayah ketika menjelang tidur seperti dulu. Akhir-akhir ini ayah dan bunda mulai melupakan kebiasaan rutin seperti itu. Mereka sibuk dengan pekerjaanya masing-masing.

***

" Adek bangun !! sudah siang . Ayoo buruan mandi" suara Bi Nah membangunkanku dari mimpi indahku. " Ayah dan bunda sudah berangkat ya Bi?" " Sudah Dek! Tadi Bunda sama Ayah takut mengggangu tidur adek, Makanya tidak di bangunkan ketika berangkat" jawab Bi Inah sambil menggegam tanganku menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi dan ganti baju seragam sekolah, Bi Inah menyuruhku untuk sarapan pagi. Bukannya aku tidak terbiasa dengan makan pagi tetapi, nafsu makanku sudah hilang sejak mendengar Ayah dan Bunda telah berangkat sebelum aku bangun tidur. " Dek cepet dimakan ! Kenapa malah melamun? " " Bi! Boleh ga, aku ga sarapan pagi? " " Lah ..Kenapa Dek? adek sakit? " " Aku nggak Laper Bi! " " Harus makan De! Nanti Bunda dan Ayah akan sedih kalau adek ngga makan! jawab bi Inah sambil merayu. " Satu suap aja ya Bi? " Aku mulai menguyah nasi kuning masakan Bi Inah.Ku letakkan kembali sendokku tapi bi Inah memeksaku untuk makan beberapa suap lagi. " Ini Suapan yang terakhir ya bi ! aku ga mau lagi pokoknya ,pokoknya terakhir" jawabku menekankan kepada Bi Inah untuk berhenti membujukku. Sekitar pukul 08.00 pagi aku berangkat kesekolah dengan di antar Bi Inah menuju bis yang siap membawaku piknik. Jam dinding menunjukkan pukul 11.30 siang. Sementara itu di kantor Pak Burhan , rapat sedang berjalan.Pak Burhan memimpin rapat dengan serius hingga lupa dengan Anak semata wayangnya. Begitu juga dengan Bu Burhan karena mengerjakan tugas-tugas kantor, dia lupa menelpon anaknya hanya untuk menanyakan apakah sudah sarapan pagi tadi. Sementara itu Bis yang di tumpangi Arya sedang melaju menuju tempat wisata pantai yang harus melewati jalan yang menanjak . Kelihatan sekali para penumpang itu sorak sorai bergembira sambil menendangkan lagu anak-anak.Mereka di dampingi dua guru pada setiap bis.Sedangkan rombongan itu berjumplah dua Bis. Tiba-tiba saja salah satu bis itu mogok di tanjakan. Wajah-wajah polos itupun berubah menjadi panik dan mulai menangis karena bis terus melaju mundur . Sopir bis itupun tak kalah paniknya karena rem yang dia injak tidak berfungsi. Kejadian itu begitu cepat sekali. Bis itupun meluncur bebas masuk jurang dengan di iringi teriakan histeris dari para bocah-bocah kecil yang mulai bergulingan.

***

Polisi mulai sibuk menyelamatkan para korban. Salah satu guru yang selamat mencoba meminta bantuan kepada polisi untuk menghubungi orang tua para murid. Dengan sigap polisi itupun menghubungi satu per satu orang tua para murid.Saat sampai pada nomer telpon orang tua Arya hapenya tidak aktif. Ayah dan bunda Arya mematikan ponselnya di tengah kesibukanya. Setelah jam makan Ayah dan Bunda Arya menghidupkan ponselnya. Bu burhan kaget ketika mendengar khabar bahwa bis anaknya mengalami kecelakaan.Dia mencoba menghubungi suaminya. Sesampainya di rumah sakit dia harus menerima kenyataan bahwa anaknya tidak dapat diselamatkan. Dia menyesal tidak memenuhi permintaan anaknya untuk mengantarkan ke bis sekolah . Dan ternyata itu adalah permintaanya yang terakhir.

ooOoo

  * Ide pokok dari cerita ini adalah hasil dari pemikiran Suri Nathalia atau Nathalia. kemudian saya kembangkan menjadi cerpen. Thanks yach suriiiii !!!! Salam Kompasiana, KR

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun