Formalin atau formaldehida adalah bahan kimia yang sering digunakan sebagai pembersih dan sebagai bahan pembuat pupuk dalam bentuk urea. Selain digunakan untuk hal hal tersebut formalin juga dimanfaatkan sebagai disinfektan karena membunuh sebagian besar jamur dan bakteri. Namun, dengan karakteristik formalin yang cukup keras masyarakat juga banyak yang memanfaatkan formalin untuk mengawetkan makanan meskipun itu sangat berbahaya bagi kesehatan. Formalin banyak ditemukan pada ikan segar maupun ikan asin karena harganya yang murah sehingga lebih terjangkau oleh pedagang ikan yang nakal.
Efek-efek penggunaan formalin pada makanan dan dikonsumsi oleh manusia diantaranya adalah Gangguan pecernaan dikarenakan mengkonsumsi ikan berformalin yang dapat menyebabkan muntah, mual dan nyeri perut; Kejang-kejang juga dapat terjadi setelah mengkonsumsi formalin dalam jumlah besar dan mengakibatkan otot berkonstraksi dan merenggang dalam waktu bersamaan; Kerusakan ginjal juga dapat terjadi ketika mengkonsumsi formalin pada makanan karena formalin memang seharusnya tidak boleh digunakan pada bahan makanan; Hematuria atau kencing darah juga dapat terjadi setelah mengkonsumsi formalin yang terkandung dalam makanan. Selain urin yang mengandung darah, hematuria juga akan menyebabkan penderita mengalami nyeri diperut bagian bawah dan sering buang air kecil ataupun malah sangat susah untuk buang air kecil; Risiko kanker yang besar karena mengkonsumsi makanan berfomalin dalam jumlah yang besar atau terakumulasi setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung formalin secara terus menerus.
Pada dasarnya formalin merupakan senyawa karsinogenik yang telah banyak diteliti bahkan oleh badan Internasional untuk penelitian kanker (IARC). Zat karsinogenik dapat memecah sel-sel sehingga mempengaruhi perubahan DNA. Kanker yang terbentuk biasanya kanker perut dan kanker kolorektral.
Untuk mengetahui apakah ikan yang akan kita beli mengandung formalin tidaklah sulit. Kita bisa mengetahui ciri-cirinya dari penampilan fisik ikan itu sendiri. Pertama kita bisa melihat dari kulit dan insang. Kulit dan insang ikan berformalin memiliki warna kusam dan pucat. Apabila kita tekan dengan jari, kulit ikan berformalin memiliki tekstur yang keras dan kasar. Selain itu, daging dari ikan berformalin juga terlihat pucat kusam. Aroma khas ikan juga tidak tercium dan lebih mengeluarkan bau asam. Selanjutnya, kita melihat dari bola mata. Bola mata ikan berformalin memiliki bentuk cekung mendalam, warna keruh, serta berlendir. Selain dari penampilan fisik, kita bisa melihat ciri ikan berformalin dari reaksi hewan lain seperti lalat. Lalat akan bereaksi dengan ikan yang masih segar dan tidak akan menghinggapi ikan yang berformalin.
Demikian artikel mengenai bahaya formalin bila dikonsumsi dan cara cara untuk mengenali ikan yang telah diberikan formalin. Semoga para pembaca dapat memahami bahaya bila menggunakan formalin sebagai pengawet dan juga dapat mengenali ikan yang telah diawetkan dengan formalin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H