Diawali dan diakhir dengan PESTA ULANG TAHUNÂ
Membubarkan komunitas Happy Kids karena alasan tertentu (lebih baik tidak diungkapkan daripada nanti menyinggung ke beberapa orang maupun organisasi) bukanlah suatu yang mudah. TERSENYUM, itu PASTI MASIH BISA, walau hati terluka.Â
Bagaimana tidak, komunitas Happy Kids yang diawali dengan 8 orang anak sampai akhirnya bisa lebih dari 150 anak, diwarnai dengan keceriaan, canda, tawa, keseruan (dan sepertinya tidak ada sedihnya) selama 5 tahun harus hilang dengan mendadak.
Diawali dengan PESTA ultah ke-3 seorang anggota Happy Kids, bernama Naphtali Ivan.Â
Sebuh pesta sederhana yang diadakan dengan mengundang teman-teman tanpa rencana yang proper, cukup dengan menghadirkan "Badut" walau yang ultah malah kabur karena takut sama Badut, namun cukup bisa mendatangkan anak-anak yang sedang bermain di taman untuk merapat ke lokasi pesta ultah diadakan,Â
mungkin juga disebabkan adanya suara musik anak-anak yang hingar bingar dan kencang terdengar, menjadi salah satu daya tariknya. Dan acara tersebut langsung berlanjut di setiap jumat mulai jam 5 sore.Â
Diakhiri juga dengan PESTA, Happy Kids ke-5, namun kali ini pastinya tanpa kehadiran Badut, tapi cukup meriah dengan berbagai acara permainan bersama hampir 100 anak yang berkumpul di taman kala itu, dengan 5 kue ulang tahun berbentuk "Mr. Smile" berwarna Kuning ceria, layaknya emoticon di aplikasi-aplikasi masa kini.Â
Berbedanya, kalau 5 tahun sebelumnya di akhir acara diumumkan untuk datang kembali hari jumat depan jam 5 sore, kali ini kebalikannya... pengumuman waktu itu adalah "minggu depan, adik-adik ga usah dateng lagi ya... Happy Kids uda ga ada lagi"Â
Tentunya anak-anak tidak semudah itu mengerti, jumat depan, tetap saja mereka datang, tapi saya sengaja tidak muncul. Hal ini terjadi beberapa minggu, bahkan bulan.Â
Daripada sedih, mending saya berlama-lama di kantor alias lembur sampai malam, sebagai cara mengalihkan pikiran.Â
BUBAR bukan berarti PUTUS KOMUNIKASI
Tidak sama dengan Putus Cinta, Putusnya ikatan rumah tangga, putusnya mitra bisnis ataupun pecahnya sebuah organisasi, yang biasanya diakhiri dengan putusnya juga komunikasi. Â Nah, ini serunya kalau dengan anak-anak, komunikasi masih tetap berjalan.Â
Memang sudah tidak se-intens saat rutinitas Happy Kids, yang berlangsung setiap hari Jumat, Rabu dan Sabtu, di 3 lokasi berbeda namun masih saling berdekatan, sehingga untuk acara-acara tertentu kami bergabung.Â
Bahkan sampai saat ini pun, beberapa anak yang sudah besar, walaupun saya pun terkadang sudah tidak mengenali mereka, karena tentunya wajah ataupun gaya mereka sudah berubah, dulu kecil, sekarang sudah dewasa, tapi mereka masih mengenal saya, buktinya kalau ketemu di jalan, mereka masih menyapa dengan panggilan "KAKAK" - lumayan salah satu strategi untuk membuat diri "awet tua" hehe...
Sungguh 5 tahun dengan kenangan yang indah dan hampir tidak ada kesedihan, karena saya pun tidak bisa ingat apa ya masa sedih atau tidak enak menjalankan giat di komunitas anak-anak yang jauh dari kata "untung secara uang" ini.
Seharusnya dari anak-anak kita bisa belajar bagaimana "berteman dengan tulus" dan "ekspresikan diri dengan karya tanpa takut salah" serta satu lagi nih, yang pastinya ga bakalan ada di kamus orang dewasa.... "uang bukan hambatan"
Segala hal butuh uang, menurut saya bisa ya bisa juga tidak. Kenapa? Karena jaman dulu bukankah ada istilah BARTER? Jadi, yang terpenting adalah bagaimana kita bisa optimalkan semua potensi dan talenta yang ada untuk kita menghasilkan karya yang besar.Â
Yah.... ini benar-benar pendapat pribadi, tidak memaksa untuk memiliki pendapat yang sama. Hanya, pengalaman saya berkata demikian. Â
Salam #WeChange Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H