Mohon tunggu...
Ngesti Setyo Moerni
Ngesti Setyo Moerni Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Berusaha mengurangi yang berakibat rusaknya lingkungan, dimulai dari diriku sendiri dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bambang Harto Berhasil Menyulap Tanah Gersang Jadi Kebun Buah

3 November 2019   23:40 Diperbarui: 3 November 2019   23:58 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagian buah kelengkeng yang berbuah lebat. Gambar.Koleksi Pri.

 Awalnya agak kurang percaya kalau dipelosok Kota Blora Jawa tengah ada kebun buah yang berhasil tumbuh subur, menghasilkan buah berkwalitas tinggi, laku keras dipasaran. Tidak sekedar terasa manis saja buahnya, tetapi memiliki ciri khas cita rasa lain, daging tebal, renyah agak gurih, kalau berbiji, bijinya kecil membuat yang mengunyah daging buahnya itu ingin terus dan terus mengunyah.

Menurut pemilik kebun, tanaman-tanaman itu perlu diperlakukan secara khusus dari segala segi, kenyataannya si tanaman akan memberi sesuatu secara khusus pula  bagi pemiliknya yang peduli & penuh perhatian, memang benar inilah hasilnya, "take and give" itu berlaku bagi hubungan yang terjalin secara baik antara tanaman & manusia(percaya?) 

Sedianya Bambang Harto hanya ingin  memberi motivasi masyarakat yang berdiam disekitar hutan, agar masyarakat memiliki potensi mata pencaharian baru khusus bagi warga masyarakat desa hutan, karena dulunya adalah berupa hutan lebat, berarti masih banyak yang dapat diharapkan untuk dimanfaatkan. Nah sekarang hutan sudah membotak sepertinya tidak ada yang mau menyuburkan lagi dengan tanaman jati seperti aslinya semula.

Aslinya bidang keahlian Bambang Harto adalah motivator, makanya dia bersikeras ingin memotivasi masyarakat desa hutan agar semangat pensejahteraan diri masing-masing masyarakat terpupuk. tetapi motivasi tanpa contoh dan perbuatan nyata itu namanya nyaris omong kosong, untuk itu praktek berkebun buah yang dijajal & sudah dijalani menuju jalan kesuksesan saat ini adalah contoh praktek nyata kiprahnya bermain-main dengan tanah gersang tandus & kering menjadi tanah yang subur dan berkenyataan. Itulah motivasi yang sesungguhnya bagi masyarakat desa hutan yang bertetangga dengan kebun buahnya.

Dimulai lahan awal yang dimiliki seluas 6 hektare di daerah waduk Greneng Kunduran Kabupaten Blora Jawa Tengah, Bambang harus berfikir keras akan ditanami apakah agar dapat dijadikan proyek percontohan bagi masyarakat setempat.

Masyarakat kebanyakan kurang terpacu untuk berjuang & memiliki kreativitas dengan lahan-lahan yang mereka miliki, sepertinya lahan-lahan tersebut kebanyakan tak diolah dibiarkan tandus, kering & gersang, pada akhirnya kalau ada yang mau membeli dilepas, padahal kalau dikelola harta benda mereka tak akan habis.

Ketika melihat lokasi kebun buah Greneng berada tepat didekat sekitar waduk Greneng, Penulis langsung berfikir

"wah . . . untung sekali memiliki tanah luas didekat waduk Greneng tentunya tidak akan kekurangan air." Ternyata bukan demikian, usaha  kebun buah Bambang Harto sekarang ini tidak memanfaatkan air dari waduk Greneng karena sudah memiliki sumber air tersendiri. Asal paham, mencari sumber air dilahan ini juga tidak semudah dilokasi dataran rendah perkotaan.

Menurut Bambang "Meski kebun saya disekitar Waduk Greneng, tetapi sekarang ini saya sama sekali tidak memanfaatkan air waduk tersebut"

Sambungnya "Bersyukur saya menemukan sumber air sendiri yang dapat mencukupi kebutuhan kebun ini, sungguh merupakan karunia tersendiri yang sangat besar dari Tuhan."

Kalau melihat keberhasilan dalam mengelola kebun buah ini diperkirakan hobinya bertanam, tapi menurutnya dia awalnya tidak berjiwa petani atau hobi bertanam, sang motivator ini memang ingin memberikan sumbangsihnya buat tanah kelahiran yaitu agar Kota Blora ini bisa memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan pada dunia luar. 

Keputusannya sangat melawan arus, kenapa melawan arus? Jelas melawan arus lantaran luasan tanah yang dimikinya di tahun 2006 mencapai sekitar 6 hektar ini tidak didapatkan sumber air sama sekali gersang, segersang gersangnya meski dibagian bawah ada waduk yang tidak pernah mengering airnya.

Bersyukur kemudian akhirnya sumber air itu ditemukan, seiring dengan berjalannya waktu ketika tahun 2010 pun tanah yang dimiliki luasannya bertambah menjadi 20 hektare. Sampai sekarang ini lahan yang ada mencapai 29 hektare.

Usaha yang dibarengi dengan niat baik terutamanya melestarikan alam, jalan untuk menuju suatu tujuan pasti ada. Keberuntungan itu masih berpihak padanya karena Bambang bertemu dengan seorang pakar Budidaya tanaman, setelah konsultasi, maka atas anjuran dari seorang teman yang ahli budidaya tanaman tadi bahwa lahan di Greneng ini bagus ditanami dengan tanaman buah kelengkeng dataran rendah, ternyata memang benar  dengan advice tentang budidaya buah-buahan yang dapat ditanam dilokasi tersebut terutamanya kelengkeng ditanam didataran rendah hasilnya menakjubkan.

Disini peran pentingnya seseorang Prakoso Heryono yang ahli budidaya tanaman ini turut membidani lahir & tumbuh kembangnya kebun buah di Greneng ini. Meski tidak meandapingi terus menerus, hanya sebentar, Bambang Harto yang empunya kebun buah Greneng ini sudah menjadi ahli dalam hal bertanam & budidiya tanaman buah.

Buah-buahan yang ditanam mencapai ribuan batang pohon, diantaranya,    

  • Kelengkeng Jumbo
  • Jambu kristal
  • Pepaya Callina
  • Alpukat kendil
  • Durian montong.
  • Srikaya 
  • Sawo
  • Jeruk
  • Mangga jenar.
  • Sirsak madu

Sedangkan sekarang ini buah pepaya yang menjadi primadona adalah pepaya Callina. Varitas Pepaya callina ini hasil temuan dari Prof. Dr.Ir. Sriani Sujiprihati MS. Dari IPB.-Institut Pertanian Bogor. Dengan perlakuan khusus dikebun buah ini rasa buahnya bertambah lezat, manis serta tekstur dagingnya terasa renyah. Dengan sendirinya harga pepaya Callina sudah dipatok lebih tinggi dari pepaya California.

Padahal awal-awal panen pepaya callina, untuk memasarkannya sangat sulit harganya pun jauh sampai dibawah harga pepaya biasa, dikarenakan  pembeli belum paham apa & bagaimana nikmatnya pepaya callina yang sangat berbeda dengan pepaya biasa.

Membangun Kebun Buah yang sangat luas ini sampai sekarang masih banyak menemui kendala, tetapi Bambang Harto, isterinya serta anak-anak menyikapi dengan tenang dan sabar.

Pada waktu penulis mengunjungi lokasi kebun buah Greneng ini, ternyata banyak juga yang berkunjung menikmati pemandangan yang molek karena kontur tanahnya sudah membuat bentukan kebun buah ini memiliki art alami, natural serta menggiurkan, tanaman yang buahnya bergelantungan menggemaskan, rasa-rasanya tidak ingin meninggalkan lokasi ini apalagi jika pengunjungnya berhobi bercocok tanam.

Keberhasailan semacam ini adalah contoh praktek kerja nyata bagi masyarakat sekitar semestinya dapat mengikuti kiprah dari kebun buah Greneng ini, paling tidak dapat menyerap ilmu yang ada, kalau pun mereka minta belajar juga akan diberikan, apalagi hanya ilmu sedangkan bibit buah mangga unggul & langka saja sudah dibagikan kepada 400 KK.

Pemberian bibit ini tidak hanya mangga biasa tetapi mangga Jenar &  sirsak madu yang sudah okulasi atawa sambung pocuk, yang akan cepat berbuah apabila perlakuannya secara intensive & baik.

Dengan kegiatan merangkul masyarakat setempat ini artinya Bambang Harto tidak ingin maju berhasil sendiri, inginnya masyarakat setelah melihat contoh begini juga mau bergiat dengan berbagai cara maupun inovasi demi keberhasilan mereka sendiri. Umpan sudah diberikan, sekarang bagaimana mendapatkan ikannya dengan cara mereka. 

Bersama ibu Bambang Harto & ibu Lilik Lukitwaty Jokowidodo. Gambar koleksi pribadi
Bersama ibu Bambang Harto & ibu Lilik Lukitwaty Jokowidodo. Gambar koleksi pribadi
Berkunjung ke kebun buah Greneng beramai-ramai, akan mendapatkan sensasi luar biasa, misalkan kumpul-kumpul sahabat, memanjakan keceriaan menyatu dengan alam nan subur-subur tandus hehehe . . . .   Sembari memanjakan lidah - perut dengan makanan khas desa Greneng Tunjungan, bersama-sama memanjakan pandangan mata, menikmati semilirnya angin waduk Greneng, saling silaturahim mengenang masa-masa remaja dengan suasana beda.

Waduk Greneng, aset wisata Kota Blora. Gambar koleksi Pribadi
Waduk Greneng, aset wisata Kota Blora. Gambar koleksi Pribadi
Memang terasa sekali moleknya pemandangan disini, dilembah terlihat waduk Greneng yang airnya masih kimplah-kimplah ada riak air waduk oleh dorongan angin, menggambarkan kedamaian hati ditingkah airnya yang tak pernah mengering meski kemarau seperti sekarang ini. 

Pemandangan benar-benar molek dengan hijaunya tanaman buah-buahan yang berbuah lebat, ketika angin sepoi-sepoi meniup ketubuh, membuat enggan untuk beranjak dari kebun buah Greneng.

Namun demikian, meski banyak pengunjung, Bambang Harto tidak mau menyebut lokasi Kebun Buah ini adalah lokasi Agro Wisata. 

"Cukup lokasi Kebun Buah saja" ujarnya.

Penasarannya sudah hilang diganti kagum. Gambar koleksi pribadi
Penasarannya sudah hilang diganti kagum. Gambar koleksi pribadi
Pada intinya mengapa penulis memburu dan penasaran dengan kebun buah di Greneng ini, memang ingin membuktikan sendiri tidak asal kata orang serta agar tidak penasaran hanya karena katanya ada kebun buah ditanah tandus, kering dan gersang.

Malahan sekarang ini Pemerintah Kota sudah memfasilitasi dengan percepatan infrastruktur jalan yang sudah mulus di cor beton, paling tidak jarak tempuh akan semakin singkat nyaman dalam berkendaraan. Panjang jalan dari Kota Blora ke Kebun buah Greneng ini  mencapai sekitaran 22,8 km. Melalui Tunjungan & Maguan.

Laporan pandangan mata ini akan berguna juga untuk meracuni keinginan anda pecinta tanaman, penghobi bercocok tanam agar lebih terpacu & menambah semangat lagi bagi anda. 

Termasuk bagi anda yang menyimpan dana secara penghobi investasi tanah, hayuu jangan hanya bisa membeli tanah untuk investasi saja tetapi dibiarkan balak rungsep nantinya akan tumbuh disana ilalang liar tak bermanfaat, akhirnya akan dijadikan untuk pembuangan & pembakaran sampah saja, padahal lokasi tanahnya subur gembur kandungan unsur hara nya bagus tidak tandus.

Mari kita contoh ketekunan serta niat kuat seorang Bambang Harto yang benar-benar membangun kebun buah dengan tantangan kesulitan tinggi, berakhir dengan keberhasilan luar biasa tanaman buah yang berkuwalitas nomer satu.     

Kita harus percaya, bahwa kesulitan akan berbuah manis, karena dengan lahan yang sulit Alloh Sang Maha Pemberi akan Memberi Karunia dengan rasa buah yang lezat & manis.

-Ngesti Setyo Moerni

Terimakasih untuk.

  • Pak Bambang Harto & Ibu
  • Pak Jokowidodo
  • Ibu Lilik Lukitowaty Jokowidodo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun