Sungguh bertanam hidroponik sama sekali tidak menyia-nyiakan atau membuang-buang air sama sekali karena bertanam secara hidroponik ini tidak memerlukan penyiraman tanaman, air memberikan manfaat kepada tanaman dengan membawa nutrisi didalamnya secara otomatis, benar-benar ramah penggunakan air.
Bertanam hidroponik dengan media air ini lumayan praktis, tidak kotor belepatan tanah, apalagi bergulat dengan cacing-cacing tanah, menguntungkan dari segi kebersihan hasil sayurannya, bersih juga lingkungan disekitar tanaman. Penting adalah perhatian terhadap sirkulasi air jangan sampai ada yang tersumbat karena perakaran yang subur, serta perhatian terhadapan nutrisi yang dilarutkan kedalam sirkulasi air.
Dengan lahan 5000 ribu meter dalam waktu satu tahun sudah kembali modal, padahal jika melihat penunjang keperluan perkebunan sayur ini, saya berfikir berapa besar jumlah rupiah yang dibutuhkan untuk modal awalnya.
Ilmu hidroponik yang dipahami oleh Roni tidak disimpan sendiri tetapi disebar luaskan dengan cara mengajar keliling sesuai permintaan masyarakat yang ingin berkebun sayuran secara hidroponik berjalan hingga sekitar dua tahun Roni memberikan ilmu untuk mencerahkan masyarakat secara rutin berkeliling kemana-mana. Artinya Roni iklas berbagi ilmu tentang hidroponik dari pengalaman keberhasilannya bercocok tanam yang sedang di jalaninya.
Sekarang ini banyak masyarakat menyadari akan pentingnya kesehatan yang berasal dari asupan makanan, karena jika tidak diperhatikan sendiri, banyak timbul aneka penyakit, awalnya memang dari makanan yang terkontaminasi dengan segala macam zat kimia termasuk pembunuh hama didalamnya.
Guna menghindar dari hal tersebut banyak masyarakat beralih ke makanan sehat bebas bahan kimia, untuk itu tanaman organik hidroponik menjadi pilihan para pengkonsumsi makanan sehat untuk mulai berjaga-jaga membentengi tubuhnya dari pencemaran didalam usus yang akan berwisata melalui darah menuju lokasi strategis menjadi titik pusat tubuh manusia yang berimbas kepada berbagai organ tubuh.
Makanan sehat terutama sayuran yang bakal dikonsumsi, utamanya sayuran yang bebas dari racun kimia [pestisida], masih ada lagi bebas dari bacteri E coli terbawa oleh tinja manusia, tinja binatang yang membawa bacteri jelek. Biasanya dari sungai yang sudah tercemar oleh bacteri tersebut. Yang dirasakan penderita biasanya bagian perut, adanya tanda-tanda deare.