Mohon tunggu...
Ngesti Setyo Moerni
Ngesti Setyo Moerni Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Berusaha mengurangi yang berakibat rusaknya lingkungan, dimulai dari diriku sendiri dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Serunya, Berladang di Atap Rumah dengan Media Air

27 September 2016   16:41 Diperbarui: 28 September 2016   04:38 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bertanam sayuran ala hidroponik.Gambar Dokumentasi Pribadi

Mengagumkan memang jika kita dapat melakukan permainan air yang diputar berpilin diedarkan keseluruh paralon berlubang, yang dapat membagikan nutrisi bagi kebutuhan tanaman. Tanaman tersebut diletakkan didalam gelas masuk ke Paralon, dengan istilah lain bertanam ala Hidroponik. Kalau sudah begini tinggal menikmati tumbuh suburnya tanaman sayur yang berwarna hijau tua mengkilat, meski sudah dapat dipanen,  tetapi rasanya sayang untuk dipanen. Biarkan saja tanaman sayur itu terus menghiasi pemandangan disekitar genteng.

Sayiuran hidroponik.Gambar Dokumentasi Pribadi
Sayiuran hidroponik.Gambar Dokumentasi Pribadi
Tak bosan aku bergelut dengan tanaman yang hanya bermedia air berputar ini, sungguh mengasyikkan. Memang segalanya masih terus mencoba dan kebetulan memang aku tangani sendiri. Kenapa tidak dengan ahlinya saja tau beres? Ah! Tidak asyik tak ada seninya, kalau begini terasa sekali susah senangnya mengalami kesulitannya dan jika gagal memang langsung dapat dicari letak kegagalannya, kalau sukses ada rasa  . . . Ehemm . . . dag, dig dug  Alhamdulillah.

Kuncinya mengadakan percobaan hidroponik ini adalah banyak bertanya kepada yang jago hidroponik, kepada mbah google dan bertanya kepada rumput yang bergoyang, hasilnya memang berbagai-bagai situasi dan aneka kesenangan.

Bertanam sayuran ala hidroponik.Gambar Dokumentasi Pribadi
Bertanam sayuran ala hidroponik.Gambar Dokumentasi Pribadi
Ini contoh dari hasil kemauan meski aku perempuan, semua ini dikerjakan sendiri, ya menggergaji peralon, membuat lubang untuk tempat gelas tanaman,  menyiapkan sambungan dob dan peralon ¾ inch untuk membentuk lengkungan sambungan paralon 2 ½ inch. Membuat sambungan dari peralon bagian atas dan bawah agar air lancar beredar, lalu menggantungnya dengan kawat serta membagi instalasi jalannya air dari blok peralon satU, dua, dan tiga.

sayuran pokchay siap panen. Gambar Dokumentasi Pribadi
sayuran pokchay siap panen. Gambar Dokumentasi Pribadi
Hal ini sama dengan nekat mengejar kesenangan tersendiri. Tak apalah menutupi pengadaan kebutuhan dapur, tetapi masih belum maximal terpuaskannya. Baru sedikit saja, kenyataannya memang harus dicoba terus menerus.

Bak dan pompa air untuk hidroponik. Gambar Dokumentasi Pribadi
Bak dan pompa air untuk hidroponik. Gambar Dokumentasi Pribadi
Hanya dengan modal Wadah air, mesin pompa air yang kecil, kawat, paralon 2,5 inchi, dob paralon, keni, lem, selotip kertas besar, pupuk cair yang biasa disebut AB Mix untuk nutrisi.  Satu lagi modal yang amat penting disini adalah “Kemauan”. Menaklukkan yang ini sulit sekali, karena luar sana ada acara bersenang-senang jalan-jalan ke Mall, nonton sinetron ditivi, ngobrol dan lainnya. Tetapi perasaan yang paling menyenangkan adalah mencetuskan Kemauan tersebut, yaitu kemauan berladang di atap rumah.

Yuuu coba deh!

-Ngesti Setyo Moerni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun